Legenda Stadion Mattoanging



Hari ini, Rabu, 21 Oktober 2020, Stadion Mattoanging Andi Mattalatta, home base klub kebanggan PSM Makassar, resmi dirobohkan untuk kemudian direnovasi sebagai stadion modern yang berstandar internasional.

Ada perasaan yang bercampur jika menyangkut pembangunan baru stadion keramat ini.

Mattoanging dan PSM adalah satu paket. Melihat stadion Mattoanging pasti akan mengingat jejak sejarah PSM. Dari Mattoanging lah, Juku Eja berangkat hingga saat ini dianggap sebagai kekuatan tradisional sepak bola nasional. Sangat disegani.

Harus diakui, kondisi stadion berkapasitas 15 ribu penonton yang berlokasi di jantung kota ini memang sudah lapuk. Dibangun pada masa Presiden Soekarno untuk penyelenggaran PON IV tahun 1957. Sepanjang lebih 63 tahun, nyaris tak pernah direnovasi untuk mengantisipasi perkembangan sepak bola, terutama animo penggemar PSM semakin menebal.

Lebih dari sekadar fasilitas olahraga, Stadion Mattoanging dan PSM merupakan ruang publik bagi warga Makassar dan Sulsel dari segala penjuru, dengan melepas status sosial masing-masing  untuk melebur menjadi satu kelompok pendukung fanatik. Fans PSM sangat militan, sama halnya bagaimana Bonek tidak takut mati untuk mendukung Persebaya, dan juga seperti Bobotoh yang setia pada Persib Bandung.

PSM bagi mereka bukan hanya sekadar klub sepak bola, tapi sebagai simbol pemersatu, simbol perlawanan, dan wadah sosial  warga Makassar untuk menumpahkan segala ekspresi guna mencari hiburan melepaskan sejenak dari kerasnya kehidupan sehari-hari.

Rasanya saya sebagai warga makassar sudah tak sabar lagi menanti kehadiran stadion dengan fasilitas olahraga yang bagus di kota tercinta, Makassar,



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja