Warisan Rene Albert di Juku Eja

Klub PSM Makassar sudah banyak dilatih pelatih asing sejak Liga Indonesia bergulir pada musim 1994/1995, kebanyakan dari negara Belanda.

Salah satu pelatih terbaik PSM sepengetahuan saya adalah Robert Rene Albert, yang menukangi PSM pada 2010-2011 dan kemudian 2016-2019. Kini Rene Albert menukangi Persib Bandung.

Robert Rene Albert membentuk PSM jauh lebih berkembang daripada sebelumnya, Jika bukan Rene peracik taktik PSM, pasukan PSM akan kedodoran menghadapi kerasnya Liga-1, setidaknya dalam lima musim terkahir. Meskipun Rene belum berhasil membawa Juku Eja memenangkan gelar kompetisi terakbar di tanah air.

Kita berbicara tentang pelatih kelas satu yang bisa diandalkan tanpa keraguan, dan Rene paling mendekati kriteria tersebut. Sejarah menunjukkan prestasi PSM lebih baik jika ditangani pelatih asing daripada pelatih lokal.

Penampilan berpakaian Rene cuek, gemar berkaos oblong -bercelana puntung; dan bertas pinggang. Ciri khas paling mudah dikenali adalah memakai topi bolong. Topi yang bukan sekadar gaya-gayaan tapi berfungsi melindungi lensa kacamata minus yang dipakainya. 

Rene contoh sosok yang mewakili karakter orang Belanda, lebih mengutamakan fungsionalitas. Mereka hanya berhasrat dengan sesuatu yang substansial. Kalau penampilan buat mereka tidak penting, niet belangrijk.

Dalam visi sepak bola, Rene merancang konsep yang terukur. Mungkin bagi Rene sepak bola adalah kombinasi kompleks antara rencana matang dan spontanitas; antara aksi individu yang bebas namun saling pengertian yang teratur sebagai kesebelasan. 

Prinsip Rene itu diterjemahkan cukup baik di lapangan. Pemain dengan teknik oke seperti Wiljan Pluim, Mark Anthony Klok dapat menyatu dengan talenta-talenta muda binaan klub PSM; serta pemain nasional senior seperti Ferdinand Sinaga, Titus Bonai, Zulham Zamrun, dan Rizki Pellu. 

Komposisi yang kemudian diracik dengan ciamik oleh Rene, yang hasilnya kita sama-sama sudah menyaksikan bagaimana permainan PSM yang solid dan terorganisir. Kreatif ketika menyerang, dan cukup kuat tatkala menahan gempuran.

Belum berhasil memang mengikuti jejak senior menir Henk Wullems yang membawa PSM juara Liga 2000, tapi sosok Rene sudah terlanjur sangat dipuja suporter. 

Pada musim 2019, Rene hengkang ke Persib, dan pada musim 2020 Persib dibawahnya memimpin klasemen sebelum kompetisi dihentikan pada Maret 2020 karena Covid-19.

Rene Albert layak disebut pelatih terbaik di Liga Indonesia saat ini.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja