Ketika Laki-laki Bercerita dan Mencari Makna

Buku Man's Search For Meaning ditulis sangat indah dan menawan hati oleh Viktor Emil Frankl. Buku yang ditulis pada 1945, awalnya konon ingin diterbitkan secara anonim.

Berkisah tentang pengalaman mengerikan Viktor sebagai tawanan holocaust di kamp konsentrasi Auschwitz (nomor 119.104).

Pengalaman di Auschwitz, betapa pun mengerikan, menguatkan kembali apa yang sudah menjadi salah satu gagasan besar Viktor bahwa hidup bukanlah sebuah upaya mencari kepuasan sebagaimana diyakini Sigmund Freud, atau mengejar kekuasaan sebagaimana pemikiran Alfred Adler, tetapi sebuah pencarian makna. 

Setelah keajaiban selamat dari kamp neraka, Viktor menlanjutkan hidup sebagai psikologis klinis terapi yang kemudian terkenal dengan konsep logoterapi. Logoterapi menganggap manusia sebagai makhluk yang tujuan utama hidupnya adalah untuk memenuhi suatu makna alih-alih sekadar menikmati dan memuaskan keinginan dan nalurinya. 

Pasien-pasien dengan bermacam keluhan dan nestapa datang curhat ke Viktor. Suami yang kehilangan istri, perempuan yang terobsesi orgasme, penulis yang selalu kejang-kejang, ibu yang ditinggal mati anaknya, dokter yang takut berkeringat, hingga diplomat ulung yang tidak puas dengan kariernya.

Dari pasien-pasien inilah Viktor mengisahkan bagaimana setiap orang dapat meraih makna pada setiap peristiwa dan pengalaman, seberat apa pun itu. Setiap manusia, tanpa pengecualian, harus memutuskan apa yang akan menjadi monumen kehidupannya. Ada cukup banyak penderitaan yang harus kita jalani, dan banyak pula kesempatan untuk memberi makna. 

Semua itu membentuk takdir manusia, yang berbeda dan unik setiap individu. Tidak ada satu kekuatan pun di bumi ini yang sanggup merampas perbuatan kita, gagasan hebat kita, karya yang sudah dikerjakan, cinta yang sudah dirasakan, dan penderitaan yang sudah dijalani.

Kadang-kadang upaya pencarian makna terganggu, berubah menjadi keinginan besar untuk berkuasa, dibarengi dengan salah satu bentuk paling primitif, yaitu keinginan untuk memperoleh kekayaan, pada tahap ini makna hidup berubah menjadi kesenangan. Padahal sejatinya kebahagiaan dan kesuksesan tidak dapat dikejar, dan jadikan itu sebagai tujuan dan target utama.

Cara meraih makna hidup bisa ditempuh dengan mengalami sesuatu (kebaikan, kebenaran, dan keindahan) dengan menikmati keindahan alam dan budaya atau dengan mengenal manusia lain dengan segala keunikannya. Cara lain menemukan makna hidup adalah melalui penderitaan, sehingga tidak lagi menjadi penderitaan ketika sudah menemukan maknanya. Mengutip teori Dostoevski, manusia bisa terbiasa dengan kondisi apa pun.

Hal utama yang diajarkan Viktor adalah sikap bertanggung jawab sebagai hakikat utama eksistensi manusia. Bertanggung jawab untuk menemukan jawaban-jawaban yang tepat dari semua permasalahan, dan menyelesaikan tugas-tugas yang terus-menerus selalu ada kepada masing-masing individu. 

Ketika membaca buku ini, saya kadang berhenti, menarik napas, untuk bisa mencerna lebih jauh pada apa yang saya baca di kalimat di setiap lembaran buku ini.

Dalam cinta, dalam kerja, dan dalam keberanian di saat sulit, kita menyelami makna hidup.































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Enlightenment Now: Kehidupan Menjadi Lebih Baik

Jumbo: Dongeng Kesatria dari Kampung Seruni

Kenangan di Prambanan Jazz