Perjalanan Lando Norris Menjadi Juara Dunia Formula-1

Formula -1 adalah olahraga motosport yang dibangun di atas ambisi, semangat, dan rasa hormat.

Bagi yang mengikuti serunya 24 balapan sepanjang musim 2025, akan memahami dengan baik apa artinya gelar juara dunia pertama bagi pebalap McLaren dari Inggris, Lando Norris, juga gelar juara pembalap pertama tim McLaren sejak 2008.

Lando memulai musim 2025 dengan kemenangan serie pembuka di Melbourne Australia dan memimpin klasemen setelah tiga pertemuan. Namun, performanya menurun hingga pertengahan musim akibat beberapa kualifikasi yang buruk. Posisinya direbut rekan setimnya Oscar Piastri, yang sempat unggul 34 poin dari Lando, dan 104 poin dari Max Verstappen setelah menjuarai GP Belanda pada akhir Agustus. Waktu itu Max dianggap sudah keluar dari persaingan antara Lando dan Oscar.

Namun enam balapan berikutnya Lando bangkit saat Oscar justru anjlok, dan Max perlahan mengejar. Tanpa diduga Lando unggul 24 poin setelah GP Meksiko dan Brasil. Semuanya tampak berjalan lancar bagi Lando dan McLaren sebelum tiga balapan terakhir, ia unggul 49 poin dari Max.

Tapi bencana datang pada dua balapan berikut. Mobil Mclaren didiskualifikai di Las Vegas, memberi Max kesempatan untuk memangkas poin menjadi 24 poin. Lando kembali terpuruk di Qatar, hanya finis keempat dan Max menang lagi akibat blunder pistop McLaren. Pertarungan harus ditentukan di Abu Dhabi dengan menyisakan keunggulan 12 poin saja. Lando hanya perlu finis ketiga untuk memastikan gelarnya.

Di Sirkuit Yas Marina, tadi malam, Lando start kedua di belakang Max dan di depan Oscar, dalam pertarungan klasik antara juara bertahan dan penantang. Max mengejar gelar juara dunia kelima berturut-turut, untuk menyamai rekor Michael Schumacher.

Baru dimulai Oscar sudah menyalip Lando. Ia naik ke posisi kedua, dan bisa menekan Max. Sementara Lando berada dalam tekanan Charles Lecrec dari Ferrari yang bisa mengancam tempat podium yang dibutuhkannya. Untung saja Lando sangat tenang menghadapi tekanan. Ia bisa menjaga posisi dengan sangat baik.

Kunci penting lain adalah tidak adanya blunder tim seperti sering terjadi. Dua kali pitstop pada lap-16 dan 40 berjalan mulus. Sampai pada lap-48, Max yang hampir pasti menang mencari info. "Apakah Charles mengejarnya?" tanya Max yang terengah-engah melalui radio. Jawaban dari Red Bull pada dasarnya: sedikit, tapi tidak cukup. Selisih masih sekitar empat detik". Sepertinya sudah pasti, kecuali ada drama spektakuler di akhir balapan.

Momennya telah tiba. Max melintasi garis finis lebih dulu untuk memenangkan balapan, tetapi kebangkitan gemilangnya hanya sedikit meleset. Oscar kedua, sementara Lando mengamankan posisi ketiga, dan memastikan sebagai juara dunia baru. Pembalap Inggris berusia 26 tahun itu memiliki 423 poin, Max Verstappen 421 poin, dan Oscar 410 poin.

Lando terharu, berterima kasih kepada tim dan keluarganya. "Ya Tuhan, kita mencetak sejarah. Aku sayang kalian. Kalian pantas mendapatkannya. Aku tidak menangis" Kata Lando menangis di radio. Lando keluar dari mobilnya, dan mendapat pelukan hangat dari Max dan Oscar. Kemudian, momen emosional bersama ayah dan ibunya, dan terakhir, perayaan meriah bersama kru McLaren. Teriakan "Lando" menggema di tribun penonton.

Musim yang luar biasa, dan momen fantastis bagi Lando melewati musim balapan yang penuh lika-liku, rasa sakit, dan drama. Betapa mengesankannya ia menangani pasang surut musim yang penuh tantangan ini.  

Lando benar-benar pantas mendapatkannya. Sepanjang musim bahwa meskipun terpuruk, ia masih jauh dari kata menyerah. Ia menajamkan fokus, ketenangan, tekad baja, keteguhan dan kepercayaan diri, yang telah ia tunjukkan mengatasi tekanan begitu berat hingga akhirnya memenangkan gelar juara dunia pertama yang sungguh istimewa.

Lando jadi orang Inggris ke-11 yang menangkan gelar dunia dan mengakhiri rangkaian empat trofi Max yang dimulai pada tahun 2021 ketika ia melengserkan Lewis Hamilton.

Selamat untuk Lando.





























































































































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Enlightenment Now: Kehidupan Menjadi Lebih Baik

Jumbo: Dongeng Kesatria dari Kampung Seruni

Kenangan di Prambanan Jazz