Perjuangan Gigih Samurai Biru

(https://www.kompas.com/sports/image/2022/11/24/07200038/)

Selalu ada yang pertama dalam hidup ini. Ketika nanti sejarah baru sepak bola tercipta, bahwa ada negara juara Piala Dunia dari benua ketiga selain negara Eropa dan Amerika, maka saya meyakini negara itu adalah Jepang. Pasukan "Samurai Biru".

****

Masyarakat Jepang terkenal ulet, kemauan kuat untuk bertarung, dan mampu bangkit dalam waktu tidak lama. Karakter yang telah mengakar kuat. 

Kondisi sosial masayarakat yang ulet dan agresif ini tidak saja muncul ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II, tetapi watak tersebut sudah ada pada masa pemerintahan Tokugawa Bafuku (1603-1867) yang lebih dikenal Zaman Edo. Kemudian lebih dimatangkan saat Restorasi Meiji pada 1868.

Jepang kini adalah negara modern, bangsa yang penduduknya punya kedisiplinan tinggi, maju, dan kaya. Negara Timur yang dapat disejajarkan  dengan negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. 

Kemajuan Jepang dalam berbagai aspek sangat mencengangkan dunia. Dalam tempo yang singkat setelah kalah dalam Perang Dunia II, Jepang berhasil menjadi sebuah negara dalam bidang ekonomi dan teknologi yang dapat disejajarkan dengan negara-negara adidaya.

Dalam tempo kurang lebih satu abad, Jepang sebagai negara miskin akan sumber daya alam, di dalam negeri penuh kekacauan, terisolasi dengan dunia luar kurang lebih dua setengah abad,  saat ini dapat disejajarkan bahkan dalam bidang ekonomi melebihi negara-negara yang sudah maju.

Kemajuan negara Jepang yang telah dicapai merupakan buah kerja keras dari masyarakatnya, yang terkenal dengan disiplin tinggi, semangat bersaing, berkompentensi, berinovasi, dilandasi dengan semangat perjuangan, dan etos kerja yang tinggi.

Termasuk membangun sepak bola ke pentas dunia. Bagi Jepang, sepak bola adalah produk budaya yang harus selalu dijaga dan dikembangkan sebagai warisan untuk mimpi-mimpi besar anak cucu mereka.

Dalam bola tidak ada jalan pintas. Oleh karena itu Jepang tekun membangun kultur bola di sana. Fondasi dasar ada sejak Liga Profesional (J-League) dimulai pada 1993, hanya setahun lebih dulu dari Liga Indonesia (1994).

Kemudian debut Piala Dunia Perancis 1998, dan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2002-bersama Korea Selatan-merupakan momen besar bagi persepak bolaan Jepang, yang masa sebelumnya mayoritas orang Jepang tidak tertarik dengan sepak bola, kalah pamor dari Bisbol.

Kini Jepang relatif mulus lolos ke putaran Piala Dunia. Jepang sekarang di peringkat 24 FIFA, sudah juara Piala Asia sebanyak empat kali. Banyak pemain Jepang menyebar ke berbagai kompetisi elite Eropa untuk berprestasi dan bersaing kompetitif.

Jika kita masih ingat pada Piala Dunia Russia 2018, perjalanan Jepang dihentikan secara tragis oleh Belgia di babak 16 besar, itu salah satu laga terbaik turnamen. Jepang sudah unggul 2-0 sampai menit ke-70, namun dalam waktu singkat, tersisa sekitar 20 menit, Belgia menciptakan tiga gol ajaib ke gawang Eiji Kawashima. 

Para pemain Jepang terpukul, beberapa mereka menangis, ada yang memukul rumput meratapi takdir yang sangat kejam. Kekalahan di Rostov-Don Arena Stadium tersebut paling menyakitkan yang pernah dialami "Samurai Biru" selama menjalani laga Piala Dunia sejak debut di Perancis 1998. 

Mereka patah hati malam itu, butuh waktu untuk berdamai dengan kenyataan yang merenggut impian besar mereka dan pendukung yang sudah di depan mata.

***

Jepang kembali datang ke Piala Dunia 2022 dengan mentalitas yang lebih kuat. Semakin banyak skuad "Samurai Biru" yang berangkat ke Qatar bermain di klub Eropa, terutama Liga Jerman, Bundesliga. 

Pengalaman bersaing dalam level tinggi di sepak bola dunia membuat Jepang yang ditukangi Hajime Moriyasu makin percaya diri bertarung di Grup E bersama Jerman, Spanyol, dan Kostarika. 

Pada Rabu, 23 November 2022, di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Jepang menciptakan sejarah baru yang terkenal dengan mencatat kemenangan pertamanya melawan Jerman, raksasa Eropa juara Piala Dunia empat kali.

Kemenangan comeback sensasional, membalikkan ketinggalan di babak pertama dengan dua gol dari Ritsi Doan pada menit ke-75 dan Takuma Asano pada menit ke-83. Doan dan Asano pahlawan kemenangan spektakuler Jepang merupakan pemain klub Bundesliga.

Meskipun mayoritas skuad Jepang tak punya postur fisik ideal, tapi memiliki teknik bermain dan punya gelandang yang bagus dan bertenaga. Mereka menunjukkan kemampuan terbaik dan menampilkan performa hebat bermain bagus, dan berjuang sangat keras.

Kemenangan fantastis atas Jerman sebagai momen bersejarah kebanggaan 127 juta penduduknya membuktikan kemajuan sepak bola Jepang, yang dikatakan oleh Moriyasu telah mencapai standar global.

Jepang semakin dekat menuju puncak dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja