Bola Klasik: Rivalitas Fergie Vs Wenger

Biar bagaimana pertandingan Manchester United melawan Arsenal tidak pernah bisa diterjemahkan secara sederhana. Banyak sisi menarik yang layak dikupas dari duel sarat prestise ini.

Sebelum Chelsea menjadi klub kompetitif dengan kiprah Jose Mourinho dan beberapa manager sesudahnya lewat kucuran duit raja minyak Roman Abramovich; transformasi Manchester City bersama Roberto Mancini dan kemudian Josep Guardiola yang makin cemerlang; era kejayaan baru Liverpool bersama Jurgen Kloop; praktis hanya ada dua klub yang mendominasi saban tahun gemerlap panggung Liga Inggris pada pertengahan era 1990-an hingga musim 2013: Manchester United yang diasuh sir Alex Ferguson, dan Arsenal yang ditukangi Arsene Wenger. Kedua tim bak dua kuda pacu terdepan yang tidak terkejar.

Persaingan sengit “Iblis Merah” dan “Markas Peluru” di tanah Inggris akan selalu mendapat tempat pecinta sepak bola seluruh dunia. Ketika mereka bertarung, seakan seluruh aktifitas di dunia berhenti sejenak untuk menyaksikan laga epik sepak bola bermutu tinggi. 

Masing-masing fans habis-habisan menyiapkan dukungan; pers sibuk mempublish psywar antara Fergie dan Wenger; komentator bola dengan gaya masing-masing mencoba membongkar habis kekuatan faktual kedua kubu; rumah judi tidak ketinggalan bersiap menjaring duit para petaruh.

Kita mungkin beruntung namun rasanya begitu singkat “ikut terlibat” rivalitas terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris ini. Harus diakui Fergie memang mengungguli Wenger. Parameternya sangat terang:13 titel Liga Inggris plus puluhan trofi lain, jauh melewati prestasi Wenger yang “hanya” 3 silverware Liga Inggris dan beberapa juara kompetisi domestik.

Pemenang sesungguhnya dari duel itu sebenarnya adalah para pencinta sepak bola, dan sepak bola itu sendiri. Penggemar sangat terpuaskan dengan ratusan gol teknik tinggi yang tercipta, selebrasi penuh emosi dari pemenang, dan bersamaan dengan itu di lapangan yang sama pula, kita merasakan ratapan kesedihan bagi tim kalah. 

Sejak bocah, saya nyaris tak pernah melewatkan pertandingan yang mempertemukan dua kubu ini. Barangkali sudah 50 laga, selalu menjadi pilihan pertama yang mesti mendapat prioritas waktu. 

Pada akhirnya mendoktrin saya dengan tegas bahwa bentrok Arsenal versus Manchester United sesunggunya persaingan dua manusia jenius sepak bola, Fergie dan Wenger. 

Salam sepak bola

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja