Suatu Malam di Chinatown (7)

Menumpang Bus nomor 174 dari Orchard, kami turun di halte tepi New Bridge Rd, yang sepertinya jalan utama distrik Chinatown, dan melanjutkan berjalan kaki sejauh 800 meter untuk sampai di Buttrenut Tree, penginapan yang berlokasi di Teck Lim Rd. 

Kami tiba di Chinatown pukul 19.35, puncak waktu makan. Sepanjang perjalanan kami melewati ratusan kedai, restoran, dan cafe yang sangat ramai dipenuhi orang bersantap. Saya nyaris tidak melihat ada meja kosong dari ratusan kedai tersebut. 

Aroma masakan tidak bisa terhindar dari trotoar jalur kami berjalan, mulai kwetiau, sate, bihun, hingga bebek panggang, makanan itu didampingi minuman bir yang berbusa-busa di botol maupun gelas kaca ukuran jumbo. Tiap meja mereka meriung bersantap dan bercengkerama. Barangkali juga karena ini Sabtu malam. Tentu kebanyakan orang China, meskipun tidak sedikit juga orang bule di sana.

Selain karena wisata kuliner autentik, Chinatown Singapore adalah salah satu lokasi populer yang ramai dikunjungi dengan perpaduan keberagaman budaya, dan bangunan-bangunan klasik arsitekturnya. Chinatown adalah rumah bagi beberapa bangunan bersejarah dan budaya terkenal di Singapura. 

Butuh 25 menit berjalan hingga tiba di hotel berlantai tiga, lebih menyerupai ruko yang dialihfungsikan menjadi hotel. Usai check-in, menjelang pukul 20.30 kami sudah lapar, mengingat terakhir makan saat di Merlion pukul 13. Awalnya bingung mencari makanan halal di Chinatown, kami pun bertanya pada resepsionis hotel yang saya yakin seorang muslim seperti kami karena mengenakan jilbab, ia berasal dari Malaysia.

Ia memberitahu ada restoran padang di seberang hotel, tapi 30 menit lagi akan tutup dan biasanya menu lauknya sudah terbatas. Tak apa, jika lapar apa pun terasa enak. Kami pun memesan seperti orang berbuka puasa. Rasanya lezat melebihin ekspektasi saya. Berempat makan dan minum Vera membayar SGD-24 di Yanti Autenthic Nasi Padang di Keong Saik Rd. 

Kelar urusan makan, selanjutnya menyambangi Pasar Market Chinatown, yang hanya berjarak 300 meter dengan berjalan kaki 10 menit. Pasar Chinatown Street di Singapura adalah salah satu tempat paling populer untuk dikunjungi. Untuk mengkakses ada halte dan stasiun MRT yang tidak membuat repot.

Toko-toko dan kios-kios di pasar ini sangat ramai sesak, meliputi seluruh jalan yang menyisakan ruang sempit berjalan kaki layaknya pasar malam di Indonesia. Ratusan kios tersebut menjual berbagai macam kebutuhan lengkap mulai dari pernak-pernik, pakaian, kerajinan tangan, alat elektronik, makanan dan buah kemasan, dan sebagainya. Vera membeli banyak oleh-oleh di sini.

Tak terasa hampir pukul 23, ketika kami meninggalkan pasar yang mulai berangsur sepi. Saat di perjalanan pulang, hasil babak kualifikasi GP Singapura juga sudah rilis. Lando Norris meraih pole, diikuti Max Verstappen (P2) dan Lewis Hamilton (P3). Pasti menjanjikan balapan seru besok malam. Saya tak sabar menontonnya.


























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja