Semua Orang Berhak Hidup Sehat dan Produktif

(dokumen pribadi)

Kebanyakan orang mengenal Bill Gates sebagai ahli teknologi komputer dan salah satu orang terkaya sejagat berkat perusahaan Microsoft yang ia dan Paul Allen dirikan pada 1975 berkembang menjadi perusahaan paling bernilai hingga saat ini.

Tahun-tahun belakangan saya menggemari dan mendapatkan banyak insprasi dari Bill Gates sebagai seorang aktivitis sekaligus filantropis. Ia mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation, dan juga kemudian meluncurkan Breakthrough Energy, untuk mengampanyekan energi bersih dan perubahan iklim yang dilanda krisis.

Selama 30 tahun Bill melakukan perjalanan ke banyak negara, terutama negara tertinggal, demi membantu penduduk setempat terkhusus anak-anak di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan bersih. Laporan perjalanan Bill sering saya baca di blog pribadinya: gatesnotes.com. Prinsip Gates Foundation amat mulia: semua orang berhak atas peluang hidup sehat dan produktif.

Sampai pada akhirnya Bill merilis buku penting zaman ini: How To Avoid A Climate Disaster, The Solutions We Have And The Breakthorughs We Need pada awal 2021 silam.

Barangkali Bill bisa menyelesaikan buku setebal 251 halaman ini karena ia tentu banyak beraktifitas di rumah karena sepanjang tahun 2020 dunia dilanda pandemi Covid-19--ia sudah peringatkan kita pada 2015 tentang bahaya wabah mengancam dunia.

Saya baru membacanya pada momen libur akhir tahun 2021 lalu, dan setelah merampungkan saya menilai intisari dari buku luar biasa ini bisa menjadi resolusi pada 2022 yang baru saja kita mulai.

****

Kita perlu menurunkan emisi sampai nol (saat ini 51 miliar ton emisi per tahun), tapi secara bersamaan kita tak bisa berhenti memproduksi barang dan komoditas untuk memenuhi kebutuhan populasi dunia yang terus meningkat. Bisakah kita mewujudkan kedua misi itu secara beriringan?

Tak ada yang mudah. Masalahnya luar biasa kompleks, karena menyentuh hampir semua kegiatan manusia. Bill dengan bantuan para pakar di berbagai bidang fisika, kimia, biologi, teknik, politik, dan ekonomi keuangan, menjelaskan dengan sederhana beserta contoh-contoh terkecil yang kita bisa mulai lakukan sekarang.

Tiap negara harus mengubah cara beroperasinya. Manusia perlu berhenti menambah gas rumah kaca ke atmosfer. Jika tidak, perubahan iklim akan parah dan dampaknya kemungkinan besar adalah bencana.

Bill memberi bukti bahwa belantara hutan di Indonesia ditebang untuk dijadikan kebun sawit. Sehingga alasan mengapa Indonesia adalah penghasil emisi gas rumah kaca keempat terbesar di dunia (hlm. 119). 

Pemerintah negara mana pun harus menyusun program dan kebijakan cerdas (bukan “kebijakan” sebagai kata yang tak jelas dan kedengaran membosankan).

Menurut Bill kita sudah punya beberapa alat yang kita perlukan, tapi belum semuanya. Kita juga perlu melakukan lebih banyak terobosan di bidang sains dan teknologi.  

Pemerintah harus rela membelanjakan lebih banyak uang pajak untuk riset dan mengembangkan inovasi-inovasi. Inovasi di sini bukan hanya mengembangkan alat baru, tapi juga soal mengembangkan kebijakan baru. Termasuk mengubah hukum dan aturan yang ketinggalan zaman dan tak dirancang dengan mempertimbangkan perubahan iklim. Dan itu tak perlu dari nol, karena kita punya banyak pengalaman sebelumnya.

Diperlukan banyak gagasan dan kebiasaan baru, termasuk membuat barang, menumbuhkan tumbuhan, beternak, dan membuang lebih sedikit makanan. Membuang makanan buruk untuk orang tak punya makanan, buruk untuk ekonomi, dan buruk untuk iklim.

Bill menyerukan tindakan seraya menunjukkan teladan. Ia sudah mengurangi mengonsumsi daging meski punya tradisi keluarga menyantap burger yang lezat. Ia pun tak ingin mendapatkan untung jika saham perusahaan tempat investasinya naik tapi tak mengembangkan alternatif dengan nol karbon.

Saya benar-beanr enjoy meresapi makna setiap rangkaian kata dan kalimat yang disusun dengan rapi di buku ini. Paparan Bill sangat segar, menambah banyak pengetahuan, dan mudah dibaca oleh siapa saja.

Hadirnya buku ini juga bisa menjadi panduan yang jelas bagi kita semua terkait percakapan-percakapan yang bertentangan, informasi-informasi yang membingungkan bahkan hoaks mengenai perubahan iklim.

Seperti yang disarankan Bill saat menutup bukunya bahwa kita butuh debat lebih cerdas dan konstruktif dan paling penting perlu memusatkan pada rencana realitistis untuk mengatasi krisis iklim yang semakin mengancam.

Salam.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja