Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Perjuangan Gigih Samurai Biru

Gambar
Selalu ada yang pertama dalam hidup ini. Ketika nanti sejarah baru sepak bola tercipta, bahwa ada negara juara Piala Dunia dari benua ketiga selain negara Eropa dan Amerika, maka saya meyakini negara itu adalah Jepang. Pasukan "Samurai Biru". **** Masyarakat Jepang terkenal ulet, kemauan kuat untuk bertarung, dan mampu bangkit dalam waktu tidak lama. Karakter yang telah mengakar kuat.  Kondisi sosial masayarakat yang ulet dan agresif ini tidak saja muncul ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II, tetapi watak tersebut sudah ada pada masa pemerintahan Tokugawa Bafuku (1603-1867) yang lebih dikenal Zaman Edo. Kemudian lebih dimatangkan saat Restorasi Meiji pada 1868. Jepang kini adalah negara modern, bangsa yang penduduknya punya kedisiplinan tinggi, maju, dan kaya. Negara Timur yang dapat disejajarkan  dengan negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.  Kemajuan Jepang dalam berbagai aspek sangat mencengangkan dunia. Dalam tempo yang singkat setelah kalah dalam Perang Duni

Kilas Balik Piala Dunia 2018, Bayang-bayang Tuan Putin, Kisah Kroasia, dan Perancis di Puncak Dunia

Gambar
Piala Dunia Russia 2018 dimulai saat malam takbir hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Saya masih bisa mengingat pergi ke lapangan menjalankan sembayang Ied, tak lama setelah Presiden Russia Vladimir Putin dan Persiden FIFA Giannini Infantino membuka turnamen dengan kemenangan besar tuan rumah 5-0 melawan Arab Saudi. Bagi saya Piala Dunia 2018 adalah turnamen paling kental muatan politisnya. Mengingat Russia 2018 maka tak bisa melepaskan dari sosok tuan Putin, orang paling kuat di negara "Beruang Merah" dalam beberapa dekade. Russia dipilih menjadi tuan rumah (2018) dan Qatar (2022) dalam satu paket pada waktu bersamaan-hal belum pernah dilakukan FIFA- pada 2 Desember 2010 di Zurich Swiss. Secara mengejutkan Russia menyisihkan Inggris, dan Qatar mengalahkan Amerika Serikat, di mana Russia dan Amerika Serikat lebih difavoritkan berdasarkan semua indakator syarat menjadi host. Pada akhirnya voting itu terbukti skandal korupsi pejabat FIFA. Dua pertiga anggota Komite Eksekutif yan

Kilas Balik Piala Dunia 2014, Tragedi Mineirazo dan Final Klasik di Maracana

Gambar
Piala Dunia 2014 edisi ke-20 digelar di Brasil, negara dengan budaya sepak bola yang sudah mendarah daging bagi setiap masyarakatnya.  Selecao  difavoritkan meraih trofi Piala Dunia ke-6, bukan hanya karena mereka berstatus tuan rumah, bukan juga hanya karena dilatih oleh pelatih berpengalaman, Felipe Scolarie. Brasil memiliki materi pemain dengan talenta-talenta tinggi. Pada mulanya, deretan pertandingan awal membuktikan bahwa Brasil adalah Piala Dunia paling kejam bagi tim Eropa. Lihat saja, lebih dari separuh wakil Eropa rontok sebelum babak 16 besar. Tak tanggung-tanggung, Spanyol, juara bertahan tampil memalukan dan sangat menderita. La Furia Roja hancur dicabik-cabik oleh Belanda, 1-5. Italia dan Inggris dengan gemerlap liganya, pulang membawa luka dari grup yang sama. Dua raksasa juara dunia itu takluk dari negara kurcaci Kosta Rika. Portugal juga melempem meski diperkuat Cristiano Ronaldo, pemain Ballon d'Or 2013 yang mewujudkan gelar decima b agi Real Madrid. Superstar ha

Kilas Balik Piala Dunia 2010, Rasa Baru dan Juara Dunia Baru di Negeri Nelson Mandela

Gambar
Sungguh, Piala Dunia 2010 merupakan Piala Dunia yang benar-benar baru dari ragam perspektif. Dilaksanakan di benua baru, menghasilkan juara dunia baru, dan juga cara kita menikmati dengan nuansa baru. Hal yang terus melekat jika saya mengilas balik Piala Dunia edisi ke-19 ini. Kemenangan Agung Waktuya bagi Afrika. Setelah benua Asia (Korea Selatan dan Jepang pada 2002) diberi kepercayaan menggelar Piala Dunia 2002, maka delapan tahun berselang, FIFA memberikan kehormatan untuk benua Afrika sebagai tuan rumah turnamen sepak bola paling megah sejagat raya. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa Piala Dunia akan diselenggarakan di Afrika Selatan, negara yang dengan sistem pemerintahan  apartheid.  Praktik politik zaman purba yang memisahkan warga negaranya hanya karena warna kulit manusia. Sampai mujizat Tuhan untuk Afsel diturunkan melalui satu sosok manusia berhati mulia, mendiang Nelson Mandela. Madiba-begitu ia disapa, adalah simbol pemersatu bangsa Afrika Selatan, yang punya sikap

Kilas Balik Piala Dunia 2006, Euforia Jerman, Perpisahan Tragis Zidane, dan Kejayaan Italia

Gambar
Sedikit pengantar mengenang momen Piala Dunia Jerman 2006. Setiap kali pesta akbar Piala Dunia menjelang, ada semacam  joke  di lingkaran mahasiswa perantau yang menempuh pendidikan di kota Jogja.  Begini , mayoritas mahasiswa menetap di Jogja selama 4-5 tahun, merujuk masa kuliah, dari semester pertama sampai wisuda.  Nah , jika dikaitkan ajang Piala Dunia yang dihelat empat tahun sekali, berarti normalnya mahasiswa melewatkan 1 Piala Dunia, bisa juga 2 kali.  Jika Piala Dunia ke-3 masih juga di Jogja, hal itu dapat menjelaskan besar kemungkinan studi mahasiswa bersangkutan  molor  dari jadwal.  hehehe. Nah , saya sendiri sepuluh tahun bermukim di Jogja (1997-2007), mulai dari siswa SMA, mahasiswa sarjana, dan mahasiswa magister. Jadi s aya termasuk melewati 3 Piala Dunia di kota gudeg (France 1998, Korea-Jepang 2002, dan Jerman 2006). Piala Dunia membuat saya selalu ingin kembali ke Jogja kota bersahaja yang telah menjadi rumah kedua saya.  **** Standar Jerman Piala Dunia ke-18 kem

Kilas Balik Piala Dunia 2002, Fenomena Korea Selatan dan Penebusan Ronaldo

Gambar
Inilah Piala Dunia pertama di abad-21, pertama kali diselenggarakan di benua Asia dengan dua tuan rumah bersama: Korea Selatan dan Jepang. Satu hal yang saya sukai Piala Dunia ini adalah dapat menyaksikan pertandingan di siang hari, waktu petang, dan awal malam. Pertandingan pertama dimulai pukul 12.00 WIB. Jadi kita penduduk Indonesia tak perlu begadang. Sesuatu yang baru, selama ini kita hanya bisa menyaksikan sepak bola kelas dunia pada jauh-malam hingga dinihari karena digelar di Eropa dan Amerika. Sekarang gantian, masyarakat Eropa dan Amerika yang mesti begadang. Dengan pertandingan berlangsung di tengah jam kerja masyarakat Indonesia, nuansa Piala Dunia Korea-Jepang benar-benar berbeda. Diberitakan beberapa agenda dan rapat-rapat rutin, baik pemerintah maupun swasta yang sudah terjadwal, mesti ditunda dulu jika berbarengan dengan pertandingan Piala Dunia yang melibatkan negara-negara favorit. Piala Dunia 2002 juga bertepatan dengan agenda ujian final semester bagi mahasiswa, ter

Makassar Adalah Ruang Mengekspresikan Cinta

Gambar
Sejak lahir saya tinggal di kota. Sehingga saya tak pernah membayangkan bisa menetap selain di kota. Walaupun seringkali kehidupan metropolitan digambarkan sangat keras dan kejam. Sebuah kota bukanlah tentang bangunan, tidak soal mal, bukan hotel, dan tidak pula mengenai gedung perkantoran. Kota adalah tentang manusia, tempat kita mengekspresikan cinta.  Ukuran kemajuan kota bukan dilihat dari tingkat ekonomi dan infrastruktur, melainkan dari seberapa bahagia manusianya. Jika masyarakat bahagia maka akan menumbuhkan sikap positif dan dapat mengembangkan diri secara baik. Ahli perkotaan dari Jerman, Charles Landry, mengatakan kota harus menjadi jangkar, seperti rumah yang memberi rasa stabil, ada tradisi yang dijaga dan berbeda satu sama lain.  Kota harus memiliki tujuan jelas akan menuju ke mana dan menjadi apa. Dengan kata lain harus memberi stimulasi, kegairahan, memiliki privasi tapi terkoneksi dengan mudah dengan dunia luar. Tantangannya adalah menciptakan kota yang seimbang. Kota

Piala Dunia Perancis 1998, Sukses Ganda Perancis, Misteri Ronaldo dan Perseteruan Beckham vs Simeone

Gambar
Setelah menikmati Piala Dunia 1994,  sebagai penggemar sepak bola anyar yang pengetahuan bolanya  cetek , maka France 1998 adalah Piala Dunia kedua bagi saya dengan ragam sudut pandang baru, juga dengan emosi berbeda daripada empat tahun sebelumnya. Selepas Piala Dunia AS 1994, saya makin menggemari olahraga ini. Hampir tak pernah saya ingin ketinggalan mengikuti perkembangan persaingan sepak bola dunia. Kompetisi elite Eropa, terutama Serie-A, Liga Inggris, dan Liga Champions menjadi hiburan setiap pekan.  Pertengahan era 1990-an itu, saya mulai familiar dengan klub-klub besar Eropa. Sebut saja Ajax dari Belanda yang fantastis memenangkan Liga Champions 1995;  Inter, AC Milan, dan Juventus wakil Italia; Real Madrid dan Barcelona dari  Spanyol; dan Manchester United (MU) yang mulai mendominasi Liga Inggris di bawah rezim Alex Ferguson. Setiap Piala Dunia digelar lagi setelah empat tahun, maka ada pergeseran fase kehidupan pribadi kita masing-masing.  Saya mengingat dan merasakan hingga

Piala Dunia AS 1994, Pembantaian Escobar

Gambar
Dalam hitungan hari ke depan, Piala Dunia 2022 Qatar akan dimulai. Sebagai penggemar sepak bola, inilah Piala Dunia ke-8 yang membuat saya dilanda euforia. Terserang demam bola sepanjang sebulan penuh. Segalanya bermula pada 1994. Belum hilang memori 28 tahun silam, ketika saya beranjak remaja 13 tahun, merasakan atmosfer hebat pergelaran Piala Dunia untuk pertama kali. Masa itu saya belum tahu negara seperti Brasil, Jerman, atau Italia yang merupakan raksasa sepak bola dengan tiga kali menjadi kampiun. Sebaliknya, saya justru mengira negara Amerika Serikat (AS) selaku tuan rumah sebagai favorit juara. Yang juga hebat di pikiran saya adalah Argentina dengan mega bintang Diego Armando Maradona, dan Belanda yang diperkuat trio andalan: Frank Rijkard-Ruud Gullit- Marco Van Basten. Juara turnamen itu akhirnya berhasil diraih Brasil, setelah mengalahkan Italia lewat drama adu penalti pertama sepanjang final Piala Dunia. Tentu kita ingat kegagalan Roberto Baggio "Si Kuncir Kuda" pa