Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Skandal "Shuttlegate" yang Mencoreng Olimpiade

Gambar
Satu momen pertandingan di Olimpiade paling memalukan dan mencoreng nilai-nilai luhur olahraga Tiba-tiba seisi penonton Wembley Arena, venue badminton Olimpiade London 2012, dan ratusan juta pemirsa televisi disuguhkan dua pertandingan memalukan yang mencederai fair play , di nomor ganda putri antara pasangan terkuat dunia asal China, Yu Yang/Wang Xiao Li, melawan ganda Korsel, Jung Kyung/Kim Ha-na. Satu pertandingan lagi melibatkan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari menghadapi pasangan Korsel lain, Ha Je/Kim Min-jung.  Ganda China, Yang/Wang dengan sengaja mencari kekalahan agar menempati runner up grup, sehingga terhindar kemungkinan duel dengan pasangan senegaranya di semifinal. Skenario China, hanya ingin mereka bertemu di final dengan memborong medali emas dan perak sekaligus. Seperti diketahui hasilnya Yang/Wang "sukses" kalah.  Paralel dengan pertandingan di lapangan sebelahnya, begitu duel Yu Yang/Wang Xiao Li melawan Jung Kyung/Kim Ha-na selesai

Upacara Olimpiade Paris 2024

Gambar
Satu hal yang dinantikan setiap Olimpiade adalah bagaimana upacara pembukaan dipentaskan. Opening ceremony tidak serta merta menjadikan suatu Olimpiade sukses atau tidak, tetapi dapat menentukan suasana. Jika pertunjukan berlangsung spektakuler, megah, dan berkesan kuat, orang akan tertarik menonton games yang akan berlangsung dua pekan. Saya telah mengikuti delapan edisi Olimpiade, masih ingat momen-momen spektakuler pembukaan. Dari Antonio Rebollo melesakkan anak panah api ke kaldron Stadion Olympic Lluis Barcelona 1992; Petinju The Greatest Muhammad Ali dengan tubuh bergetar karena penyakit parkinson syndrome , sukses menyalakan api Olimpiade di kaldron Stadion Olimpiade Atlanta pada 1996. Kemudian momen indah Cathy Freeman, pelari keturunan Aborigin dipercaya menyalakan api Olimpiade Sydney 2000. Pembukaan Beijing 2008 juga membuat terpukau saat pesenam legendaris China, Li Ning "terbang" mengelilingi stadion sambil membawa obor terakhir untuk menyulut api Beijing 2

Menyantap Bakmi Kadin yang Legendaris

Gambar
Selain gudeg, masakan Jogja yang tidak boleh dilewatkan adalah bakmi. Usai kunjungan singkat ke Vredeburg , waktunya kita makan. Kebetulan malam itu, Nisa dan Arman, suaminya, keluarga dari Makassar yang menetap di Jakarta, juga sedang berlibur ke Jogja. Nisa membuat janji bertemu dengan Vera untuk menitipkan barang ke Makassar. Nisa dan Arman sebenarnya sudah makan malam bakmi Pak Pele di pojok Alun-alun Utara, ketika kami masih di Vredeburg. Mereka memberitahu antrian sangat banyak untuk mendapatkan kursi kosong di Pele, maklum musim puncak liburan. Kami memutuskan memilih bakmi di tempat lain yang lebih luas dan juga legendaris, yakni Bakmi Kadin. Selama di Jogja, Arman menyewa mobil, kami akan dijemput dan bersiap menunggu di Jalan Panembahan Senopati, tepat di seberang kantor Bank Indonesia, untuk selanjutnya bergerak ke arah timur ke Jalan Bintaran Kidul, lokasi Bakmi Kadin, tepat di belakang kantor Kadin DIY, yang bisa jadi akhirnya dipakai sebagai merk dagang. Ada juga menyebut

Berkunjung ke Vredeburg

Gambar
"Ziarah Malioboro " berakhir dengan kunjungan ke Museum Benteng Vredeburg. Lokasi Vredeburg sangat strategis, berhadapan langsung dengan Istana Gedung Agung di kawasan di titik nol kilometer Yogyakarta. Awalnya bernama Rustenburg, yang digunakan sebagai benteng pertahanan yang dibangun Belanda pada abad ke-18, tepatnya periode 1765-1790, ketika Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) berkuasa. Pembangunan benteng juga dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan Kesultanan Ngayogyakarta. Benteng Vredeburg telah tercatat sebagai cagar budaya dan sejak diresmikan pada 23 November 1992 beralih fungsi sebagai museum yang bisa dikunjungi oleh masyarakat. Museum ini menyimpan lebih dari 7.000 benda bersejarah. Bangunan Vredeburg bergaya klasik Eropa berdiri kokoh di atas lahan seluas 46.000 meter persegi. Sulit mengalihkan pandangan dari bangunan yang megah dan anggun ini. Waktu kunjungan kami pada Senin 8 Juli 2024 terasa tepat, setelah Museum Vredeburg direvitalisasi dari bulan Maret hing

Menyusuri Wajah Baru Malioboro

Gambar
Usai check -in di eL Hotel di Jalan Dagen pada Senin 8 Juli 2024, Vera dan saya sempatkan beristirahat memulihkan stamina setelah melewati dua malam panjang di Prambanan Jazz. Sedangkan Siti dan Uswa memilih berenang menjelang sore di pool yang berada bersebelahan dengan lobi dan restoran. Sore harinya sekitar pukul 17.30, kami berempat mulai keluar berjalan kaki menikmati suasana Malioboro. Untuk perjalanan kali ini, saya meminjam istilah Henri Gendut Janarto " Ziarah Malioboro ". Start dari Jalan Dagen yang terletak di barat Malioboro, kami bergerak ke arah selatan dengan tujuan utama Benteng Vredeburg dan Titik Nol, perempatan besar Kantor Pos, Bank BNI, Monumen Serangan Umum 1 Maret, dan Jalan Trikora menuju Alun-alun Utara. Ada sesuatu perasaan lega sekaligus takjub berjalan kaki di pedestrian Malioboro yang sudah ditata dengan rapih dan sangat ramah bagi pejalan kaki. Sejak awal 2022 pedagang kaki lima (PKL) yang dulu berjualan di sepanjang trotoar sepanjang 2 kilo me

Sepanjang Jalan Sosrowijayan

Gambar
Prambanan Jazz 2024 rampung pada Minggu 7 Juli 2024 dengan penuh kesan. Masih ada waktu menikmati Jogja hingga Selasa sore sebelum balik ke Makassar. Pada Senin siang 8 Juli 2024, kami ganti penginapan lagi. Dari Hotel Sahid di Jalan Babarsari menuju kawasan Malioboro. Hotel-hotel di pusat kota ini masih mematok tarif tinggi, meskipun tidak semahal pada Sabtu dan Minggu kemarin. Kami mengincar penginapan di Jalan Sosrowijayan. Ini adalah jalan penuh nostalgia buat saya pribadi dan keluarga. Pertama kali datang ke Jogja pada 15 Juli 1997 , bersama ayah, saya menginap di Sosrowijayan, persisnya di Hotel Gembira. Sosrowijayan merupakan kampung kedua setelah Prawirotaman yang terkenal sebagai kampung wisata. Atau sering juga dikenal sebagai "Kampung Bule", merujuk banyak turis asing menginap di sana karena harga penginapan yang terjangkau. Dijadikan juga homestay dalam waktu lama, bisa sebulan atau dua bulan. Sosrowijayan menempati ruas jalan sepanjang lima ratus meter banya

Bagaimana Spanyol Menaklukkan Eropa dan Dunia

Gambar
Saya pecinta sepak bola yang tumbuh menyaksikan kiprah sepak bola Spanyol. Sebelum era kejayaan, mereka juga mengalami penderitaan dalam penantian panjang. Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat pertama kali saya menyaksikan pertandingan tim Spanyol di turnamen besar. La Furia Roja melaju ke babak delapan besar melawan Italia di Stadion Foxboro, Boston. Spanyol dan Italia adalah favorit karena diperkuat kumpulan pemain terbaik. Italia dibintangi Roberto Baggio, Roberto Donadoni, Antonio Conte, dan Paolo Maldini. Sedangkan Spanyol mengandalkan Andoni Zubizaretta, Miguel Angel Nadal, Pep Guardiola, dan Luis Enrique. Disebut juga lanjutan rivalitas AC Milan versus Barcelona yang bertemu di final Piala Champions di Athena. Milan menghancurkan Barcelona ketika itu yang lebih dijagokan. Pertarungan sangat menarik, keras, dan sedikit brutal. Italia mengalahkan Spanyol 2-1, dua gol dari Italia diciptakan Dino Baggio di babak pertama dan gol penentu kemenangan diciptakan Roberto Baggio pada men

Perjalanan ke Prambanan Jazz

Gambar
Agenda utama ke Jogja kali ini sejatinya adalah menghadiri Prambanan Jazz 2024 yang dilaksanakan pada 5, 6, 7 Juli 2024. Event ke-10 ini mengusung tema "Satu Dekade Bersama", kolaborasi antarmusisi, seniman, jurnalis, hingga komunitas penggiat seni. Tiba di Stasiun Tugu pada Sabtu siang 6 Juli 2024 saat kota Jogja disesaki wisatawan, membuat kami kesulitan mendapatkan kamar hotel bagus, hanya tersedia satu-dua di Maliboro, itupun harganya sudah lebih 3 juta rupiah per malam. Akhirnya kami hanya bisa menginap di  Red Doorz near  Pascasarjana UGM seharga 800 ribu rupiah per malam, padahal harga normalnya 250 ribu rupiah. Sebetulnya lebih tepat disebut kamar kos daripada kamar hotel. Rencana awal Vera dan saya berangkat ke Candi Prambanan pada pukul 17.00 setelah mengantar Siti dan Uswa main ke Concert Hall Taman Budaya, di Jalan Sriwedani Gondomanan, karena di sana ada konser JKT 48 dengan tajuk "Aturan Anti Cinta". Kami menggunakan grabcar  menembus kemacetan Jogja a

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja

Gambar
Pada Sabtu 6 Juli 2024 lalu, kami sekeluarga melakukan perjalanan dari Makassar tujuan Jogja, mengisi liburan sekolah beberapa hari. Tiket penerbangan langsung dari Makassar ke Jogja harganya sudah sangat mahal, dan juga tak bisa mengejar untuk tiba di Jogja sebelum sore. Sehingga  paling memungkinkan adalah mengambil penerbangan paling awal ke Surabaya, dan kemudian melanjutkan dengan moda kereta api, dengan perkiraan tiba di Jogja sebelum siang. Di sela pertandingan perempat final Piala Eropa antara tuan rumah Jerman melawan Spanyol, pada pukul 01.30 kami meninggalkan rumah menuju Bandara Sultan Hasanuddin yang memiliki terminal baru menggantikan terminal lama yang sesak dan panas. Setelah melewati proses  check - in , pemeriksaan keamanan, dan  boarding  yang cukup ribet, akhirnya kami bisa menaiki pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG-353 pada pukul 04.30 Wita. Menempuh perjalanan 70 menit, kami pun tiba di Juanda pukul 05.17 WIB. Usai menunggu bagasi dan sembahyang subuh, k