Bola Klasik: Final Piala Eropa 2012 Spanyol vs Italia
Ini kisah tentang data sejarah sepak bola yang terarsip dengan rapih: tim nasional Spanyol sukses menjuarai Piala Eropa 2012 di Polandia-Ukraina sekaligus mempertahankan trofi Hendry Deaulaney yang direngkuh pada 2008 di Swiss-Austria 2008. Di laga final La Furia Roja menggilas Gri Azzuri Italia dengan skor 4-0.
****
Portugal yang tampil mengesankan akhirnya kandas di semifinal. Hal itu berarti tidak akan lahir juara baru Piala Eropa. Esok harinya di Stadion Nasional Warsawa, Polandia, favorit banyak orang, tim Panser Jerman, tim paling sempurna dari babak kualifikasi hingga perempat final secara menyesakkan dilibas oleh raksasa Eropa yang memang tak pernah mereka kalahkan, La Nazionale, Italia.
Jadinya final Piala Eropa yang mentas pada 1 Juli 2012 di Stadion Olympic, Kiev, meleset tipis dari prediksi, yang banyak menjagokan juara bertahan, Spanyol, akan kembali ditantang Jerman, sang spesialis turnamen.
Duel itu akan mengulang laga puncak empat tahun silam di Wina, Austria. Kemudian di Durban, Afsel, pada semifinal Piala Dunia 2010, yang keduanya di menangkan La Furia Roja dengan skor tipis 1-0. Spanyol versus Jerman. Final paling ideal menurut mayoritas pecinta sepak bola. Saya tak menampiknya.
Tapi saya pun sebenarnya tidak terlalu terkejut ketika satu tempat final akhirnya milik Italia, bukan Jerman. Duel ini pun menjajikan partai final yang akan menjajikan drama sepak bola yang menggetarkan. Tidak kalah menarik sedikit pun jika pula harus membandingkan duel Spanyol melawan Jerman.
Apa alasannya? Sederhana. Bahwa mungkin banyak yang tidak mengingat bahwa final yang mempertemukan Italia dan Spanyol adalah duel antar dua juara Piala Dunia edisi terakhir. Gri Azzuri meraih Mondiale yang keempat pada 2006 di tanah Jerman. Empat tahun kemudian gelar itu direbut Spanyol untuk kali pertama di Johanesburg, Afsel. Apa pun hasil final sudah jelas, bahwa empat turnamen besar (Euro dan WC) sejak tahun 2006 hanya dikuasai Italia dan Spanyol. Sejalan dengan slogan resmi Euro 2012, Creating Histrory Together.
Spanyol, di bawah pelatih Vicente Del Bosque dan komando kapten Iker Cassilas mencoba mengukir sejarah baru persepak bolaan dunia. Jika sukses, La Roja menjadi negara pertama di Eropa yang mampu meraih trigelar di turnamen major.
Bersisian dengan itu, jika gagal, maka mungkin di sinilah yang disebut titik balik, titik jenuh, dan missmotivation, yang membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk kembali tampil di final turnamen bergengsi dengan generasi emas selanjutnya. Itu sudah menjadi hukum sepak bola yang dapat juga menimpa Spanyol.
Bagaimana dengan Italia? Sejarah apa yang hendak mereka ciptakan?
Jika boleh berasumsi, bahwa Spanyol lolos dengan sedikit keberuntungan, Italia maju ke final dengan meyakinkan. Dua gol kelas dunia dari Mario Balotelli mencabut nyawa Jerman dan pendukungnya. Mereka unggul telak dan segalanya dari Jerman.
Lini perlini dari kiper Gianluigi Buffon, kuartet pertahanan dari Juventus, lini tengah yang diotaki sang master Andrea Pirlo, dan duet striker nan bengal, Antonio Cassano dan Mario Balloteli, semuanya tampil padu, berimbang, dan sangat kuat. Jerman dibuat mati kutu, mati angin, lalu terempas mengenaskan.
Sejarah menunjukkan La Nazionale selalu tampil dahsyat nan antagonis menghabisi musuhnya ketika kasus politics calcio menerpa menjelang turnamen akbar. Skandal tahun 1982 dan 2006 malah menjadi motivasi kuat yang menjadikan mereka Campione del Mondo. Sejarah juga sudah tertulis, sejak tahun 1920, Spanyol belum pernah dapat mengalahkan Italia dalam waktu normal 90 menit, kecuali menyingkirkan mereka melalui adu penalti pada perempat final Piala Eropa 2008.
Kota Kiev, Ukraina, menjadi saksi terciptanya sejarah baru sepak bola modern dengan perhelatan Piala Eropa edisi ke 14 yang diadili wasit asal Portugal, Pedro Pruenka. Baik Spanyol dan Italia harus melewati pertandingan dengan basuhan keringat, darah, bahkan air mata,
Salam sepak bola.
Komentar
Posting Komentar