Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Suatu Pagi di Kopi Klotok

Gambar
Menumpang kereta api Sancaka dari Stasiun Gubeng Surabaya, Vera dan saya tiba di Stasiun Tugu pada Rabu, 23 Maret 202 siang pukul 13.04 WIB. Kami dijemput oleh Bangkit, kemudian diantar makan siang di Warung Bu Ageng di Jalan  Tirtodipuran, Mantrijeron, Prawirotaman, yang sering disebut kawasan "Kampung Turis". Hanya satu malam di Jogja, kami menginap di Villa D'House of Gembala , yang berada di Jalan Sawah Joglo, Sinduharjo, Ngaklik, Sleman.  Karena hanya satu malam, sedikit tempat yang bisa kami datangi. Setelah malamnya puas mengobati rindu makan di Gudeg Permata Bu Narti, di Kawasan Gunungketur, Pakualaman, maka agenda pagi pada Kamis 24 Maret 2022 adalah ngopi dan sarapan di Kopi Klotok. Kopi Klotok mulai dibuka pada akhir 2015, dengan cepat warung ini  booming setelah banyak fotonya diunggah di media sosial Instagram dan WhatsApp . Seolah menjadi destinasi wajib pendatang, t ak lengkap rasanya ke Jogja tanpa mampir ke Klotok. Kopi Klotok terletak di Jalan Kaliu

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Gambar
Saya ingat terakhir kali naik kereta api pada 2007, waktu itu saya dari Jogja hendak mudik ke Makassar. Berangkat dari Stasiun Tugu menuju Stasiun Gubeng Surabaya untuk selanjutnya mengejar penerbangan ke Makassar di Bandara Juanda. Pada 2007 dan jauh sebelumnya, transportasi kereta api luar biasa buruk. Saya tidak sendirian, siapa pun yang pernah punya pengalaman naik kereta api pada masa lalu akan merasa teraniaya dan tersiksa.  Hampir semua stasiun kereta api kondisinya kumuh, semrawut, tidak aman, dan penuh asap rokok.  Di gerbong kereta berjubel penumpang liar hasil menyuap petugas, berebut kursi dengan pembeli tiket resmi; ratusan penumpang yang tidak mendapatkan kursi, tidur di mana saja beralaskan koran. Belum lagi beberapa penumpang membawa hewan piaraan menambah kejorokan dari toilet kereta. Pengamen dan pedagang asongan juga tak berhenti masuk tiap pemberhentian, sangat mengganggu. Penumpang tidak diperlakukan secara layak dan manusiawi. Gerbong layaknya tempat uji ketabahan

Review Buku The Righteous Mind Karya Jonathan Haidt

Gambar
"Lebih baik menjadi mulia tapi tidak dipercaya daripada terlihat mulia tapi dipercaya" Buku The Righteous Mind , banyak mengutip eksperimen perilaku manusia. Jonathan Haidt penulisnya, mengantar kita dalam perjalanan singkat mengenai asal-usul kemanusian, menelusuri hakikat manusia dan sejarahnya dari perspektif psikologi moral. Haidt membagi bukunya dalam tiga lintas bidang: filsafat, antropologi, dan politik. Psikolog sosial University Virginia ini menjadikan percakapan tentang moralitas, politik, dan agama lebih umum, lebih santun, dan lebih asyik.  Haidt memulai dengan memasukkan anekdot-anekdot sejarah, kutipan-kutipan dari filusf zaman dulu, dan pujian kepada beberapa orang yang visioner. Ia menyetel dan membangun metafora "penunggang" dan "gajah" sepanjang buku untuk memahami psikologi moral; penunggang (proses terkontrol) dan gajah (proses otomatis). Manusia (omnivora) menjalani hidup dengan dua motif yang saling bersaing: neofilia (ketertarikan

Sherina dan Sadam Setelah 23 Tahun

Gambar
Ya, setelah 23 tahun Sherina Darmawan dan Sadam Ardiwilaga kembali menghibur kita pecinta sinema tanah air. Saya masih ingat menonton  Petualangan Sherina pada 2000 di Bioskop Mataram Yogyakarta. Jika tidak lupa harga tiketnya empat ribu rupiah. Saya sedang berkuliah semester awal kala itu diajak nobar oleh ibu kos. Momen itu adalah pengalaman menyenangkan. 23 tahun adalah waktu yang lama sekali. Banyak fase perjalanan hidup pada rentang itu, kuliah selesai, bekerja, menikah, dan bertumbuh bersama anak-anak, yang kami ajak untuk nonton sekuel Petualangan Sherina . Petualangan Sherina  barangkali film Indonesia pertama yang saya tonton di bioskop. Film istimewa karena berhasil membangkitkan dunia perfilman yang lama mati suri karena masyarakat Indonesia saat itu mulai mengakses stasiun televisi swasta dilanda euforia sinetron layar kaca. Orang berpikir seribu kali mengeluarkan uang untuk membayar tiket bioskop. Ceritanya sederhana, tapi film ini digarap dengan sangat baik, dari ske

Bertandang ke Balikpapan dan Samarinda

Gambar
Perjalanan ke Kalimantan Timur kali ini urusan keluarga. Sepupu Vera, istri saya, menikah di Balikpapan pada Sabtu 20 Mei 2023 silam. Satu pagi itu Jumat 19 Mei 2023, kami berangkat berempat, bersama orangtua, dengan menumpang maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT-672. Perjalanan ke Balikpapan dari Makassar ditempuh sekitar 75 menit. Ketika menjejakkan kaki Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman atau Sepinggan pukul 10 pagi, kita terkesima dengan bandara megah dengan fasilitas modern. Pelayanannya lebih baik daripada Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.   Sepinggan memadukan desain modern seperti terminal 3 Soekarno Hatta dengan ikon karakter khas Kalimantan seperti ragam patung, pahatan kayu, dan replika orangutan dengan suasana hutan. Sepinggan masih terletak di dalam kota yang tak jauh dari pusat-pusat kota. Kami sudah ditunggu di pintu kedatangan oleh Om Akhiruddin atau Om Udin, sahibul bait yang besok akan menikahkan putri bungsunya, Rizki Fitriani dengan Fadhillah Bobby Eko