Menemukan Kunci Kebiasaan yang Tepat


Kebiasaan buruk bisa saja diubah, bila kita paham bagaimana ia bekerja. Demikianlah satu tesis Charles Duhigg yang ada di dalam The Power of Habit. Duhigg membagi bukunya menjadi tiga bagian besar: Kebiasaan Perorangan; Kebiasaan Organisasi dan; Kebiasaan Komunitas.
Duhigg, lulusan Harvard Business School, dan reporter investigasi The New York Times, menawarkan konsep kebiasaan dengan kuat, karena memadukan dengan apik penelitian-penelitian terbaru dengan kisah-kisah inspiratif sejumlah orang dan peristiwa untuk menunjukkan bagaimana kebiasaan membentuk hidup kita dan bagaimana kita bisa membangun kebiasaan positif. 
Terkait dengan itu, para peneliti Duke University pada 2006, menyimpulkan 40 persen lebih tindakan yang dilakukan setiap hari bukanlah keputusan sungguhan, melainkan kebiasaan.
****
Travis, pemuda dari keluarga bermasalah, telah berkali-kali kehilangan pekerjaan karena emosinya tak terkontrol. Namun sesudah menjalani pelatihan pegawai Starbucks, yang mengajarkan kekuatan tekad, Travis kini sukses menjadi manager cafe itu. 
Tak ada kata-kata orang yang bisa melukaimu, kau bisa selalu menjadi sekuat yang kau inginkan. Starbucks telah mengajari Travis bagaimana hidup, bagaimana berfokus, bagaimana sampai di tempat kerja tepat waktu, dan bagaimana menguasai emosinya. Sudah banyak penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tekad merupakan kebiasaan kunci paling penting bagi keberhasilan individual. Travis satu contoh bagus ia sudah membuktikan itu.
Simak juga dengan teliti bagaimana Paul O'Neill, CEO Alcoa, perusahaan alumunium raksasa Amerika, membuat kebijakan strategis. Alih-alih fokus pada profit, soal pajak, atau antisipasi regulasi, O'Neill justru membangun kebiasaan kunci (paling prioritas) untuk menjadikan Alcoa sebagai perusahaan dengan keamanan dan keselamatan paling aman di dunia, dengan tingkat maksimal-nol cedera. 
Banyak manager dan pemegang saham yang menghujat kebijakan O' Neill awalnya, namun waktu membuktikan, dengan menumbuhkan kebiasaan keselamatan kerja, laba Alcoa lima kali lebih besar daripada sewaktu O'Neill belum bergabung.
Kebiasaan yang berubah dapat juga menjadi ladang bisnis, yang dimanfaatkan pasar. Prinsipnya orang lebih mungkin berubah sewaktu mereka melewati peristiwa-peristiwa besar dalam hidup. Pelanggan yang melalui peristiwa-peristiwa besar dalam hidup seringkali tidak memperhatikan, atau tidak peduli, bahwa pola belanja mereka berubah. 
Tapi pasar memperhatikan, dan cukup peduli. Setiap perusahaan memiliki departemen analitika prediktif yang ditugaskan untuk mencari tahu preferensi pelanggan. Ada begitu banyak informasi di luar sana, dan perusahaan membelinya dari perusahaan penjaja data, karena itu satu-satunya cara mereka bertahan hidup.
Duhigg memberikan contoh bagus sekaligus menggelikan dalam menjelaskan soal ini. Pindah rumah, menikah, ataupun bercerai, kehilangan pekerjaan atau pindah kerja adalah peristiwa besar. Sewaktu pasangan suami-istri pindah ke rumah baru, lebih besar kemungkinan mereka membeli sereal jenis berbeda. Sewaktu mereka bercerai, ada kemungkinan lebih besar mereka mulai membeli merk bir berbeda. Tapi tak ada perubahan sebesar kehadiran bayi. Perempuan hamil adalah tambang emas bagi pelaku usaha baby shop.
****
Selama ini kita telah mencoba memahami mengapa kebiasaan kita ada, namun baru dalam dua dasawarsa terakhir para ilmuwan dan ahli pemasaran betul-betul memahami bagaimana kebiasaan bekerja, dan lebih penting-bagaimana kebiasaan berubah. Kita sekarang tahu mengapa kebiasaan muncul, bagaimana kebiasaan berubah, dan sains  di belakang mekanika kebiasaan. Pemahaman kita mengenai neurologi dan psikologi kebiasaan serta cara pola-pola bekerja dalam hidup masyarakat telah berkembang dalam cara-cara yang tak terbayangkan.
Kebiasaan manapun bisa diubah, asalkan kita tahu bagaimana kebiasaan itu berfungsi. Bila memilih kebiasaan kunci yang benar bisa menciptakan perubahan yang menakjubkan, sebaliknya memilih kebiasaan kunci yang salah justru mendatangkan bencana.
Contoh paling sederhana, ketika orang mulai berolahraga sebagai suatu kebiasaan, meskipun hanya seminggu sekali, mereka mulai mengubah pola-pola lain yang tak terkait dalam hidup mereka, seringkali tanpa menyadarinya. Berolahraga adalah kebiasaan kunci yang memicu perubahan yang menyebar luas.
Ingin cepat tertidur dan bangun dengan perasaan enak? Perhatikan pola-pola Anda waktu malam, demikian saran Duhigg.
Saya punya kebiasaaan setelah membaca buku ini. Pada subuh hari setelah salat, saya berolahraga kecil--jongkok-berdiri-jongkok-berdiri--selama 10-15 kali. Gerakan jongkok bersamaan dengan lidah ditempelkan ke langit-langit mulut dan juga mengambil napas. Saat gerakan berdiri secara pelan-pelan berbarengan dengan mengembuskan napas tersebut. Selesai rutinitas di atas yang saya contoh dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, kebiasaan saya selanjutnya menyeduh kopi hitam pahit tanpa gula, lalu menyiram tanaman dan jalan depan rumah.
Rangkaian kegiatan tiap pagi itu telah menciptakan otak saya yang mengidam, menjadi candu. Mengidam menggerakkan lingkar kebiasaan, menemukan tanda-tanda yang sederhana dan jelas, pada momen-momen kecil dan mengembangkan momen-momen itu menciptakan gagasan baru. Sejatinya otak memiliki kemampuan menakjubkan untuk mencari kebahagiaan.
Dari buku ini kita dapat belajar mereka-ulang kebiasaan dalam kehidupan. Kita perlu tujuan dalam hidup, sesuatu untuk dikejar.
Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja