Memaknai Kemerdekaan di Independence Square (11)

Usai ngopi dan brunch yang berkesan di How Kow Hainan Kopitiam menjelang pukul 12.00, kami sudah mesti antisipasi ketat perjalanan ke airport KLIA, mengingat kami akan menaiki pesawat Batik Air tujuan Denpasar Bali pada Rabu 29 Oktober 2025 pukul 16.45.

Sebelum mengambil bus ke KLIA masih ada satu tempat yang bisa dikunjungi, dan kami memilih mendatangi Independence Square atau yang populer juga disebut Dataran Merdeka, landmark bersejarah di Kuala Lumpur. Hanya berjarak 2 kilometer dari Hainan dan ditempuh kurang dari 10 menit.

Saat tiba, kami melihat Alun-alun ini sedang direvitalisasi termasuk bangunan ikonik di seberangnya yang berdiri megah, dihiasi dengan kubah dan menara jam yang besar, khas arsitektur klasik gaya Britania. Bangunan ini dibangun pada 1894-1897 dan difungsikan sebagai kantor pemerintahan kolonial Inggris sebagai simbol hegemoni. Pemerintah Malaysia mengubah nama gedung itu menjadi Gedung Sultan Abdul Samad, namun tidak menujukkan nafsu untuk menghancurkan bangunan semegah ini, meskipun pembangunnya adalah penjajah asing. Itulah paradoks kolonisasi.


Pada siang yang terik itu datang juga rombongan turis yang kemungkinan berasal dari Inggris, dipandu seorang tour guide, jadi kami mengikuti rombongan mereka menuju ke gerbang dan taman Dataran Merdeka sambil sesekali menyimak penjelasan pemandu wisata.

Dataran Merdeka adalah sebuah lapangan besar yang menjadi tempat deklarasi kemerdekaan Malaysia, pada 31 Agustus 1957.  Di lapangan inilah untuk pertama kali bendera Malaysia yang berwarna merah-putih-biru dengan bulan sabit dan bintang, \ dikibarkan di tiang setinggi 95 meter.

Ada kalimat patriotik yang terukir di keramik taman: "It was here that the Malaysia flag was raised to be replace the Union Jack on 31 st August 1957". 

Untuk menghormati momen sangat bersejarah, setiap hari dilaksanakan upacara dan penurunan bendera di sini, sebagai simbol kebanggaan dan kejayaan Malaysia.

Kunjungan singkat ke Dataran Merdeka ini memberikan pengalaman menjelajahi sejarah dan  memaknai kemerdekaan.


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Enlightenment Now: Kehidupan Menjadi Lebih Baik

Jumbo: Dongeng Kesatria dari Kampung Seruni

Kenangan di Prambanan Jazz