Piala Eropa 2024 Jerman yang Dinanti-nantikan Telah Tiba

arsip pribadi

Piala Eropa 2024 yang kita nanti-nantikan akhirnya tiba. Ini Piala Eropa ke-8 yang saya ikuti sejak Euro 1996 di Inggris.

Dalam 31 hari kedepan, 24 negara peserta, 51 pertandingan akan digelar di 10 stadion megah di kota-kota Jerman. 

Menjadi tuan rumah ajang akbar seperti Piala Eropa bagi Jerman, seperti etalase untuk memamerkan tingginya standar mereka menghelat ajang besar yang menjadi sorotan global. Budaya sepak bola, stadion representatif, sistem transportasi canggih, akomodasi dan fasilitas memadai membuat orang berdecak kagum.

Jerman ingin mengulang kisah sukses menggelar World Cup 2006 yang luar biasa berkesan bagi pecinta sepak bola.

****

Piala Eropa edisi ke-17 ini akan dibuka pertandingan menarik, tuan rumah Jerman melawan Skotlandia di Stadion Allianz Arena, Munchen.

Jerman adalah negara tersukses di ajang Piala Eropa, tiga kali juara dan tiga kali finalis. Namun mereka terakhir juara 28 tahun silam, yakni Piala Eropa 1996 di Inggris. Ketika itu Jerman dikapteni Jurgen Klinsmann dan ditukangi Berti Vogts, pelatih berwajah pucat dingin.

Saya ingin berbicara Jerman dari rentang itu (1996-2024), karena saya mengikuti kiprah tim Ubber Alles turnamen setelahnya, Piala Eropa dan Piala Dunia.

Setelah Klinsmann menerima trofi 'Henri Delauney' dari Ratu Elizabet II di Stadio Wembley klasik pada 1996, enam Euro selanjutnya Jerman seperti melempem, walaupun sempat memenangkan Piala Dunia 2014. Der Panser dua kali kandas di penyisihan grup (2000 dan 2004); sekali perdelapan final (2020); dua kali semifinalis (2012 dan 2016); serta sekali runner-up (2008).

Jika kita persempit lagi, Jerman tidak bisa bersaing di level atas pada tiga turnamen terakhir (Piala Dunia 2018, Euro 2020 (diselenggarakan pada 2021), dan Piala Dunia 2022). Pencapaian yang tidak mencerminkan predikat Jerman sebagai tim spesialis turnamen.

Sejak dipermalukan di Piala Dunia Qatar 2022, Jerman kesulitan bangkit sepanjang tahun 2023 untuk persiapan Euro 2024. Status tuan rumah yang otomatis tidak ikut babak kualifikasi yang kompetitif, menjadikan mereka tidak solid, tidak terbiasa pada laga penuh tekanan, jadi sering kalah dari tim biasa-biasa saja. Puncaknya Panser dihajar Jepang 1-4 pada September 2023 di Wolfsbrug, yang membuat federasi DFB memecat Hansi Flick.

Kemudian Julian Nagelsmann yang berusia 36 tahun datang mencoba memulihkan nama besar itu. Momentumnya berbalik ketika Nagelsmann berhasil membujuk playmaker kelas dunia Toni Kross bergabung pada Maret 2024.

Setelah Kross turun gunung dari pensiunnya di timnas, Nagelsmann meracik dan mulai menemukan formasi idealnya, membangun kekuatan seimbang pertahanan dan serangan. Dua kemenangan penting atas Perancis (2-0) dan atas Belanda (2-1) pada April lalu perlahan memberi keyakinan bahwa Jerman sudah siap bertarung. Segalanya berbalik, Jerman kembali menjadi satu favorit Piala Eropa di kandang sendiri.

Pasukan Nagelsmann merupakan gabungan pemain senior berpengalaman, poros kiper Manuel Neuer, bek Antonio Rudiger, gelandang Ilkay Gundogan, Toni Kross, striker Kay Haverzt. Kelimanya adalah pemenang Liga Champions minimal sekali. Poros senior itu akan mementor dan membimbing talenta-talenta muda berbakat, dari Nico Schlotterbeck, Jamal Musiala, Florian Writz, dan Niclas Fullkrug.

Ujian pertama Panser adalah mengalahkan Skotlandia malam nanti, setelah opening ceremony. Skotlandia peringkat 39 FIFA, jelas tidak diunggulkan. Namun pasukan "Laskar Tartan" tidak akan memberikan kemenangan mudah begitu saja. Lagi pula semua tekanan ada pada Jerman.

Tim besutan Steve Clarke, mantan asisten Jose Mourinho di Chelsea sudah teruji tahan banting. Mereka lolos dari kualifikasi grup yang dihuni Spanyol dan Norwegia yang diperkuat Erlind Haaland. Barisan Skotlandia mengandalkan Scoot McTominay (Manchester United), Andrew Robertsoon (Liverpool), dan Billy Gilmour (Brighton) yang bisa jadi menemukan puncak performanya di pertandingan ini. 

Mereka sejatinya punya modal dan kemampuan untuk mengejutkan dan merusak pesta yang sudah disiapkan jutaan fans Jerman. Skotlandia datang ke Jerman mengincar peluang untuk menciptakan sejarah, sebagai tim skotlandia pertama yang lolos ke babak gugur turnamen mayor.

Selalu tak muda menjalani pertandingan pembuka turnamen akbar. Namun ini ini waktunya Nationalmannschaft bangkit di rumah sendiri. Mereka siap melangkah jauh bahkan menjuarai turnamen di rumah sendiri, seperti yang terjadi pada Piala Dunia 1974, 50 tahun lalu yang dipimpin "Sang Kaisar" Franz Beckenbauer. Walaupun Jerman juga pernah gagal menjadi kampiun saat menjadi tuan rumah Piala Eropa 1988.

Mari kita nikmati pesta bola di musim panas 2024. Lupakan sejenak nestapa yang mendera.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja