Sehebat Apa Carlo Ancelotti, Pelatih Baru Brasil

Siapa tak kenal Carlo Ancelotti?

Pelatih tersukses Liga Champions dengan lima gelar, dua ketika mengasuh AC Milan, dan tiga saat melatih Real Madrid. Pada Senin 12 Mei 2025, Carlo Ancelotti dikonfirmasi akan melatih tim nasional Brasil, juara lima kali Piala Dunia. Ini bukan kabar biasa bagi dunia sepak bola.

Menulis tentang Don Carlo yang terkenal, dengan pengalaman melatih sembilan klub Eropa sepanjang 30 tahun tentu sangat sulit mengurainya. Jadi saya memilih mengulas babak-babak awal kepelatihan Carletto, terutama saat ia menukangi Juventus dan AC Milan, sebelum berkelana ke Inggris, Perancis, Jerman, dan Spanyol.

Juventus 1998-2001

Pada Februari 1998 Ancelotti ditunjuk menggantikan Marcelo Lippi yang mengantar Juventus ke tiga final Liga Champions beruntun, memenangkan satu pada 1996. Juventus Lippi sangat kuat di Italia dan Eropa kala itu. Ancelotti sangat kental darah Milano, karena ia merupakan skuad impian Milan yang diarsiteki Arrigo Sacci. Jadi keputusan Ancelotti melatih Bianconeri suatu anomali pikir saya.

Benar saja kejayaan "Si Nyonya Besar" terhenti saat bersama Ancelotti. Juve tidak saja kehilangan scudetto, tapi gagal bersaing dengan Lazio dan AC Milan yang menang pada 1999. Begitu juga di Liga Champions, ambisi Juve maju ke final keempat beruntun digagalkan Manchester United Alex Ferguson di semifinal, yang kemudian juara dan treble yang terkenal.

Laga Juventus dengan MU adalah duel semifinal Liga Champions paling dramatis yang saya tonton. Pada leg pertama di Old Trafford bermain imbang 1-1. Di leg kedua yang berlangsung di Delle Alpi, baru 11 menit pertandingan dimulai, Juventus sudah unggul 2-0 lewat brace Filippo Inzaghi. Sepertinya laga yang mudah dilalui oleh Juventus untuk mencapai final.

Namun United bisa bangkit saat orang mengira sudah tidak ada harapan. David Beckham mengambil sepak pojok yang diarahkan ke tiang dekat dan disundul dengan brilian kapen Roy Keane pada menit ke-24. 1-2, United kembali ke permainan.

Sepuluh menit kemudian, kerja sama Beckham dan Andi Cole di sisi kanan, melepaskan umpan silang yang disambut sundulan keren Dwight Yorke menjebol gawang Angelo Peruzzi. 2-2. United kini unggul away gol. Sejak itu Juventus tidak pernah bisa bangkit, United justru menambah satu gol dari Andi Cole untuk memastikan tiket final, yang pertama bagi Alex Ferguson. Sungguh tragis debut Ancelotti di Liga Champions.

Pertandingan match 34 Liga Italia melawan Perugia pada Minggu 14 Mei 2000, juga merupakan aib bagi karir Carletto. Juventus memimpin dua poin di atas Lazio yang dilatih Sven Goran Erickson. Pada pertandingan terakhir Juventus wajib mengalahkan Perugia di Renato Curi, untuk menyegel scudetto pertama Carletto. Sedangkan Lazio harus menang saat menjamu Reggina di Olimpico sambil berharap Juventus terpeleset.

Melihat karakter dan kebiasaan Juventus, rasanya tidak sulit meredam Perugia yang dikapteni Marco Materazzi. Babak pertama masih imbang 0-0. Tanpa diduga, hujan deras mengguyur Renato Curi menjelang babak kedua. Laga ditunda sekitar 15 menit.

Petaka buat Juventus datang pada menit ke-5o, tendangan rendah Alesandro Calori mengecoh Edwin Van Der Sar. Skor 1-0. Ketika Lazio sudah menyelesaikan tugas dengan menang 3-0, fokus kini di Perugia. Bisakah Juventus bangkit seperti yang sering ia lakukan? Ternyata kali ini tidak, lapangan becek menghambat serangan-serangan yang dibangun maestro Zinedine Zidane dan Alesandro Del Piero.

Hingga Pierluigi Collina meniup peluit akhir, Juventus tidak mampu bangkit. Kekalahan gila yang membuat Juventus disalip Lazio di tikungan terakhir. Laziale pun merayakan scudetto impian di Olimpico.

Musim selanjutnya Juve kembali hanya runner-up di bawah AS Roma. Dua musim di Liga Champions, Juve juga sulit bersaing, sampai Ancelotti dipecat pada Juni 2001 ia tidak pernah menang trofi bergengsi. Salah satu pelatih Juventus terburuk saya kira.

AC Milan 2001-2009

Gagal total di Juventus, Ancelotti didapuk Silvio Berlusconi untuk melatih AC Milan menggantikan Fatih Terim pada November 2001.

Debut bersama Milan masih gagal, justru Juventus kembali juara saat tidak lagi dilatih Ancelotti. Trofi pertama Ancelotti justru Liga Champions 2003 setelah menang adu penalti atas Juventus pada final yang membosankan di Manchester.

Musim 2003/2004 dan 2004/2005 diyakini skuad Milan terbaik di bawah Ancelotti selama delapan musim. Tapi ada dua pertandingan Eropa yang sangat memalukan harus ditanggung klub sebesar AC Milan, di bawah asuhan Ancelotti.

Pertama, leg kedua perempat final 2004 melawan Deportivo La Coruna. Milan yang diperkuat Paolo Maldini, Andrea Pirlo, dan Andri Sevchencko, pada leg pertama menang 4-1 di San Siro. Kemenangan besar yang diyakini memuluskan jalan AC Milan ke semifinal untuk mempertahankan gelar.

Namun harapan terempas dari kekalahan memalukan 0-4 di kandang Depor. Comeback terhebat yang pernah terjadi sepanjang sejarah. Saya masih tidak percaya klub tersukses kedua di Eropa menjadi bulan-bulanan tim medioker. Ancelotti dan skuad pun dicaci maki milanisti.

Kedua, kekalahan di final Liga Champions 2005 oleh Liverpool pada 25 Mei 2005 di Istanbul. Tak perlu penjelasan lagi, semua orang mengingat dan masih membahasnya terutama setiap menjelang final Liga Champions. Sudah pastu kekalahan Ancelotti paling menyakitkan, juga satu-satunya dari enam final yang ia mainkan.

Saya berpikir deretan kekalahan Ancelotti yang sudah kita bahas di atas pada akhirnya membentuk dan menempa Ancelotti hingga memiliki karir kepelatihan yang panjang dan konsisten di level elite, menjadi salah satu manajer sepak bola termahal di dunia.

Kita tunggu petualangan baru Ancelotti bersama jogo bonito Brasil.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Balapan, Konser Keren Lenny Kravitz (10)

Review Enlightenment Now: Kehidupan Menjadi Lebih Baik

Kenangan di Prambanan Jazz