Drama Lima Babak Perundingan di Helsinki (16)
Masih di festival Ubud. Salah satu yang ditunggu event ini adalah nonton film bareng di Alang-Alang Stage, Taman Baca.
Biasanya film underrated, kontroversial, dan kadang sengaja tidak diputar di bioskop-bioskop komersial. Lebih istimewa lagi, di Ubud kita menonton film bersama sutradaranya. Saya belum lupa momen pemutaran film Memories of My Body (2019) bersama Garin Nugroho, sutradara kaliber Indonesia.
Edisi kali ini juga spesial, pada Jumat malam 31 Oktober 2025, film programme menayangkan The Last Accord: War, Apocalypse, and Peace in Aceh. Film dokumenter ini disutradarai Arfan Sabran, sineas asal Makassar. Sebelumnya saya mengenal Arfan sebagai dosen jurusan Biologi di Universitas Hasanuddin. Arfan resign dari kampus, hengkang ke Jakarta, karena ia memilih fokus sebagai sutradara. Ketemulah kami di Ubud, momen luar biasa.
****
Film dokumenter 75 menit ini menceritakan kisah luar biasa tentang bagaimana salah satu konflik terpanjang dan paling mematikan di kawasan Asia Tenggara berakhir. Menampilkan hal-hal tak terungkap tentang ketegangan di balik layar dan lika-liku dramatis yang akhirnya menghasilkan "Kesepakatan Helsinki" pada 15 Agustus 2005.
Proses perdamaian yang panjang di Aceh—yang sering dianggap sebagai misi yang mustahil. Namun bencana tsunami pada 26 Desember 2004 yang menewaskan lebih 150 ribu warga Aceh, mengubah seluruh mind set. Tidak mungkin melakuan rekonstruksi tanpa damai.
Maka dimulai bulan Januari 2005, secara diam-diam perundingan damai kedua belah pihak dilakukan, dimediasi mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari, lokasinya di Crisis Management Initiative (CMI) di Helsinki, Finlandia, yang permukaannya tertutup salju.
Arfan sengaja menggarap dokumenter ini tidak liniar, ia menggunakan waktu mundur setiap babak perundingan selesai, kembali cerita ke Jakarta, Aceh, balik lagi ke Helsinki, supaya kita tidak bosan. Penonton diberikan penjelasan sejarah, motif, dan beragam latar untuk memahami mengapa konflik dalam satu negara kita terus berkecamuk selama hampir 30 tahun.
Aceh terletak di utara Sumatera berpopulasi 4 juta orang yang taat beragama Islam. Memiliki sumber daya minyak dan gas melimpah, tapi tidak dinikmati masyarakat setempat. Itulah yang menjadi sumber konflik, maka pada pada 4 Desember 1976, kelompok separatis yang dipimpin Tengku Hasan Muhammad Tito mendeklarasikan National Liberation Front of Aceh (NLFAS) atau Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sebagai perlawanan terhadap pemerintah pusat.
Arfan juga menampilkan peristiwa-peristiwa politik yang berhubungan dengan konflik Aceh. Jatuhnya Soeharto pada 1998; Lepasnya Timor-Timur pada 1999 pada kepresidenan BJ Habibie; Terpilihnya Gus Dur pada 1999 kemudian digantikan Megawati pada 2001, ternyata memiliki riwayat panjang upaya damai, yang akhirnya diselesaikan pada masa kepresidenan Yudhoyono.
Sebagai film dokumenter, wawancara dengan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perdamaian dari kedua pihak merupakan faktor penting. Kita menjadi paham menyimak penjelasan politik Presiden SBY, Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai orang di balik layar perundingan, Hamid Awaluddin yang menggebu-gebu, Sofian Djalil orang Aceh yang kalem saat diinterview. Di pihak GAM tokoh kuncinya adalah Malik Muhammad dan Zaini Abdullah.
Arfan dalam beberapa adegan menggunakan animasi kartun yang lucu, terutama saat proses perundingan sengit, atau ketika ilustrasi "sepatu yang pas di kaki" untuk lobi-lobi pembentukan partai lokal di Aceh. Kita merasa seolah ada di ruangan perundingan yang hampir membeku karena diguyur hujan salju.
Setelah lima babak perundingan seru dan mendebarkan, momen bersejarah itu datang pada 15 Agustus 2005 dengan penandatanganan Kesepakatan Helsinki. Kunci keberhasilan ini adalah kepercayaan.
Ribuan orang berkumpul di Masjid Baiturahman Aceh untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian yang disiarkan luas untuk mengakhiri perang saudara yang telah merenggut 15.000 nyawa. Banyak di antara mereka terharu, kini masyarakat hidup damai dan dapat membangun kembali Aceh setelah konflik dan hancur oleh tsunami.
Di penutup film, ditayangkan slide informatif terkait beberapa peritiswa penting setelahnya. Martti Ahtisaari meraih nobel perdamaian pada 2008 dan wafat pada Oktober 2023; SBY terpilih kembali sebagai Presiden pada Pemilu 2009 dengan total suara 93 persen di Aceh, sedangkan Jusuf Kalla yang dipersepsikan sebagai tokoh utama perundingan dan ketua rekonstruksi Aceh, hanya mendapatkan 4,7 persen.
Usai menonton, ada perasaan emosional, di Ubud suatu malam penuh kenangan.



Komentar
Posting Komentar