Makkah: Kota Suci yang Terus Berbenah (1)

Bernama resmi Makkah al Mukaramah, kota kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal, dan di sanalah wahyu Allah pertama kali diturunkan kepada Rasulullah.

Di pusat Masjidil Haram Makkah berdiri Kabah, bangunan batu hitam serupa kubus. Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail membangun tempat suci Kabah yang didedikasikan untuk menyembah Allah SWT. 

Makkah adalah tempat suci umat Islam, kota di Arab Saudi yang tertutup bagi non-Islam. Tapi sejak teknologi meluas, umat muslim bisa menyiarkan "Live Mecca" di kanal-kanal dengan membagikan video dan foto-foto yang membagikan wawasan tentang situasi terkini Makkah. 

Juga, meski "tertutup" untuk non-muslim, otoritas Makkah memberikan "karpet merah" produk barat dari merk-merk global yang terkenal, terutama dari Amerika Serikat. KFC, Burger King, Starbucks, menempati area strategis di Makkah. Jaringan hotel kelas elite "Paman Sam" juga berdiri menjulang berderet-deret di jantung kota ini. Sebut saja Hilton, Fairmont, Marriot, begitu sibuk melayani tamu Allah SAW dari berbagai negara.

Setiap tahun tercatat tiga juta jamaah mendatangi Makkah untuk melaksanakan ibadah haji, salah satu ibadah massal terbesar di dunia dan kewajiban bagi umat muslim yang mampu. Di luar musim haji, setiap hari umat Islam dari seluruh dunia juga datang untuk salat dan rangkaian ritual ibadah umroh. Umat muslim yakin melaksanakan ibadah di Makkah, tepatnya di Masjidil Haram, pahalanya bernilai seratus ribu kali lebih besar.

Dengan mudah mengatakan bahwa Makkah adalah kota yang hidup dari devisa jamaah muslim.  Sarana dan fasilitas pun dibangun mengikuti arah jalur-jalur menuju Kabah (dan Masjidil Haram), yang memiliki diameter mencapai 3 kilo meter dan 90 pintu. 

Selain Kabah, bangunan paling ikonik adalah Menara Abraj al Bait, gedung tertinggi kedua di dunia, dengan Jam Royal Makkah yang mewah, bertatahkan mosaik emas. Di kompleks Al Bait itu tersedia hotel-hotel mewah, Mall Zam-zam megah, dan ritel yang super lengkap. Bangunan fantastis menjulang itu menghadap langsung ke Masjidil Haram yang diperluas secara besar-besaran tanpa henti, melambangkan era baru bagi Makkah yang membangun visi industri wisata religi di Arab Saudi. 

Perkiraan jumlah jamaah di masa mendatang terus meningkat, transformasi Makkah akan siap melayani dengan menyediakan lebih banyak kamar hotel dan fasilitas untuk melayani peziarah. Dengan begitu konsekwensinya kampung-kampung asli dipindahkan, juga gunung-gunung akan diratakan berganti bangunan-bangunan lautan baja dan kaca.

****

Menempuh 8.135 kilo meter dengan waktu tempuh 9 jam, 28 menit, pesawat nomor penerbangan GA 980 Jakarta-Jeddah yang kami tumpangi mendarat mulus di Bandar Udara King Abdul Aziz, pada Sabtu 12 April 2025 pukul 18:10 waktu setempat. 

Sebelum landing, ketika melintasi langit Yalamlan, 92 kilo meter arah tenggara Makkah, saya dan rombongan umroh telah mengambil miqot berniat ihram. Bersalin mengenakan pakaian putih sederhana (menandakan terbebas hal-hal duniawi). Usai menunaikan salat jamak Magrib dan Isya, makan malam, dan urusan bagasi, pada pukul 21:20, kami melanjutkan perjalanan 70 kilo meter ke Makkah.

Tiba di penginapan hanya untuk bersiap-siap dan memantapkan niat, maka menjelang pergantian hari, kelompok kami sekitar 35 jemaah berbaris di lobi Hilton Convention, berjalan menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf dan sa'i.

Bagi para paziarah umroh (atau jamaah haji), tawaf mengelilingi Kabah 7 putaran dan berjalan-berlari kecil di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah (sa'iadalah impian saya (muslim) yang sudah lama dinantikan. 

Sebelum melakukan ritual tawaf, ketika untuk pertama kalinya menatap Kabah, bersama Vera, istri, kami bersyukur dan merasa haru. Kabah adalah kiblat yang dijadikan arah salat seumur hidup, kini tepat berada di depan wajah kami yang mendambakan. Benar-benar impian yang terwujud.

Kami menyelesaikan umroh tawaf dan sa'i pukul 02:50, menjelang azan pertama salat subuh pukul 03:15. Usai melaksanakan salat subuh yang syahdu di sini, saya tak henti-hentinya berdecak kagum merasakan pengalaman ziarah ini. Makkah, terutama Masjidil Haram dan ratusan ribu peziarah, menciptakan vibes spiritual yang sangat kuat. Ambisi duniawi menguap begitu saja di sini. 

Di tanah suci. Kota yang paling dicintai Allah SWT.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Review Enlightenment Now: Kehidupan Menjadi Lebih Baik

Kenangan di Prambanan Jazz