GP Singapura: Balapan di Bawah Lampu Sorot Marina Bay (9)

Grand Prix  Singapura adalah balapan pertama yang diadakan di bawah lampu sorot, sejak tahun 2008.

Balapan yang kita nantikan, sangat bergengsi di kalender Formula 1. Dilangsungkan di sirkuit jalan raya berkecepatan maksimal, pada malam hari cuaca panas dan kelembapan tinggi yang menyengat pembalap. Apa pun bisa terjadi, lihatlah pada musim 2023, dari 23 races hanya balapan Singapura yang lepas dari genggaman Red Bulls, dimenangkan Carlos Sainz dari Ferarri.

****

Sejak akhir tahun 2023, saya berniat mewujudkan impian menonton balapan Formula 1 langsung di sirkuit. Tentu saja GP Singapura yang paling dekat dan realistis.

Saya pun beritahu ke Vera, ia setuju dan kemudian pada awal Januari ia mengusul cuti tahunan kantor akan ia gunakan pada akhir September, jadwal pelaksanaan GP Singapura. Masih delapan bulan lagi, di mana ada 15 balapan sebelum Singapura. 

Pertama kami beruntung mendapatkan tiket PP Makassar-Singapura pesawat Scoot seharga 2,3 juta rupiah. Lebih murah dari Makassar ke Jakarta, ke Bali, dan ke Jogja. Urusan tiket penerbangan tiket aman, selanjutnya tiket balapan dan akomodasi.

Setelah tiket dan lineup GP Singapura dirilis, pada 27 Juli 2024, saya pun mengamankan dua tiket race day kelas Premier Walkabout seharga 5,1 juta rupiah!. Tiket kelas termurah di Singapura adalah 3,4 juta rupiah di Zone-4. 

Jadi GP Singapura ini tiket termahal yang pernah saya beli pada segala event yang saya datangi. Ketika menonton opening Asian Games 2018 di GBK harga tiket 750 ribu rupiah, atau saat menyaksikan MotoGP Mandalika 2022 dari tribun VIP-B tiket dibanderol 1,2 juta rupiah. 

Dari 23 series, tiket Singapura konon ketiga paling mahal, setelah GP Monaco dan GP Las Vegas. Ya inilah Singapura, kota-negara dengan biaya tertinggi, dan inilah Formula 1, salah satu sport termahal. Mahalnya tiket karena bukan sekadar nonton balapan malam melainkan bisa menikmati beragam pertunjukan dari penampil papas atas. Kali ini Lenny Kravitz, Kylie Minogue, One Direction, dan Jared Letto dijadwalkan tampil di panggung spektakuler Marina Bay.

****

Vera dan saya berangkat ke Marina Bay pada pukul 16.40. Siti dan Uswa terpaksa kami tinggal di hotel. Kami menggunakan MRT dari Stasiun Maxwell tujuan Stasiun Marina Bay, yang keliru karena seharusnya kami turun di City Hall, stasiun terdekat. 

Sebagai pemegang tiket Premier Walkabout, kami dapat masuk di semua pintu, tapi idealnya dari gates 1. Total ada 9 gates yang tersebar di empat zona di sekeliling lintasan. 

Karena keliru kami harus berjalan 1,4 kilometer, melewati Bayfront Ave, masuk ke gedung Esplanade yang berasitektur megah dan modern di muara sungai, kemudian tak sadar masuk ke gedung Marina Bay Sands yang ikonik (mengetahuinya setelah kami keluar dan menyeberang ke Bayfront Ave).

Setelah berjalan memutar selama 40 menit, kami menemukan jalan masuk ke sirkuit (gates 8) di Jembatan Helix di atas sungai, dengan latar ArtScience Museum, menghubungkan ke Youth Olympic Park, dan Marina Center, di tikungan-16 dan 17. Berada di 136 kilometer di utara khatulistiwa, selamat datang di Grand Prix Singapura.

Kami tiba menjelang pukul 18, bertepatan dengan Driver's Parade dan juga penampilan Kylie Minogue di Zone 1 Panggung Wharf. Sabar menunggu, rombongan pebalap melintas di t-17 pada pukul 18.21, bagi saya itu momen berkesan, merinding saya bisa sedekat itu dari Lewis Hamilton, Max Verstappen, Carles Lecreec, dan Daniel Ricciardo, yang sebelumnya hanya dapat disaksikan di televisi dan tayangan serial Drive to Survive (1-6) di Netflix.

Usai parade, masih ada 90 menit menjelang balapan, Vera dan saya mengisi dengan menyusuri Zone 1, area pedok dan start-finish di bawah bianglala Singapore Flyer. Puluhan ribu penonton yang antusias melakukan hal serupa, mereka berfoto, bercengkerama, belanja merchandise yang mahal, ngopi, makan sosis, dan ngebir Heineken seraya menikmati senja di Pantai Marina Bay. Beberapa games, aktraksi, dan show juga digelar. Atmosfer yang benar-benar membuat saya merasakan sensasi euforia Formula 1.

Aktifitas jeda pada Pukul 19.44 untuk menyanyikan lagu "Majulah Singapura" national anthem Singapore, ketika kami di depan Panggung Wharf. Kemudian bergeser mencari lokasi start, di mana tak ada lagi ruang kosong tribun yang penuh sesak, jadi Vera dan saya menyaksikan di giant sreen Casa Maranello. Zone 1 yang sebelumnya ramai dan riuh festival sontak tenang dan tegang menantikan lampu star padam tanda balapan dimulai. 

Setelah star yang menegangkan, tapi tidak banyak mengubah urutan grid, kami makan terlebih dulu, Vera memesan cheesy chicken sausage wrap yang lezat. Kami sengaja memilih start di Zone 1, karena akan berjalan jauh menyusuri tepi lintasan hingga tiba di Zone 4 menjelang finish pada pukul 21.30. Estimasi durasi balapan umumnya adalah 90 menit. Tujuan akhir kami adalah menonton penampilan Lenny Kravitz di Padang Stage Zone 4 setelah balapan, dijadwalkan pukul 22. 25.

Dari Zone 1 menuju Zone 4, kita mesti menyeberang tribun di t-17, melintasi Marina Square, menembus City Link Mall tunnel, Esplande Park, dan tiba di Singapore Reaction Club saat balapan tersisa empat putaran (lap-58). 

Sekitar 10 menit kemudian, tepat pukul 21.44 Lando Norris dari McLaren yang sejak awal mendominasi, melintasi bendera finish dan memenangkan balapan Grand Prix Singapura 2024,  kedua Max Verstappen, ketiga Oscar Piatri, Leclerc keempat, dan Hamilton kelima.

Balapan malam di bawah lampu sorot dilengkapi pesta pertunjukan kembang api di langit Marina Bay. Sekali lagi ini pengalaman Formula 1 yang tak terlupakan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja