Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Di Balik Keluarga FIFA

Gambar
Sepak bola semacam hasrat. Kita suka sepak bola sejak kecil dan seumur hidup. Akan lebih menyenangkan jika tak mengetahui semua kebusukan dalam sepak bola dan hanya menyukai permainannya serta mendukung tim nasional kita, karena rasa percaya dan cinta. Namun bersamaan merasa ada tak beres dalam pengelolaan sepak bola oleh Federasi. Kita tahu FIFA korup dan kita muak hal itu. Saya menjadi lebih paham setelah menyaksikan empat serie dokumenter Netflix, FIFA Uncovered yang diproduseri John Battsek dan disutradarai Daniel Gordon mengisahkan dengan gamblang bagaimana kejahatan korupsi sudah begitu mengakar di FIFA, organisasi yang mengatur sepak bola dunia.  Pada 1904, federasi FIFA dibentuk oleh 7 asosiasi sepak bola Eropa, semuanya amatir dan tidak ada uang bermain. Mereka menjaga nilai-nilai olahraga. Membuat panduan untuk menjaga sportivitas sepak bola, dan melindungi sepak bola dari politik dan propaganda. Dari situ muncul gagasan mempertandingkan sepak bola secara global, untuk menyu

Pemain Terhebat Sepanjang Masa Memenangkan Final Piala Dunia Terbaik

Gambar
Kita merasakan seluruh emosi saat Argentina akhirnya mengalahkan juara bertahan Perancis di final Piala Dunia terbaik yang pernah terpentaskan. Pertandingan yang menghadirkan kegembiraan dan drama  thriller . Argentina memenangkan Piala Dunia ketiga mereka setelah pertama pada Piala Dunia 1978 di Argentina bersama skuad Mario Kempes, dan kedua pada Piala Dunia 1986 Meksiko yang fenomenal dari aksi Diego Maradona. Sesaat setelah penalti keren Gonzalo Montiel memastikan kemenangan bersejarah itu, skuad Argentina saling memeluk satu sama lain dalam campuran kegembiraan dan keharuan yang penuh air mata.   Lionel Messi kapten superstar merayakannya dengan emosional, air mata mengalir di tengah senyuman. Dia berlutut dan mengacungkan dua telunjuknya ke langit di lingkaran tengah, kemudian ia hilang oleh rekan satu tim yang saling berangkulan. Messi akhirnya mendapatkan medali pemenangnya, merengkuh dan mengangkat Piala Dunia, trofi yang sangat dia dambakan dalam upaya kelima dan mungkin yang

Misteri Final Piala Dunia 2022

Gambar
Tak ada pesta yang tak berakhir. Piala Dunia Qatar 2022 yang  dimulai pada 20 November 2022 akan tuntas dalam hitungan jam ke depan. Kita sudah menyaksikan 63 pertandingan level tinggi di delapan stadion di lima kota besar di tanah Jazirah Qatar. Satu per satu negara peserta, baik mantan juara maupun tim "kuda hitam", mulai Jerman, Uruguay, Spanyol, Portugal, Belanda, Inggris, dan Kroasia telah berguguran. Al Rihla , bola resmi Piala Dunia Qatar, yang maknanya "perjalanan", akan bergulir untuk terakhir kalinya di Lhusail Iconic Stadium, stadion megah yang canggih berkapasitas 88 ribu penonton akan menjadi panggung dan saksi ajang paling prestius di dunia. Argentina dan Perancis akan mendapatkan "kehormatan" ketika salah satu finalis memenangkan gelar Piala Dunia 2022 di Stadion Lushail Iconic, Doha, pada hari Minggu, 18 Desember 2022. Argentina versus Perancis adalah final Piala Dunia ideal yang sangat dinanti-nantikan. Dua kutub sepak bola, Amerika Latin

Kami Hidup Bersama Kami Mati Bersama, Itulah Semboyan Perancis

Gambar
Kemampuan sebuah bangsa bangkit dari keterpurukan tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa itu sendiri. Semakin panjang sejarah yang dialami, semakin banyak pelajaran yang bisa dipetik untuk keluar dari krisis. Sama halnya dengan negara besar Eropa lainnya, Perancis yang kini menjadi rumah impian semua orang, pernah pula mengalami masa kegelapan. Revolusi Perancis (1789-1799) menjadi titik balik sejarah. Perancis menjadi negara terbuka, berpikiran luas, menjadi tempat banyak orang selain mengadu nasib, juga untuk menimba ilmu. Semangat keterbukaan dan semangat menaklukkan kolonialisme masa lalu menjadi kekuatan Perancis di semua sendi kehidupan. Tak ada negara yang memiliki warna sekaya Perancis. Dengan sejarah panjang itu, tidak usah heran tim sepak bola Perancis selalu bisa bangkit dari keterpurukan. Bahkan lebih dari itu, mereka seperti lebih bergairah dan memiliki rasa percaya diri tinggi. **** Pahamilah sejarah tim Perancis dalam lima Piala Dunia terakhir. Les Bleus  sejak memena

Magis Messi Akhiri Perlawanan Kebangkitan Kroasia

Gambar
Selalu ada sesuatu yang magis tentang sepak bola Argentina. Piala Dunia Qatar 2022 ini terasa seperti rangkaian festival spiritual kebangkitan Lionel Messi dan para pemujanya. Sejak debutnya melawan Serbia Montenegro pada Jerman 2006, Lionel Messi sudah 25 kali bertanding di Piala Dunia, dan akan menjadi 26 untuk melewati kapten legendaris Jerman Lothar Matthaus (25 game) dan pesepak bola manapun nantinya sebagai rekor abadi. Tak ada yang menyangka penampilan terbaik Messi dan Argentina di lima Piala Dunia adalah Qatar 2022, pada usia 35 tahun. Sejak kalah di pertandingan pembuka Grup C melawan Arab Saudi, mulai saat itu semua pertandingan adalah "final". Skuad ini membuktikan betapa kuatnya mereka, memainkan lima "final" melawan Meksiko, Polandia, Australia, Belanda, dan Kroasia, dan memenangkan semuanya. Argentina berhasil bangkit dari keterpurukan, lulus ujian berat. Terakhir pada pertandingan semifinal melawan Kroasia, finalis 2018 yang mengalahkan Brasil di per

Didier Deschamps Ingin Menulis Sejarah Baru Perancis

Gambar
Jika berbicara sepak bola Perancis, barangkali ada dua sosok yang paling dikenal: Michel Platini dan Zinedine Zidane. Platini berjaya di era 1980-an dengan memimpin Perancis memenangkan trofi pertama, Piala Eropa 1984. Kiprahnya di tiga Piala Dunia (1978, 1982, 1986) juga cemerlang meskipun tak pernah kampiun, dua kali menembus semifinal. Pada 2007 sampai 2015 Platini menjabat Presiden UEFA, otoritas sepak bola benua Eropa. Ketika sebagai tuan rumah 1998, Perancis juara dunia pertama kali lewat aksi fenomenal Zidane. Perancis join  club 7 , negara yang pernah menjuarai Piala Dunia. Berlanjut menyandingkan gelar Piala Eropa dua tahun kemudian. Itulah sejarah terhebat sepak bola Perancis. Piala Dunia 1998 Barangkali banyak yang sudah lupa, orang Perancis pertama mengangkat trofi Piala Dunia mahakarya seniman Italia, Silvio Ganzzaniga, bukanlah Zizou-panggilan Zinedine Zidane, tetapi Didier Deschamps, sang kapten, pemimpin sejati  Les Bleus. Deschamps bertanding untuk Perancis 103 kali de

Lionel Messi Menjemput Takdirnya di Qatar

Gambar
Argentina harus berhenti berharap bahwa mereka akan memenangi Piala Dunia hanya dengan mengandalkan pemain yang berpredikat superstar sepak bola, seperti yang terjadi pada Piala Dunia 1986. Saat itu tim "Tango" Argentina menjuarai Piala Dunia Meksiko 1986 dengan permainan sepak bola terhebat, lengkap dengan segala kontroversi pada sosok Diego Armando Maradona, yang diyakini sebagai pesepak bola terbesar dunia yang pernah lahir. Aura Maradona tampaknya tak pernah pudar sedikit pun meski Maradona sudah meninggal pada 25 November 2020 silam, ia membayangi dan menginspirasi kiprah Argentina di Piala Dunia. Poster dan mural Maradona terlihat di mana saja tatkala Argentina bertanding di ajang Piala Dunia. Nama besar Maradona selalu "disandingkan" dengan Lionel Messi, mega bintang Argentina yang belum lahir ketika Argentina menang di Meksiko 1986. Messi terus berusaha dan bekerja keras demi menyamai prestasinya, mengantar negaranya juara Piala Dunia untuk ketiga kalinya.

Master-master Sepak Bola dari Balkan

Gambar
Dalam dunia bola, apa yang dulu tidak mungkin, kini menjadi kenyataan. Sepak bola telah mengangkat derajat bangsa Kroasia setelah Piala Dunia 1998. Piala Eropa 1996 di Inggris merupakan awal Kroasia menapak ke persaingan sepak bola Eropa dan Dunia. Kroasia, negara pecahan Yugoslavia, menampilkan sepak bola menawan dengan gerakan-gerakan seperti menari balet dari Zvonimir Boban, Robert Prosinecki, dan tentu saja Davor Suker.  Puncak generasi emas pertama Kroasia, negara debutan mengguncang Piala Dunia 1998 Perancis.  The Vatreni , tanpa diduga berhasil meraih medali perunggu dan Suker sukses top skor turnamen. Salah satu gol Suker kembali diciptakan ke gawang Jerman yang saat itu mereka hantam tiga gol tanpa balas di kota Lyon. Mereka hanya bisa dijinakkan di semifinal oleh tuan rumah Perancis yang kemudian menjadi juara. Kemenangan negara kecil atas raksasa dunia, Jerman, di kota Lyon itu menjadi satu malam bersejarah bagi Kroasia. Merupakan tonggak menyongsong masa depan yang gemilang

Tradisi dan Darah Panas Pemain Inggris

Gambar
Sejak juara Piala Dunia 1966 di negeri sendiri, Inggris di Piala Dunia senantiasa ditandai petualangan dramatis. Selalu saja ada drama dan insiden menyertai kegagalan  Three Lions  di turnamen akbar. Adu penalti melekat pada begitu banyak momen kekalahan Piala Dunia yang memilukan. Membuat fans atau  hooligans  kecewa dan frustrasi dalam waktu yang lama. Bagi Inggris, yang mengklaim sebagai negara penemu sepak bola modern, penantian 56 tahun bagaikan hidup pada masa kegelapan. Pada Piala Dunia 1986 Inggris kalah di perempat final oleh Argentina lewat dua gol ajaib Diego "Dewa" Maradona, dalam duel yang diberi tajuk sebagai laga abad ke-20. Empat tahun kemudian pada Piala Dunia Italia 1990, Inggris yang dilatih manager karismatik Bobby Robson disingkirkan Jerman Barat di semifinal melalui laga brutal adu penalti yang sangat kejam.  Pemain muda Paul Gascoigne menangisi kekalahan Inggris di Turin. Air mata Gascoigne semacam momen penting dalam sepak bola Inggris, yang membantu o

Pertandingan Klasik Perempat Final Piala Dunia

Gambar
Jangan selalu mengira pertandingan paling menarik tiap Piala Dunia adalah pertandingan final. Tak jarang justru babak perempat final yang menampilkan match of the turnament , laga yang disertai klimaks, dramatis, kontroversial, bahkan mencengangkan dunia. Tengoklah kembali sejarah duel Argentina melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986, sampai sekarang lebih heboh dikenang, daripada finalnya sendiri di mana Diego Maradona bersama Argentina mengalahkan Jerman 3-2. Ketika "Dewa" Maradona menghebohkan dunia, saya masih bocah berumur lima tahun, tentu belum menyaksikan duel yang digadang-gadang merupakan laga sepak bola abad ke-20 tersebut. **** Saya sudah menonton sejak Piala Dunia 1994 di USA, masih bisa merekam sejumlah pertandingan babak perempat final legendaris yang sarat sejarah. Maka izinkanlah saya menuliskan memori tersebut di forum ini. Duel terbaik di Piala Dunia 1994 adalah pertemuan klasik Brasil melawan Belanda di perempat final. Dua gaya sepak bola agres