Menang El Clasico Barcelona di Ambang Juara Liga Spanyol
Dunia sepak bola selalu menantikan El Clasico, pertandingan bergengsi rivalitas abadi antara Barcelona dan Real Madrid di Liga Spanyol.
Persaingan El Clasico paling sengit menurut saya terjadi saat megabintang Cristiano Ronaldo bergabung ke Real Madrid dari Manchester United pada 2009. Memulai rivalitas individu dengan Lionel Messi yang sejak 2005 berada di Catalunya. Keduanya kini disebut dua pesepak bola terhebat dan tersukses sepanjang sejarah.
Periode tersebut juga merupakan duel panas antara Jose Mourinho dan Joseph "Pep" Guardiola. Jose melatih Real sejak 2010 sampai 2013, sedangkan Pep menukangi Barcelona sejak 2008 yang memenangkan treble pada 2009, mendominasi Liga, dan hengkang pada akhir musim 2012.
Cristiano meninggalkan Real pada 2018, kemudian Messi hengkang dari Barcelona pada 2020, membuat El Clasico tak sepanas sebelumnya. Dengan banyak alasan, saya sering melewatkan Clasico, cukup hanya menonton video singkat di YouTube ketika sudah mengetahui hasilnya.
****
Malam tadi Minggu, 11 Mei 2025, pukul 22.15 WITA, saya bersemangat lagi menantikan El Clasico. Match pekan ke-35 Liga Spanyol musim 2024-2025 yang berlangsung di Estadio Olimpic Lluis Companys.
Pertandingan ini seperti final Liga Spanyol 2025. Barcelona sudah unggul empat poin dari rival abadinya. Jadi kemenangan Barcelona akan memperlebar jarak menjadi tujuh poin. Sesuatu yang nyaris mustahil bagi Real mengejar hanya dari tiga laga penutup musim.
Namun jika mereka kalah, keunggulan itu tinggal satu poin saja, dengan serangkaian pertandingan sulit yang akan datang: derby tandang melawan Espanyol, Villarreal yang berada di posisi kelima di kandang, Athletic Club di kandang; sebaliknya, Real menghadapi Mallorca di kandang, Sevilla di tandang, dan Real Sociedad di kandang.
Sudah tiga kali musim ini mereka berhadapan, semua dimenangkan Barcelona. Sejak Hansi Flick datang pada awal musim, Barcelona meraih hasil sempurna melawan anak asuh Carlo Ancelotti, yang sepertinya akan dipecat. Barca pernah menghajar Real 4-0 di Bernabaeu, lalu 5-2 di Supercopa, dan paling anyar 4-3 di final Copa Del Rey.
Kedua tim masih merasa sakit tersingkir dari Liga Champions, Real dibantai Arsenal di delapan besar, sedangkan Barcelona disingkirkan secara menyakitkan oleh Inter Milan di semifinal empat hari lalu. Trofi Liga Spanyol tentu menjadi hiburan yang layak dari kesengsaraan di malam Eropa.
Real unggul cepat pada menit ke-4 dari eksekusi penalti Kylan Mbappe, setelah dilanggar kiper Szczesny. Tendangan keras Mbappe tidak mampu dicegah meski Szczesny sudah bergerak ke arah yang benar.
Sepuluh menit kemudian, Mbappe menggandakan keunggulan Real. Dari serangan balik yang dimotori kecepatan Vinicius di sebelah kiri yang mengumpan silang dengan tempurung kakinya, memudahkan Mbappe menaklukkan Szczesny. Skor 2-0. Barcelona tampak goyah, dan kegagalan mulai terbayang menyaksikan "kebangkitan" Real.
Tetapi Barcelona melakukan comeback lagi, hanya dalam rentang 15 menit gol-gol dari Eric GarcÃa menit ke-19, Lamine Yamal menit ke-32, dan dua gol dari Raphinha menit ke-34 dan ke-45. Skor 4-2 babak pertama seperti hal yang tidak logis untuk Clasico. Barca bangkit selamanya saat Real sangat berantakan. Pertandingan ini bisa berakhir dengan skor berapa pun.
Dan pada akhirnya, skor akhir 4-3 untuk kemenangan Barcelona. Mbappe memperkecil sekaligus menciptakan hatrick pada menit ke-70. Meski unggul tipis sejatinya Real kalah telak. Di babak kedua Barcelona menciptakan lebih banyak peluang, melakukan lebih banyak hal untuk membuat pertandingan ini menyenangkan, dan seharusnya mendapatkan lebih banyak gol. Kiper Courtois dan VAR menggagalkan berkali-kali peluang gol.
Berkat comeback yang luar biasa, Barcelona akan mengamankan gelar yang ke-28. Mereka akan menjadi juara ganda, semakin bermakna dengan cara mengalahkan Real sepanjang musim.
Real sebaliknya, deretan kekalahan telak menunjukkan kelemahan mendasar, terutama barisan pertahanan dan lini tengah. Mereka tidak lagi memiliki gelandang-gelandang yang mampu mengendalikan permainan, seperti kekompakan dan kejeniusan trio Casemiro, Tony Kroos, dan Luka Modric.
Kekalahan ini membuat Real berada pada musim di ambang kegagalan dan penghinaan. Tanpa trofi dan pemecatan Ancelotti tak terhindarkan lagi.
Komentar
Posting Komentar