Dua Kali Tersesat dan Barang Ketinggalan di Bus (5)

Jumat petang pukul 18.30 kami berempat dan puluhan pengunjung yang masih di dalam diminta untuk segera mengosongkan Universal Studios. Saat keluar kami kembali berfoto-foto di Globe raksasa Universal, sebelum menuju ke halte bus yang berada di basemen. Kami ingin segera balik ke area Orchard, dengan perhitungan satu jam perjalanan, maka kami tiba pukul 19.30 dan bisa langsung cari makan malam.

Meredam keraguan dan tanpa bertanya, kami kembali naik bus nomor sama saat datang: 123. Perkiraan saya Bus 123 akan melakukan perjalanan dengan rute balik. Ternyata rute bus tersebut menuju ke pemberhentian akhir, yang membawa kami "tersesat", di Sentosa Night Mode (SNM).

Rencana kami balik ke kota buyar, kami memutuskan menghabiskan Jumat malam ini di zone SNM, yang sepertinya merupakan destinasi baru Singapura yang tak kalah oke. SNM menggelar beragam kegiatan akhir pekan seperti pesta kembang api, petualangan gastronomi, perjalanan kereta gantung, festival pasar dan kuliner, dan sebagainya. 

Usai berkeliling menikmati keseruan dan kesyahduan SNM, waktunya makan, dan lagi-lagi menyantap menu nasi ayam goreng ditambah kentang goreng. Selanjutnya ingin menjajal kereta gantung yang bolak-balik membawa penumpang menjelajahi resort ini, kami pun menaikinya yang ternyata perjalanan kereta menuju VivoCity Mall, masih di kawasan Sentosa tepatnya di Bukit Merah, HarbourFront. Ya seperti di area lain, semua moda transportasi akan mudah terhubung dengan mall.

Di VivoCity yang berarsitek futuristik dan unik ini, entah bagaimana saya tiba-tiba tertarik membeli celana katun H&M, yang mendapat potongan harga, SGD-24, dapat lagi diskon karena dipandu mengisi aplikasi anggota, akhirnya saya membayar SGD-22, 6 (260 ribu rupiah). Vera juga belanja celana panjang, Siti beli kaos, dan Uswa beli baju tidur. Kami semua dilayani dengan sangat baik oleh kasir, perempuan asal Malaysia yang ramah.

Kami di VivoCity hingga menjelang tutup, pukul 22, lalu menuju halte menunggu Bus nomor 143 yang kami yakin tidak salah lagi. Bus bertingkat ini mengangkut kami yang memilih duduk di kabin atas supaya bisa lebih jelas melihat menyusuri jalan-jalan Singapura yang bersinar di bawah lampu sorot. Di pertengahan rute Vera dan saya mulai merasa bus tidak mengarah, bahkan menjauh dari Orchard, dan benar saja hingga pemberhentian akhir di mana kami juga penumpang terakhir diminta turun oleh driver. Sekali lagi kami terdampar, kali ini di kawasan Jurong.

Jurong adalah kawasan industri baru Singapura yang berjarak 15 kilometer dari Orchard. Waktu kami tersesat di Jurong pada pukul 23.00, suasana sangat sepi, tapi tetap merasa aman. Kali ini kami mencoba Bus nomor 105, sebelum naik kami memastikan kepada pak supir supaya tidak lagi salah. Sudah kelelahan dan hanya ingin lekas istirahat.

Di perjalanan pulang menjelang pergantian hari ke Sabtu tersebut puluhan penumpang silih berganti naik dan turun dari rute: Ulu Pandan, Commomwealth Ave, Buona Vis Rd. Saat di Buona mulai hujan turn ketika Vera dan Uswa tertidur, hingga makin deras di Queensway, Tanglind Rd, Holland Rd, dan Petterson Rd.

Saya baru membangunkan Vera di satu halte sebelum pemberhentian kami. Vera dan Uswa yang dibangunkan mendadak merasa agak panik apalagi saat itu hujan cukup deras. Akibatnya ketika saatnya turun dari bus masih hujan, ada satu shopping bag, yakni belanjaan mereka di VivoCity, tertinggal di Bus 105.

Kami pun tiba di hotel dengan lemas, merasa kecolongan dan menyesal atas kejadian baru saja. Namun setelah menarik napas, berpikir positif, dan bersikap tenang, saya meyakinkan Vera bahwa barang ketinggalan tersebut tidak hilang dan akan kembali. Vera kemudian menghubungi Lost & Found Singapore Bus Service (BSS Transit).

Besok pagi Vera mendapat kepastian bahwa barang yang tertinggal di bus sudah ditemukan dan diminta mengambilnya di SBS Transit Passenger Sercive, distrik Serangoon. Luar biasa. Inilah satu alasan mengapa banyak orang selalu senang dan aman berkunjung ke Singapura.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja