Drama Tujuh Gol di San Siro
Satu lagi pertandingan sepak bola yang akan saya bicarakan lama bahkan tak terlupakan. Duel Inter Milan melawan Barcelona pada semifinal leg-2 Liga Champions 2025 di Stadion Giaseppe Mazza, Milano, Selasa 6 Mei 2025, yang dimenangkan tuan rumah Inter denga skor 4-3 melalui perpanjangan waktu.
Kita kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan apa yang terjadi semalam di San Siro yang keramat. Tujuh gol tercipta dan sebelumnya enam gol pada leg-1, membuat kita sulit tidak setuju inilah duel semifinal Liga Champions paling seru dan menegangkan. Kita sangat beruntung bisa menikmatinya.
Saat kita masih dibuat takjub dengan laga leg-1 yang seru di kandang Barca, kita mencapai klimaksnya pada leg-2.
Inter memainkan babak pertama yang sempurna, memimpin dua gol yang sangat berarti. Inter membuka keran gol pada menit ke-21. Kesalahan Frankie De Jong dan Daniel Olmo, memberikan kesempatan kepada Frederico De Marco melepaskan umpan terobos kepada Denzel Dumries, dengan Lautaro Martines di sebelah kirinya, kiper Wojciech Szczęsny sendirian mengadang, dan Dumfires mengoper bola kepada Martinez yang mustahil gagal di gawang yang kosong. San Siro bergemuruh mereka kini unggul.
Di akhir babak pertama, Inter menggandakan keunggulan dari penalti. Awalnya bek Paul Cubarsi seperti melakukan tekel yang hebat, namum pemeriksaan VAR memperlihatkan Martinez menyentuh bola terlebih dahulu, sebelum Cubarsi meluncur masuk dan kakinya terlepas. Hakan Calhanoglu maju sebagai eksukutor menendang penalti ke sudut kiri bawah! Szczęsny melompat ke arah yang salah. Ia juga akan kesulitan menggapai tendangan penalti itu bahkan jika tebakannya benar! Agrerat 5-3.
Di babak kedua, Barcelona kembali hidupkan permainan. Pada menit ke-54, Gerard Martin bebas dari sisi kiri, ia melepaskan umpan silang. Diblokir tapi dapat rebound, kemudian mengumpan kepada Eric Garcia, yang berlari masuk dari sisi kanan dan melepaskan tendangan voli yang tak bisa dihadang Yan Sommer. Atmosfer San Siro tiba-tiba berubah.
Enam menit kemudian, Raphinha melepaskan tendangan bebas rendah, tetapi bola berhasil diblok. Bola menemui Martin yag melepaskan umpan silang melengkung dari sisi kiri melewati kumpulan pemain di kotak. Olmo, yang tidak terkawal sejauh enam meter, menyundul bola ke gawang, dan untuk kedua kalinya dalam pertandingan ini, Barcelona berhasil bangkit dari ketertinggalan dua gol! Agrerat 5-5!
Ketika kita mengira akan bertahan dengan skor 2-2, pada menit ke-87, Fermin Lopez mengoper bola panjang ke sisi kiri dalam untuk Raphinha, yang memasuki kotak penalti dan melepaskan tendangan keras ke gawang. Sommer menangkis bola dengan baik, tetapi bola kembali mengarah ke Raphinha, yang kembali menembakkan keras di sudut bawah. Torres, yang berdiri di tiang jauh, berhasil melompat keluar lapangan, untuk menghindari pantulan yang dapat membuat gol menjadi offside. Tendangan yang luar biasa! 3-2, agrerat 6-5!
Barcelona telah kembali, dan Inter terlihat layu, impian mereka untuk mencapai final tampaknya telah lenyap.
Tetapi hal yang membuat kagum adalah mereka tidak pernah menyerah, dan siapa sangka mereka bisa mencetak gol penyeimbang saat waktu hampir habis. Dumfries merebut bola dari Cubarsi, di sebelah kanan kotak penalti Barca, begerak maju ia mengumpan bola ke Acerbi, yang melepaskan tembakan pertama ke sudut kanan atas. Szczesny tidak punya peluang. Skor 3-3, memaksa pertandingan berlanjut di extra time.
Drama apa lagi yang terjadi?
Pada menit ke-99, Markus Thuram membuat pertahanan Barca kerepotan di sisi kanan. Ia mencapai garis terdalam, lalu mengumpan bola ke Mehid Taremi, yang menyodorkan bola ke arah Davide Frattesi. Satu sentuhan, tendangan keras rendah melewati Szczęsny dan masuk ke sisi kiri gawang! San Siro melesat ke langit!
Inter unggul lagi 4-3, agrerat 7-6, yang bertahan hingga selesai Frattesi menjadi pahlawan perpanjangan waktu, bersama kiper Sommer yang jatuh bangun menghalau serangan bertubi-tubi Barcelona yang diasuh Hansi Flick.
Inter berhasil! Nerazzurri mencapai final kedua dalam tiga musim berkat kemenangan dalam dua pertandingan epik.
Skuad Simone Inzhagi dan interisti pantas merayakannya. Sebaliknya, Barcelona, terkuras dan tidak percaya tiket final yang sudah hampir diraih tiba-tiba hilang dengan cara yang sangat kejam. Sepak bola memang bukan persoalan adil atau tidak adil. Kita harus menerima hasilnya. Itulah keindahan sepak bola.
Barca yang brilian dan Inter yang sangat luar biasa, bermain dengan semangat juang sampai akhir.
Komentar
Posting Komentar