Jeddah: Wajah Modern Kerajaan Saudi (4)
Jika Anda ingin merasakan suasana berbeda Arab Saudi, maka datanglah ke Jeddah.
Ketika Vera dan saya melintasi jalan-jalan dari Stasiun Al-Sulaymaniyah di Districk An-Nassem ke Jeddah Corniche yang berada di tepi Laut Merah sejauh 20 kilometer pada Jumat siang 18 April 2025, saya dibuat takjub dengan dinamika kota ini. Warga Jeddah kelihatan sangat sibuk berpacu dengan waktu yang mengejarnya.
Ruas-ruas jalan yang mulus dan lebar, subway, dan flyover membuat perjalanan di sini sangat lancar. Kita bisa menyaksikan banyak landmark dan gedung-gedung dengan arsitektur super modern yang kini menjadi ikon kota. Sebut saja Al Thawed Tower, Air Mancur Raja, Globe Rondabout, Masjid Terapung, Red Sea Mall, dan ratusan hotel elite, taman-taman, cafe-cafe, dan pantai yang tak bisa ditemukan di Makkah dan Madinah.
Berbeda dengan kota-kota lain di Arab Saudi yang tradisional dan kental nuansa Islam, Jeddah adalah wajah modern Kerajaan Arab Saudi. Di sini sangat mudah menemui perempuan Arab tak mengenakan kerudung, mengecat rambutnya, dan memakai aksesoris, bahkan merajah punggungnya dengan tato. Laki-laki juga seperti lebih bebas berekspresi dalam penampilan dan sikap yang mungkin sudah dipengaruhi budaya barat.
Jeddah kota terbesar kedua di Arab Saudi, setelah ibukota Riyadh. Letaknya sangat strategis, dinilai sebaga ibu kota bisnis Arab Saudi, dan diyakini merupakan kota terkaya di Arab Saudi bahkan Timur Tengah. Memiliki populasi sekitar 3, 7 juta orang, setara dengan kota Surabaya, yang juga kota terbesar kedua di Indonesia.
Jeddah memiliki semua syarat sebagai kota modern kelas elite. Pelabuhan, bandara, stasiun, transportasi terkoneksi, jaringan telekomunikasi, pusat bisnis, perkantoran, perhotelan, dan fasilitas umum, semuanya dibangun dengan kualitas terbaik.
Misalnya, Jeddah Islamic Port, berada di tengah rute pelayaran internasional. Sejak dulu pelabuhan ini menjadi penghubung bagi orang yang menempuh perjalanan laut dari Terusan Suez, baik untuk berdagang maupun yang akan beribadah haji ke Makkah. Tak mengherankan Jeddah adalah rumah bagi sejumlah perusahaan internasional besar yang berekspansi di kawasan Arab.
Walaupun dianggap sebagai kota Saudi yang paling liberal, Jeddah juga dikenal sebagai gerbang ke kota suci Makkah, melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz. Bandara termegah dan tersibuk di kawasan, bersaing dengan Bandara Dubai, melayani hampir 3 juta jemaah haji dan 30 juta peziarah umroh setiap tahun.
Di Jeddah pula rutin dilaksanakan event besar bersakala global yang menarik banyak wisatawan melancong, di antaranya balapan Formula-1 (tujuan kami ke Jeddah), Formula-E, Festival Film Laut Merah, Festival Musik, dan turnamen sepak bola yang dilanda eforia menyusul megabintang Cristiano Ronaldo bermain di Liga Arab Saudi, dan proyek sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.
Jadilah Jeddah di tepi Laut Merah menjadi representasi kota metropolis, terdepan mewujudkan visi Kerajaan Arab Saudi 2030.
Komentar
Posting Komentar