Bermain dan Bersenang-senang di Universal Studios (4)

Hari kedua di Singapura kami agendakan ke Universal Studios, taman hiburan terbesar di Singapura bahkan di Asean. Sebagai informasi Universal Studios hanya ada di lima lokasi di empat negara: Amerika Serikat (2), Jepang, Singapura, dan China. 

Pagi itu Jumat 20 September 2024, pukul 8.10 seusai sarapan cemilan dan teh panas (kamar yang kami pesan tidak mendapatkan breakfast), saya mengantar Siti dan Uswa berenang di level-10. Pool satu lantai dengan restoran dan gym. Tak lebih lima tamu yang ada di kolam mungil berukuran sekitar 2,5 x 20 meter saat itu, jadi Siti dan Uswa seolah berenang di rumah, heheh.

Tepat pukul 11.00 kami sudah siap di Halte Royal Thai Embassy-09179, menunggu datangnya Bus nomor 123, yang akan mengantar kami ke Universal Studios yang berlokasi di Resort World Sentosa sejauh 7,5 kilometer yang akan ditempuh kira-kira 45 menit. 

Tiba pukul 12.05 di pemberhentian halte bus di area basement yang luas, seperti terminal. Setelahnya berjalan sekitar 300 meter untuk sampai di Globe Universal Studios, depan gerbang pintu masuk. Belum begitu ramai pengunjung datang sehingga agak nyaman berfoto mengabadikan momen spesial ini. Kemudian kami membeli tiket secara manual di loket, untuk orang dewasa seharga SGD 81 dan tiket untuk anak dibanderol SGD 61. 

Karena tidak sarapan yang cukup, kami semua kelaparan, bahkan sejak perjalanan, sehingga begitu masuk Universal, kita lebih dulu mencari makan sebelum menjelajahi taman hiburan ini. Dalam perjalanan mencari restoran, Siti dan Uswa masih sempat jajan es krim Star-Dots seharga SGD 3 yang kami nikmati bareng-bareng kelezatannya.

Agak kesulitan awalnya menentukan makan apa sebelum kita memilih restoran Goldilocks Fried Chicken (GFC) yang terletak di zona belakang. Resto berdesain kastil klasik ini sangat penuh, butuh keberuntungan mendapatkan meja kosong. GFC sejenis KFC dan Burger King. 

Siti dan Uswa pesan babybearmeal (wadah tupperwear yang bisa dibawa pulang) sedangkan Vera dan saya membeli satu cajun chicken, mayo fries, dan tambahan 1 nasi. Ayam gorengnya memang gurih dan kami sangat menikmati. Setelah itu Vera juga memesan hidangan penutup waffle es coklat karakter Shrek yang segar di siang terik. Total Vera membayar makan siang kami ini SGD 49 atau sekitar 575 ribu rupiah. 

Seusai makan yang membuat strong, kami melanjutkan menyusuri kompleks taman bermain ini. Tidak banyak wahana yang kami coba, terlebih yang ekstrem seperti beberapa jenis roller coaster. Wahana pertama yang dicoba adalah Treasure Hunters. Lumayan panjang antrinya, 15 menit barangkali. Wahana ini membawa pengunjung dengan mengendarai mobil antik ke lokasi hutan penggalian harta karun.

Selanjutnya menjajal Accelerator, sekilas mirip komidi putar dengan dudukan berbentuk cangkir kuning yang dirancang bergerak, meluncur berputar liar seperti akan saling menabrak. Menguji fisik dan akurasi untuk selalu seimbang. Kemudian yang paling keren aksi di wahana Transformers The Ride: The Ultimate 3D Battle. Menyusuri laboratorium dan dengan kacamata 3D menaiki subway diajak pasukan Transformers bertarung melawan Deceptions untuk menyelamatkan kota dari kehancuran.

Sayang sekali wahana Sesame Street tidak dibuka saat itu. Jadi kami mengalihkan ke Camera Light Action, yang merupakan karya sutradara Steven Spielberg. Pengunjung dibawa ke panggung suasana lokasi syuting film blockbuster yang pernah dibuat Spielberg. Terasa efek api, angin bertiup, dan macam properti film layaknya benaran. Kami juga menonton sing and dance trio performer yang enerjik dan memukau di Zone Hollywood. 

Tak terasa sudah hampir lima jam kami di sini. Waktunya Vera, Siti, dan Uswa memburu buah tangan di beberapa outlet. Sedangkan saya yang dari pagi baru ngopi di hotel, memilih menunggu mereka di Starbucks. Saya kemudian tahu ini bukan sekadar gerai Starbucks biasa, tapi outlet Starbucks Reserve, yang spesial minuman dan merchandisenya.

Seperti biasa, saya memesan hot americano, seharga SGD 7,8. Meskipun kopinya sama ada nuansa berbeda duduk sambil bersantai menyaksikan sebanyak mungkin pengunjung dari berbagai bangsa yang menghabiskan waktunya di Universal yang sebentar lagi akan ditutup, pukul 18.00. Barangkali ini yang disebut ngopi global.

Setelah benar-benar keluar pada pukul 18.30, kami masih merasa senang dan bersyukur mendapat kesempatan berkunjung di Universal Studios. Sungguh merupakan pengalaman liburan keluarga kami yang mengasyikkan dan tak terlupakan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja