Postingan

Menampilkan postingan dengan label Piala Eropa 2020

Dua Semifinal Klasik Piala Eropa

Gambar
Segera kita akan menyaksikan pertandingan semifinal Piala Eropa 2020. Sembari menunggu, pada kesempatan ini saya ingin mengenang dua pertandingan legendaris semifinal Piala Eropa dengan drama sepak bola yang begitu kuat. **** Masa kanak-kanak pada akhir 1980-an, buku-buku sekolah saya banyak bersampul pesepak bola Belanda, Marco Van Basten dan Ruud Gullit. Waktu itu pasukan "Oranye" yang mengusung "total foetball" kreasi Rinus Michel baru saja memenangkan Piala Eropa 1988 di Jerman Barat. Empat tahun kemudian Belanda yang difavoritkan mempertahankan trofi "Hendry Delauney", justru secara mengejutkan dijungkalkan oleh "anak bawang" Denmark di semi-final melalui drama adu pinalti. Tembakan Van Basten, pemain terbaik dunia, diblok Peter Schmeichel. Denmark lantas menjuarai Piala Eropa 1992 setelah "meledakkan" tim "panser" Jerman di final dengan skor, 2-0, di Stadion Ullevi, Gothenburg. Piala Eropa 1988 dan 1992 adalah awal perj...

Piala Eropa 2020, Gli Azzuri yang Dirindukan

Gambar
Perdana Menteri Italia Giulio Andreotti atau beken disebut Don Giulio, pernah berujar bahwa di Italia, tak ada malaikat dan tak ada setan, yang ada hanya pendosa kecil. Jangan pernah mencari malaikat di Italia meskipun di sana banyak gereja. Berbuat salah, berlaku curang adalah soal biasa saja bagi orang Italia. Melakukan dosa kecil tidak membuat orang masuk neraka asalkan segera bertobat. Sepak bola Italia mencerminkan dengan jelas ujaran Giulio. Sepak bola Italia selalu diwarnai rivalitas abadi, sarat tendensi, dan bahkan mafia sepak bola. Di sana sepak bola adalah metafora kehidupan, sebuah permainan yang harus dituntut menjadi pemenang apa pun caranya, habis perkara. Setiap pemain memainkan perannya dengan 'baik'.  Mereka dilatih bermain tenang, sabar, ulet seperti pecatur yang cermat membaca situasi. Ciri khas paling dikenal dari sepak bola Italia adalah kesederhanaan, yakni konservatif dalam bertahan. Pecinta sepak bola kemudian menyebut cattenacio. Saya generasi milenial...