Menikmati Upacara Pembukaan Asian Games 2022 Hangzhou

(sumber:https://www.hangzhou2022.cn/En/wonderfulatlas/202309/t20230924_72399.shtml

Tadi malam Sabtu 23 September 2023, saya menyaksikan secara streaming upacara pembukaan Asian Games ke-19 Hangzhou, China.

Ini Asian Games yang ke-8 yang bisa saya rasakan atmosfernya sejak Asian Games ke-12 di Hiroshima 1994. Tentu saja Asian Games ke-18 di Jakarta-Palembang paling berkesan dan paling emosional karena saya hadir langsung menyaksikan upacara pembukaan di Stadion Gelora Bung Karno pada Sabtu 18 Agustus 2018.

Opening ceremony adalah gengsi negara tuan rumah multievent. Jika dipentaskan meriah, spektakuler, dan berkesan kuat, itu akan berdampak pada kesuksesan ajang secara keseluruhan, terutama membangkitkan animo fans yang akan menyaksikan games di seluruh cabang olahraga selama 16 hari penyelenggaraan.

Opening ceremony juga menjadi panggung besar bagi negara host untuk menunjukkan pengaruh kuat dan memamerkan identitas dan jatidiri negara pada masyarakat global.

Tuan rumah China adalah negara besar, kaya raya sebagai penguasa ekonomi dunia, dan superior bidang olahraga. Negara "Tirai Bambu" pernah sukses menggelar Olimpiade 2008 sekaligus tampil sebagai juara umum mengalahkan Amerika Serikat. Untuk ajang Asian Games, dalam 32 tahun terkahir China telah menggelar tiga Asian Games di tiga kota berbeda: Beijing 1990, Guangzhou 2010, dan kali ini Hangzhou 2022 yang dimundurkan pada 2023 ini karena pandemi Covid-19.

                                                      ****

Sebanyak 50.000 penonton yang memadati Stadion Pusat Olahraga Olimpiade Hangzhou, Provinsi Zhejiang, bersorak gemuruh menyambut kedatangan Presiden Xi Jinping dan Madam Peng Liyuan di tribun kehormatan tanda upacara pembukaan Asian Games 19 segara berlangsung.

Upacara pembukaan juga dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara dan pejabat internasional, Presiden Bashar al-Assad dari Suriah, Putra Mahkota Sheikh Meshal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dari Kuwait, Perdana Menteri Xanana Gusmao dari Timor-Leste, Perdana Menteri Han Duck-soo dari Republik Korea, dan Presiden IOC Thomas Bach.

Opening ceremony mengambil inspirasi mulai dari budaya China kuno sejak Dinasti Song (970-1279) hingga citra modern kota Hangzhou yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya.

Upacara terdiri dari 15 segmen yang meliputi parade atlet, pertunjukan seni dan teknologi mutakhir, dan penyulutan api Asian Games di kaldron digital, sesuai dengan misi sebagai ajang paling inovatif dan ramah lingkungan.

Hangzhou mengusung tema "Tides Surging in Asia",  di mana material air memainkan peran sentral sepanjang acara. Simbol yang melambangkan kenangan Sungai Qiantang, kegembiraan olahraga, semangat zaman yang menggambarkan hubungan antara China, Asia, dan dunia global. Disajikan dengan cara yang menarik dan berteknologi tinggi, mengekspresikan keramahtamahan tuan rumah dan harapan menyatukan dunia melalui olahraga.

Upacara dimulai tarian syahdu yang mengantar pengibaran bendera dan national anthem China. Kemudian parade defile kontingen atlet masuk dalam urutan abjad dikawal tiga maskot yang lucu: Chenchen, Congcong, dan Lianlian.

Kontingen Afghanistan membuka parade hingga ditutup tuan rumah China yang mengenakan setelan jas biru dengan celana atau rok putih mendapat sorak gemuruh. Kontingen China diperkuat 886 atlet yang bertanding di semua nomor di 40 cabang olahraga.

Negara besar seperti Korea, Jepang, Uzbeskistan, dan Thailand juga mencuri perhatian penonton. Kontingen Indonesia sendiri mengenakan seragam bernuansa hitam dari pakaian adat Rote dan Betawi, dengan dua pasangan atlet Hernanda Zulfi dan Nandhira Mauriska memimpin barisan dengan mengibarkan bendera merah putih.

Selama parade, bangunan-bangunan terkenal dari berbagai negara dan wilayah Asia juga ditampilkan pada layar lantai dan vertikal, dengan berbagai ornamen disebar ke seluruh stadion, memungkinkan para atlet dan penonton untuk menikmati pemandangan kota yang indah dengan pesan hidup berdampingan dan harmoni.

Wang Hao, presiden Komite Penyelenggara Asian Games Hangzhou ke-19 yang juga Gubernur Provinsi Zhejiang, mengatakan Hangzhou merasa terhormat menjadi tuan rumah acara akbar ini, di mana persahabatan dan saling menghormati diperkuat.

Raja Randhir Singh, penjabat Presiden Olimpic Council of Asia (OCA), berpidato setelah Wang, menyampaikan apresiasi kepada China yang tetap tekun, berkomitmen, dan bertekad menyelenggarakan Asian Games dengan megah walaupun mengalami penundaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Kami berharap seluruh peserta dapat menjalin komunikasi yang lebih erat, saling menghargai budaya satu sama lain, membangun persahabatan yang lebih kuat, dan menemukan kebahagiaan selama Asian Games." ujar Raja Randhir di podium.

Pada pukul 21.16 waktu Hangzhou, tanpa berpanjang-panjang, Presiden Xi Jinping mendeklarasikan secara resmi Asian Games ke-19. Event yang diikuti hampir 12.500 atlet dari 45 negara dan berkompetisi di 40 cabang olahraga, termasuk cabang khas Asia seperti wushu, sepak takraw, dan catur.

Setelah dibuka Xi Jinping, upacara kembali mementaskan pertunjukan budaya artistik bertema "Gelombang Pasang Surut di Asia", menangkap imajinasi penonton dengan proyeksi menakjubkan yang menggambarkan masa lalu hingga masa kini kota modern Hangzhou.

Ciri penting lainnya dari upacara ini adalah tidak adanya kembang api sungguhan. Sebaliknya, dengan animasi 3D, kembang api elektronik tanpa asap dipamerkan. Teknologi dan tradisi berpadu dalam ekstravaganza di Stadion Hangzhou.

Upacara pembukaan mencapai klimakas saat penyulutan api di kaldron digital yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ribuan percikan api virtual, mewakili peserta estafet obor online, membentuk konfigurasi manusia pembawa obor, yang berlari ke dalam stadion bersama dengan pembawa akhir estafet fisik, perenang juara Olimpiade, Wang Shun, yang kemudian menyulut api virtual di kaldron digital, menara kaldron utama terdiri dari 19 kolom berbeda yang disusun dalam formasi "gelombang", sebagai tanda Asian Games edisi 19.

Upacara pembukaan menakjubkan yang dihelat di Hangzhou semakin membuktikan reputasi China dalam supremasi olahraga dunia. Impian China untuk menguasai dunia yang mereka canangkan sejak Olimpiade 2008 semakin mendekati kenyataan.

Enjoy the games.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja