Review GEN, Perjalanan Menuju Pusat Kehidupan

Siddharta Mukherje menulis buku Gen, Perjalanan Menuju Pusat Kehidupan dari pemikiran kisah pribadi keluarganya yang sangat menyentuh. Ia adalah dokter spesialis dan peneliti kanker, ia merupakan lulusan Stanford University, Oxford University, dan Harvard Medical School, kini asisten profesor kedokteran di Columbia University, 

Di buku Gen, Siddharta menjelaskan secara mendalam tentang sejarah gen, dan jawaban meyakinkan atas pertanyaan yang menentukan tentang masa depan. Apa yang membentuk diri, sifat, bahkan nasib manusia? Bagaimana pencarian sifat antargenerasi ketika kita belajar "membaca" dan "menulis" informasi genetik kita sendiri? 

Ternyata unsur itu bukan sesuatu yang gaib, bukan bintang-bintang jauh, melainkan ada dalam diri kita, berwujud fisik sehingga bisa ditemukan upaya sains yang terus tumbuh: gen, instruksi pembentukan dan pengoperasian tubuh yang tertulis di molekul asam deoksiribonuklat (DNA) di seluruh kita, tulis Siddharta.

Memahami dan memanipulasi genom manusia mengubah pengertian kita tentang manusia dan kehidupannya. Mustahil memahami biologi ataupun evolusi organisme dan sel- atau perilaku, watak, penyakit, ras, identitas, patologi manusia, sampai nasib-tanpa terlebih dahulu memahami konsep gen.

Siddharta seperti menuliskan dengan lancar "biografi" gen, ia dengan memukau memaparkan kisah sejarah gen dan implikasinya terhadap masa depan yang menarik dan mudah dipahami.

Dari pernyataan Aristoteles pada 350 SM bahwa informasi turunan diwariskan dalam bentuk pesan-pesan; teori Charles Darwin yang dibukukan On the Origin of Species pada 1859; ekperimen kacang polong Gregor Mendel pada 1865 yang tenggelam selama 30 tahun; Morgan dan timnya menemukan tautan genetis dan "pindah silang" pada awal abad ke-19; penemuan struktur DNA oleh James Watson, Francis Crick, Maurice Wilkins, dan Rosalin Franklind pada 1953. Hingga abad ke-21 yang revolusioner dengan memetakan genom manusia.

Dengan cekatan Siddharta mengurai evolusi gen dari waktu ke waktu kemudian mengaitkannya sebagai ilmu pengetahuan yang teramat luas bidangnya: sejarah, politik, budaya, moralitas. 

Pecahnya Perang Dunia I pada Revolusi Russia pada 1917, sebagai contoh, berhubungan kuat dengan gen. Konsekuensi menjangkau jauh di luar biologi, menghapuskan semua perbedaan individu dan kasus rasisme mengerikan.

Pemimpin Nazi, Adolf Hitler mengambil kebijakan pembersihan ras, karena membaca karya dokter Alfred Ploetz, dan percaya bahwa gen-gen cacat pelan-pelan meracuni bangsa dan menghalangi terlahir kembalinya negara kuat dan sehat, pada bab "hidup yang tidak pantas dijalani" (lebensunwertes leben). 

Dia menerapkannya pada 1933, lima bulan setelah Undang-undang pemberian kuasa, dan membuat Undang-Undang Pencegahan Keturunan Berpenyakit Genetis, yang dikenal sebagai Undang-undang kebiri.

Saya juga menjadi tahu cerita pada 1927 tentang perempuan bernama Carrie Buck yang disterilasi melalui pemotongan tuba rahim karena ibunya Emma Buck didiagnosis keterbelakangan mental (imbesil), yang belakangan terbukti sebagai kesalahan fatal memahami cabang sains baru genetika. 

Pada bagian akhir kita diceritakan kisah tragis pemuda Jesse Gelsinger, yang meninggal dunia pada September 1999, setelah menjalani uji klinis pertama terapi gen, yang dinilai terburu-terburu. Kematian Jesse mengguncang bidang sains gen dan penelitian biologis lebih luas. Sampai mendapat titik balik pada saat  naskah sekuens Human Genome Project diumumkan pada tahun 2000.

Siddharta menutup bukunya dengan menyimpulkan masa depan genetika manusia akan dibangun di atas dua unsur mendasar. Yang pertama adalah “diagnosis genetis”- gagasan bahwa gen bisa digunakan untuk memperediksi atau menentukan penyakit, identitas, pilihan, dan takdir. Yang kedua adalah “pengubahan genetis”, bahwa gen bisa diubah untuk mengubah masa depan penyakit, pilihan, dan takdir.

Gen adalah buku untuk khalayak umum yang mencerahkan.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja

Perjalanan ke Prambanan Jazz