Review Buku The Industries of The Future

(dokumen pribadi)

Sebagai mantan penasihat senior bidang inovasi Hillary Clinton ketika menjabat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (2009-2013), Alec Ross telah bepergian ke banyak negara. Dari hasil penjelajahan ia memiliki beberapa proyeksi tentang seperti apa dunia pada 2026 dan setelahnya.

Gagasan besar itu pada akhirnya diwujudkan dengan buku bagus berjudul The Industries of the Future yang diterbitkan mulai tahun 2016.

Alec Ross bermaksud menggali jauh ke dalam visi 10 tahunnya. Menawarkan pendekatan dan mengantisipasi konsekuensinya masa depan tersebut. Ia menjabaran kekuatan-kekuatan yang membentuk dunia yang kita tempati saat ini dan beberapa dekade ke depan.

Tidak ada negara yang 100 persen terbuka atau 100 persen tertutup. Keterbukaan bisa diterapkan secara selektif terhadap perekonomian, masyarakat, dan sistem politik secara luas. Tak lagi signifikan perdebatan komunisme versus kapitalisme, itu sudah jauh bergeser.

Dengan lengkap Alec menelaah industri-industri apa saja yang akan menggerakkan perubahan ekonomi dan masyarakat kita dalam 20 tahun ke depan. Gelombang inovasi dan globalisasi akan memengaruhi negara, masyarakat, dan diri kita. Satu segi dari cakrawala globalisasi: keterpaparan tidak hanya menciptakan peluang, melainkan kompetensi.

Robotik, kecerdasan buatan, kodefikasi uang, keamanan siber, mahadata, dan energi terbarukan diyakini Alec merupakan bidang-bidang yang akan menentukan dekade 2020-an. Selain penting juga merupakan simbol global yang luas dan hubungan simbiosis satu sama lain.

Alec kemudian mengurai bidang-bidang tersebut pada masing-masing bab dengan cerita yang sangat menarik. Tentang robot yang masuk ke panti jompo, ke ruang operasi, dan ke ruang kelas menggantikan peran manusia.

Tentang gencarnya pengembangan genomik menjadi industri, karena diyakini bisa memperpanjang kehidupan, memusnahkan berbagai penyakit yang membunuh ratusan ribu orang per tahun saat ini. Termasuk menghidupkan kembali hewan yangg punah melalui proses genom.

Kemudian domain keahlian dan kesediaan untuk mengaplikasikan teknologi mahadata adalah peluang untuk menciptakan bisnis masa depan. Misalnya pentingnya mahadata untuk produksi pertanian yang cermat demi memberi makan 9 miliar orang di bumi, mengatasi kelangkaan air, dan faktor lainnya.

Tak ketinggalan menyinggung potensi Indonesia yang telah memilih untuk mengayomi agama Islam, tetapi tidak menerapkan hukum yang misoginistik merupakan peluang besar untuk menjadi rumah bagi industri masa depan, khususnya umat muslim. Tulis Alec.

Kita juga diberitahu bahwa Medbase perusahaan data kesehatan, menjual informasi ke perusahaan farmasi dengan memberikan daftar korban pemerkosaan seharga 79 dollar per 1000 nama, korban KDRT, pasien HIV/AIDS, dan korban kekerasan dan kekerasan gender. Dari sini kita juga ketahui bahwa memperlakukan perempuan dengan baik bukan hanya tindakan tepat, tapi juga ekonomis, karena menciptakan angkatan kerja potensial.

Tapi tidak mudah menyandingkan mahadata dan nilai privasi. Privasi sebagaimana yang kita kenal di masa silam tidak mungkin lagi, cara pandang konvensional kita tentang privasi telah mati. Setiap orang akan memiliki skandal, begitu dihasilkan maka data itu nyaris tidak akan hilang.

Menurut Alec kemajuan pesat tidak jarang diiringi dengan ketidakstabilan. Menciptakan peluang baru tapi juga meningkatkan kemampuan aktor-aktor jahat untuk menyebabkan kerusakan sistematis terhadap kegiatan ekonomi dan bisnis.

Seiring meningkatnya kemampuan manusia dalam memanipulasi kehidupan, dibutuhkan kearifan untuk mengelolanya. Bukan hanya mengolah data, tapi dianalisis, dan kemudian diringkas sehingga mudah dipahami. Kita harus perlu selalu menemukan cara baru untuk beradaptasi, sebagai poin besar yang disarankan Alec.

The Industries of the Future buku yang merinci terobosan-terobosan, merefleksikan pengetahuan dan pengalaman yang luas dari Alec.

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja