Ketika Pers Melawan Pemerintah yang Berbohong
The Post adalah film sejarah jurnalistik yang dibintangi tiga nama besar, Steven Spielberg, Tom Hanks, dan Meryl Streep. Digarap dengan gaya konvensional tetapi tetap seru.
Film ini mengangkat kisah nyata konflik redaksi surat kabar Washington Post pada tahun 1971 ketika menerbitkan dokumen rahasia Departemen Pertahanan yang kita kenal dengan "Pentagon Papers".
Tom Hanks memainkan Ben Bradllee, editor Post yang juga sahabat dan mantan penasehat mendiang Presiden Kennedy. Ia visioner dan sangat memegang teguh independensi pers. Ben tegas menolak mengganti reporter seperti yang dipesan Gedung Putih untuk meliput perkawinan putri Presiden Richard Nixon.
Post adalah koran yang dimiliki keluarga Katherine "Kay" Graham yang diperankan Merryl Streep dengan cemerlang. Kay memimpin perusahaan secara mendadak sepeninggal suaminya Phil Graham yang mati bunuh diri pada 1963. Ia pewaris dan berkuasa di Post, tapi tidak mencampuri kewenangan Ben di bagian redaksi.
Alur Post berfokus saat mereka mengambil keputusan terbesar, menerbitkan "Pentagon Papers" secara lengkap pada tahun 1971, sumbernya dari mantan analis Daniel Ellsberg yang diperankan oleh Matthew Rhys. Sebelum Post, surat kabar paling berpengaruh New York Times lebih dulu memuat skandal yang menghebohkan, tapi belum versi lengkap, yang berujung pencekalan terbit.
Dokumen rahasia ada 7.000 lembar tanpa nomor halaman, mencakup kebijakan Pertahanan Amerika Serikat di Vietnam pada 1945 sampai 1967. Papers yang mengungkap operasi rahasia, utang besar, dan pemilu curang. Pemerintah telah melanggar konvensi Jenewa. Mereka juga tahu AS tidak bisa menang perang tapi masih mengirim putra-putra bangsa untuk mati sia-sia di Hong Chi Ming. Tak ada Presiden yang "berani malu" untuk menarik pasukan.
Penerbitan di Times dan di Post menciptakan kegaduhan politik. Betapa banyak yang dipertaruhkan oleh Kay untuk menerbitkannya dokumen itu. Ancaman penjara, persahabatan, kebangkrutan koran yang dicintainya, reputasi serta harga diri para jurnalis Post yang bertekad mengungkapkan kebenaran bagaimana pemerintah berbohong kepada kongres dan kepada publik.
Presiden Nixon tentu murka dan menuntut dari jalur hukum, namun setelah persidangan yang diwarnai demonstrasi, Mahkamah Agung membebaskan Post dari pembredelan. Publikasi itu menurut Gedung Putih mengancam keamanan nasional, tapi Mahkamah memutuskan bahwa publikasi dokumen-dokumen tersebut dapat dibenarkan. Post dan Times unggul 6-3 dari sembilan hakim Mahkamah.
The Post adalah film yang menyampaikan pesan kuat tentang perlunya pers yang bebas dari intervensi rezim, bahkan hingga hari ini masih sering terjadi setelah 50 tahun Pentagon Papers.
Selain naskah yang baik, ditulis oleh Lisa Hanna dan Jhon Singer, departemen sinematografinya juga mantap, Spielberg dengan luar biasa menciptakan kembali dinamika ruang redaksi dan mesin pencetak koran klasik. Kita juga bernostalgia dengan properti jadul, suara magis mesin tik, blits kamera klasik, telepon umum koin di trotoar, atau mesin fotocopy lawas.
Film ini sangat menyenangkan untuk kembali ditonton pada momen liburan akhir tahun ini.

Komentar
Posting Komentar