Drama Calon Arang: Uswa Sebagai Ratna Manggali

Pada Senin 24 Februari 2025 merupakan hari yang sangat istimewa. Pagi pukul 8:15, dengan memboyong kopi americano, saya sudah duduk di barisan depan di Auditorium Sekolah Islam Athirah, bersiap menyaksikan pertunjukan seni drama berjudul "The Story of Arang" yang akan dipentaskan siswa Grade-3 Al-Alim SD Islam Athirah, arahan wali kelas Ms. Fira.

Saya memenuhi undangan Uzwatun Noor Shasmeen, atau disapa Uswa, anak kedua kami, siswa kelas Al-Alim. Sebenarnya rencana awal pementasan pada Jumat, 14 Februari 2025, tapi terpaksa ditunda karena sekolah diliburkan pada 12-14 Februari 2025 akibat kota Makassar mengalami banjir yang cukup parah. 

Uswa memberitahu ia berperan sebagai Ratna Manggali, anak dari Calon Arang yang akan diperankan oleh Umay, teman akrabnya. Sebelumnya saya hanya pernah mendengar samar-samar kisah Calon Arang, tapi tidak tahu persis jalan ceritanya. Meski penasaran saya tak tertarik mencarinya di mesin pencari google. Saya hanya ingin mengetahuinya dengan menyaksikan langsung pementasan Uswa dan teman kelasnya.

****

Pertunjukan dibuka penampilan tujuh penari: Uswa, Umay, Gadis, Zeeze, Aish, Anora, dan Yumna yang membawakan medley nusantara danceSik-Sik Sibatumanikam, Cublak-Cublak Suweng, Ampar-Ampar Pisang, Rasa Sayange, Bungong Jeumpa.

Mereka menutupnya dengan membawakan Tanah Airku dengan koreografi yang syahdu, perwujudan rasa syukur dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia yang sangat kaya dan indah. Tentu saja penampilan hebat ini mendapatkan tepuk tangan meriah ratusan penonton yang kebanyakan orang tua siswa.

Setelah opening MC, tahfiz Al-Alim, opening mind dari siswa Aisha Deapati yang mewakili sambutan Kepala Sekolah Pak Khasan, maka tepat pukul 8:35, sebagian lighting auditorium dipadamkan, kemudian bergeser fokus menyorot panggung luas dengan konsep tradisional. Tanda pertunjukan drama segera dimulai.

"The Story of Calon Arang" adalah cerita rakyat yang terkenal dari Jawa dan Bali. Di pementasan ini Icha dan Quena sebagai narator mengisahkan seorang perempuan janda bernama Calon Arang yang suka berbuat jahat dengan ilmu sihir, sehingga meresahkan penduduk desa bahkan kerajaan yang diperintah oleh Paduka Raja Airlangga (diperankan Rendra).

Calon Arang memiliki anak perempuan yang sangat cantik bernama Ratna Manggali. Berkat kecantikannya Ratna Manggali memikat para pemuda desa, namun tak ada yang berani mendekatinya karena Calon Arang terkenal punya ilmu sihir jahat.

Mengetahui anaknya diejek dan dihina, Calon Arang sangat marah kemudian melakukan pembalasan dengan menaburkan serbuk-serbuk beracun ke segala penjuru desa untuk menyebarkan wabah penyakit kepada banyak warga desa. Akibatnya sebagian besar warga desa mengalami penyakit gatal-gatal.

Raja Airlangga kemudian turun tangan dan memerintahkan Mpu Barada (diperankan Rafa) untuk menumpas kejahatan Calon Arang yang sudah keterlaluan membuat kekacauan di desa yang sebelumnya damai dan tentram.

Mpu Bahula (diperankan Kevin) yang juga diperintahkan raja justru berani melamar Ratna Manggali. Dengan cara mengawini Ratna Manggali, Mpu Bahula yakin bisa membuat Calon Arang bertaubat.

Ketika meminang Ratna Manggali, Mpu Bahula memohon kepada Calon Arang untuk menarik wabah penyakit yang sudah ia lakukan dengan ilmu sihirnya. Ratna Manggali mendukung calon suaminya,

"Betul, ibu, kini kita bisa berdamai dengan warga", Ratna Manggali memohon pada ibunya, Calon Arang.

Perwakinan Ratna Manggali dengan Mpu Bahula pun dilaksankan dengan pesta meriah yang dihadiri seluruh warga. Ketikan pengantin duduk berdampingan di pelaminan mereka dihibur penampilan grup tari yang membawakan tari "Manuk Dadali" dengan sangat baik. Para tamu bergiliran memberikan selamat dan doa restu kepada pengantin. Pada adegan ini Pak Khasan dan guru-guru ikut memberikan selamat yang membuat riuh para penonton, layaknya perkawinan sungguhan.

Setelah perkawinan, Mpu Bahula bertanya pada Ratna Manggali, apa yang menyebabkan ibunya Calon Arang memiliki ilmu sihir? Ternyata Calon Arang memiliki kitab pancasona ilmu-ilmu sihir yang membuatnya sakti mandraguna. Mpu Bahula kemudian meminta Ratna Manggali mengambil kitab tersebut untuk diserahkan pada Panglima Mpu Barada (diperankan Dewa).

Setelah kitabnya diambil, kesaktian ilmu sihir Calon Arang hilang semuanya. Kemudian Calon Arang mati dalam pertarungan dengan Mpu Barada.

Ratna Manggali bersedih atas kematian ibunya, namun kemudian warga desa kembali hidup dengan rukun damai. Begitu juga Ratna Manggali dengan Mpu Bahula sebagai pasangan suami istri yang saling mengasihi dan mencintai.

Pementasan diakhir dengan seluruh siswa Al-Alim menyanyikan lagu Dunia Sementara Akhirat Selamanya. Begini kutipan liriknya:

"Orang kaya mati/ orang miskin mati/ raja-raja mati/ rakyat biasa mati/ semua pergi menghadap ilahi/ dunia yang dicari/ tak ada yang berarti...."

Saya masih terpaku saat pertunjukan telah selesai dalam durasi 45 menit, tak menyangka akan terbawa suasana yang dalam. Beberapa adegan membuat saya terharu sudah menyaksikan Uswa dan temannya menampilkan drama yang sarat pesan moral ini.

Mereka sudah berani mengekpresikan bakat dan potensinya dengan kreativitas dan berkolaborasi. Saya tahu benar pertunjukan ini dipersiapkan sebaik-baiknya, mereka semangat latihan akting. Juga didukung musik pengiring, kostum yang pas, dan lighting bagus yang membuat pementasan ini sangat berkesan, membawa kenangan bagi Uswa, seluruh siswa Al-Alim, guru, dan orangtua yang sangat bangga dan bersyukur.

Wonderful drama performance!!!















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja

Perjalanan ke Prambanan Jazz