Konser Parade Hujan di Stadium Merdeka (7)

Rangkaian MotoGP Malaysia 2025 rampung pada sore pukul 16. 50. Vera bertanya adakah konser musik setelah balapan, seperti pengalaman menonton penampilan Slank di Mandalika 2022.

Rupanya tak ada konser musik di Sepang. Seluruh penonton diarahkan bergegas pulang sebelum malam.

Di shuttle bus perjalanan balik ke terminal Pasar Seni, mengisi waktu di tengah kemacetan, saya membaca pesan-pesan WhatsApp. Di satu grup percakapan, Istiqamah Djamad, vokalis Pusa Kata dan eks band Payung Teduh, pagi tadi mengabarkan ia sedang di Kuala Lumpur. Bang Is, begitu kami menyapanya, adalah rekan komunitas di Basket Celebrities Makassar (BCM).

Saya yakin Is ada di Kuala Lumpur karena akan manggung. Saya pun menelusuri dan benar saja, bersama band Parade Hujan, Is akan tampil malam ini, Minggu 26 Oktober 2025 pukul 21-30 pada event Riuh-X (rangkaian KTT Asean 2025) di Stadium Merdeka yang bersejarah.

Artinya dua jam lagi. Sementara kami masih berjibaku di kemacetan. Tapi setelah memantau maps, bus diperkirakan tiba pada pukul 21.15, dan melanjutkan ke venue yang berjarak hanya 2,5 kilometer. Masih dapat, pikir saya.

Tepat pukul 21.30 kami tiba di gerbang Stadium Merdeka. Stadium yang dibangun pada 1957, saat kemerdekaan Malaysia, sangat terawat dengan baik, berfungsi sebagai ruang publik yang nyaman untuk event nasional dan internasional seperti KTT Asean ini. Saya menelan pil pahit membandingkannya dengan Stadion Mattoanging Makassar yang juga dibangun pada 1957 untuk ajang PON ke-IV, kini menjadi kubangan setelah dirubuhkan pada 2020.

Kami masuk melalui gerbang utama, dan menyusuri tribun utama Stadium. Menyempatkan berfoto dengan latar konser Parade Hujan yang baru dimulai. Berdiri di tribun kehormatan ini, saya merasakan aura Mahathir Mohammad, mantan PM Malaysia yang sering hadir dalam peristiwa penting di sini. Di venue ini juga King of Pop Michael Jackson pernah menggelar konser pada 1996 dalam rangkaian "History World Tour".


Kemudian kami turun mendekati panggung bergabung dengan ribuan fans. Deretan hit, di antaranya, Ku Cari Kamu, Berdua Saja, Datang, Rahasia, Menuju Senja, Akad, dinyanyikan dengan indah menciptakan suasana syahdu, hangat, dan akrab, mengiringi penonton yang terbawa suasana romantis, terutama yang datang bersama pasangan.

Tak terasa satu jam berlalu, ketika Is menyampaikan salam perpisahan dan menutup konsernya dengan nomor  "Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan”, saya berusaha merangsek ke barisan depan, berharap bisa mencegat Is di backstage area

Ternyata saya beruntung, saya berhasil. Is sempat terkejut saya hadir malam itu, dan dengan ramah ia mengajak saya dan Vera untuk masuk dressing room. Saya pun menceritakan alasan saya hadir, dan kemudian meminta mengabadikan momen langka ini. Walupun singkat, Vera dan saya sangat senang. Kami awalnya berharap ada konser di Sepang, justru mendapatkannya di Stadium Merdeka ini.

Saya sangat suka atmosfer Stadium Merdeka malam itu. Venue yang lapang, konser Parade Hujan yang keren, pengunjung yang happy, kuliner-kuliner berselera, serta stan-stan yang memamerkan produk menarik dan unik. Semuanya berlangsung di lapangan terbuka di tengah-tengah gedung pencakar langit dan gemerlap lampu ibukota. 

Sebelum meninggalkan venue, kami makan malam dulu dengan menu nasi lemak ayam goreng, baru pada pukul 23.30 kami pulang menuju apartemen, beristirahat setelah melakukan perjalanan panjang dengan momen-momen berkesan.

Salam hangat dari Stadium Merdeka, Kuala Lumpur.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Enlightenment Now: Kehidupan Menjadi Lebih Baik

Jumbo: Dongeng Kesatria dari Kampung Seruni

Kenangan di Prambanan Jazz