Tiga Poros Pemilihan Presiden 2024
Tahun 2024 kita melaksanakan pemilu dan akan punya presiden dan wakil presiden baru menggantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada 20 Oktober.
Pilpres merupakan instrumen sekaligus momentum terbaik bagi rakyat mengambil keputusan besar. Selalu ada dua kehendak publik, yakni, pertama melanjutkan kebijakan pemerintahan, dan kedua adalah kehendak perubahan karena kurang puas dengan pemerintahan dengan segala kebijakannya.
Setelah bertahun-tahun partai-partai politik yang punya kursi di parlemen saling menjajaki, saling berunding, dan saling bernegosiasi, pada akhirnya berkompromi dan bersepakat yang melahirkan tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Pasangan nomor urut satu adalah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) diusung gabungan partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Anies sebelumnya adalah Gubernur DKI Jakarta hasil pilgub 2017 yang sangat mencekam. Anies memimpin Jakarta tak lepas dari beragam kontroversial. Ia berlatar intelektual muda yang berpengaruh. Bicaranya teratur dengan penggunaan pilihan kata yang membuat orang termotivasi dan terinspirasi. Pernah diakui sebagai intelektual visioner di kawasan Asia ketika menjabat Rektor Universitas Paramadina Jakarta. Pernah pula menjabat sebagai Mendikbud pada 2014 sebelum ia dicopot Presiden Jokowi pada 2016.
Anies didampingi Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB sejak 2008, yang secara mengejutkan hengkang dari koalisi Prabowo Subianto yang sudah dibangun bertahun-tahun. Cak Imin bisa dibilang politisi ulung. Langkah-langkah dan keputusan yang selama ini ia ambil terbukti membawa PKB sebagai parpol yang konsisten di jajaran partai menengah yang cukup berpengaruh dalam pembuatan kebijakan nasional yang strategis. Dengan kekuatan militan PKB, Cak Imin punya posisi tawar yang kuat dalam penentuan calon presiden dan wakil presiden, yang pada akhirnya tiket tersebut ia gunakan sendiri.
Pasangan AMIN seperti memperkuat adagium politik bahwa tidak ada (sahabat-musuh) yang abadi. Pada pilpres 2014 Anies adalah orang terdekat Jokowi menghadapi rivalitas dengan Prabowo Subianto. Lalu pada 2016 Prabowo justru mengusung Anies maju pada pilgub DKI untuk menantang Ahok yang disokong Jokowi. Situasi 2024 kembali berubah, Anies dituding meninggalkan Prabowo untuk dicalonkan oleh partai politik lain. Justru sekarang Prabowo dan Jokowi bersekondang, menggandeng Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presidennya.
Prabowo dengan Gibran diusung koalisi besar partai politik, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat. Tiga partai non parlemen, PSI, Partai Gelora, dan PBB juga bergabung.
Prabowo adalah calon presiden paling berpengalaman. Ini pertarungan keempat bagi purnawiran Jenderal mantan Pangkostrad tersebut. Pertama pada pilpres 2009 Prabowo maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Kemudian pada Pilpres 2014 ia maju berpasangan dengan Hatta Radjasa, namun dikalahkan pasangan Jokowi dengan Jusuf Kalla. Lima tahun berselang ia kembali maju berpasangan dengan Sandiaga Uno untuk menantang Jokowi yang dipasangkan dengan KH Ma'ruf Amin. lagi-lagi Prabowo takluk.
Pencalonan Gibran dituding melabarak konstitusi karena usia Gibran belum memenuhi syarat yakni minimal 40. Karena Mahkamah Konstitusi yang diketuai Anwar Usman yang merupakan paman dari Gibran, aturan itu diubah demi memberikan karpet merah pada putra presiden yang sedang berkuasa sangat kuat.
Poros ketiga adalah pasangan Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD. Pasangan ini diusung gabungan PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Perindo.
Ganjar adalah satu kader terbaik PDI Perjuangan, yang menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode (2013-2023). Popularitas Ganjar sempat digaungkan sebagai penerus Jokowi, karena sama-sama berasal dari partai yang sama yakni PDI Perjuangan, dan provinsi yang sama yakni Jawa Tengah.
Calon wakil Ganjar adalah Mahfud MD, akademisi profesor hukum, yang pernah menjabat di tiga cabang kekuasaan (trias politica), yakni, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ia pernah menjadi anggota DPR, Menteri Pertahanan, Ketua Mahkamah Konstitusi, dan saat ini masih menjabat sebagai Menko Polkam.
Pilpres 2024 selain pertarungan tiga pasangan kandidat, juga merupakan ajang kompetisi bergengsi tiga tokoh besar di tingkat pusat yang selama ini menguasai perpolitikan Indonesia. Ketiganya bisa dijuluki king maker dalam kontestasi ini, mereka adalah Surya Paloh pada pasangan Anies-Muhaimin; Jokowi pada pasangan Prabowo-Gibran; dan Megawati Soekarnoputri pada pasangan Ganjar-Mahfud.
Pilpres 2024 juga merupakan pertarungan dari kekuatan politik yang sudah punya perencanaan strategis jangka panjang. Sederhana alasannya, ini adalah pertarungan terbuka karena petahana tidak lagi bertarung, siapapun yang menang pada 2024, berpeluang sangat besar peluangnya mendominasi politik nasional selanjutnya, setidaknya hingga 2034.
Apakah Anda sudah menentukan pilihan?
Komentar
Posting Komentar