Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Hari Dunia Tanpa Rokok

Gambar
(dok. pri) Yuval Noah Harari, sejarawan muda paling fenomenal saat ini, menulis dalam buku larisnya,  Sapiens  (2011), bahwa rokok kerap kali berperan sebagai uang. Narapidana yang tidak merokok bersedia menerima rokok sebagai pembayaran, dan menghitung nilai semua barang dan jasa lain dalam rokok. Seseorang yang selamat dari  Auschwitz menjabarkan mata uang rokok yang di gunakan di kamp tersebut.  "Kami memiliki mata uang kami sendiri yang nilainya tidak dipertanyakan siapa pun: rokok. Harga setiap barang dinyatakan dalam rokok. Pada masa "normal", yakni ketika orang-orang calon masuk kamar gas berdatangan secara teratur, satu roti berharga 20 batang rokok; satu pak margarin 300 gram senilai 30 batang rokok; satu arloji dinilai 80-200 batang rokok: satu liter alkohol dapat ditukar 400 batang rokok!" Sebelumnya lagi pada 1994, film klasik  The Shawshank Redemption , menceritakan sekelompok narapidana kelas berat yang dipimpin Morgan Freeman (berperan seb

Final Istanbul 2020 yang Dirindukan

Gambar
Jika semuanya berjalan normal tanpa pandemi korona, seharusnya hari ini, malam nanti, kita akan menyaksikan final Liga Champions 2020 di Stadion Kemal Ataturk, Istanbul Turki. Istanbul, sebuah kota metropolitan bergaya klasik yang telah banyak menulis sejarah, sungguh satu tempat indah bernostalgia memainkan pertandingan terbesar sepak bola tahun ini. Menghubungkan kota Istanbul dengan sepak bola sudah tentu kita akan mengingat satu laga indah yang telah tercatat dalam sejarah sepak bola, final Liga Champions 2005, yang merupakan edisi ke-50, mempertemukan AC Milan dengan Liverpool.  Disebut-sebut sebagai salah satu final Liga Champions terbaik, bahkan saya termasuk yang menganggap Istanbul 2005 lebih dramatis dibandingkan dengan final Barcelona 1999 antara Manchester United vs Bayern Munchen. Kemenangan menakjubkan Liverpool melalui adu penalti atas AC Milan setelah tertinggal 3-0 di babak pertama, sangat sulit dipercaya. Semua penggemar bola masih mengingat momen terseb

Revolusi Pembangunan dari Desa

Gambar
Desa masih sering dipersepsikan sebagai kantong kemiskinan dan rawan mengalami ketidakadilan sosial. Data statistik menunjukkan terdapat 73 ribu desa di seluruh Indonesia yang ditinggali separuh penduduk, masih mengalami marginalisasi, keterisolasian, keterbatasan akses sumber daya, akses pembangunan, serta keterbatasan pada segala akses kehidupan. Pengalaman yang sudah-sudah, pembangunan umumnya dilaksanakan di desa dianggap tidak populis dan tidak meningkatkan perekonomian desa. Investor juga enggan berinvestasi di desa yang diyakini tak berprospek cerah. Akibatnya hampir 75 tahun negara kita merdeka, pembangunan lebih dirasakan oleh masyarakat kota, golongan elit, dan kelas menengah. Barangkali ada kaitannya dengan fakta tersebut, tulisan-tulisan dalam kolom, pustaka dalam bentuk buku atau karya ilmiah lain, yang mengupas pembangunan desa sangatlah minim. Tak banyak individu punya niat tulus menulis atau meneliti tentang desa dengan segala permasalahan dan potensinya. Jika pu

Dortmund Juara Eropa di Munich 1997

Gambar
Bayern Munchen terlalu mendominasi sepak bola Jerman. Robert Lewandowski cs sudah dekat dengan gelar kedelapan secara beruntun, sejak 2013. Jose Mourinho bahkan pernah berbicara bahwa siapa pun pelatih Bayern, tetap akan menjadi pemenang. Mourinho sebenarnya menyindir rivalnya, Joseph Guardiola, kala melontar pernyataan sarkasme itu. Namun saya lebih suka pada Borrusia Dortmund ketimbang Bayern. Bahkan jika ada klub selain Bayern yang berhasil tampil sebagai  kampione  Bundesliga, saya ikut merayakan. Selain Dortmund ada beberapa klub yang saya ingat pernah ‘mengganggu’ tahta FC Hollywood, yakni VFB Stuttgart, Kaisarlautern, Werder Bremen, dan Wolsfbrug. Kesempatan kali ini saya tertarik ingin mengangkat satu momen paling bersejarah bagi klub Ballspielverein Borussia 09 EV Dortmund, yang dikenal sebagai Borussia Dortmund, klub dari lembah Ruhr, negara bagian Nordrhein-Westfalen Jerman.  Hari ini tepat 23 tahun yang lalu, pada 28 Mei 1997, Juventus bertemu Borrusia Dortmund

12 Years a Slave, Bukan Sekadar Bertahan Hidup

Gambar
(Sumber: https://www.imdb.com/title) T adi malam saya baru berkesempatan menuntaskan  12 Years a Slave , sebuah film adaptasi oleh penulis Jhon Ridley dari memoar 1853 oleh seorang laki-laki bernama Solomon Northup. Segalanya bermula di ladang tebu pinggiran New York, pada 1841, tatkala perang saudara di Amerika Serikat mulai memuncak antara Divisi Utara yang mendukung perubahan konstitusi melawan Divisi Selatan yang bersikukuh menskeptisme manusia hanya karena warna kulit gelap. Solomon Northup, laki-laki berkulit hitam, ayah beranak dua keturunan Afro-Amerika, yang berprofesi sebagai pemain biola dan pandai kayu, hidup di bagian New York, tiba-tiba diculik oleh dua anggota ekstrim pro-perbudakan dengan modus penipuan. Northub dibius, ia teler-berat dan sampai akhirnya ia sadarkan diri menemukan tubuhnya sudah dililit rantai, layaknya binatang peliharaan. Dia dijual dan dijadikan budak di negara bagian Lousiana. Film kemudian bergulir dengan menampilkan adegan-adegan perbu

Ajax 1995 yang Mengubah Wajah Sepak Bola Eropa

Gambar
Sudah 25 tahun berlalu, tapi masih banyak yang bisa saya ingat tentang final Liga Champions 1995 yang dihelat di Ernst Happel Stadium, Wina, Austria, pada 24 Mei 1995. Dua tim yang menjadi grand finalis adalah Ajax Amsterdam (Belanda) dan AC Milan (Italia). Disebut-sebut sebagai final paling menarik perhatian karena perbedaan mencolok soal usia dan pengalaman kedua kubu. Milan yang matang ditantang pasukan anak muda Amsterdam yang membara. Ajax yang dihuni pemain rata-rata 23 tahun, barangkali skuad termuda sepanjang sejarah yang tampil di final Piala Eropa. Sedangkan AC Milan tampil di final dengan segudang pengalaman kumpulan pemain matang berusia rata-rata di atas 30. Setahun sebelumnya anak asuh Fabio Capello menghancurkan Barcelona dengan skor 4-0 di final 1994 yang disebut-sebut penampilan terhebat satu tim di final. Namun di Wina, Milan tak berkutik oleh anak muda yang kreatif dan sangat cepat. Franco Baresi, Paolo Maldini, Zvonimir Boban, dan Danielle Massaro keh

Kenangan Tentang Rumah

Gambar
Pada pertengahan Juli 1997, kami sekeluarga memasuki rumah baru. Syukur Alhamdulillah. Saya pernah bertanya pada ibu mengapa mesti pindah rumah yang jaraknya hanya sekitar 100 meter ke arah utara rumah kami sebelumnya? Mengapa tidak seperti kebanyakan keluarga teman-teman, ketika pindahan tempat tinggal biasanya ke lingkungan yang sama sekali baru, jauh, dan butuh proses adaptasi dengan suasana baru dan penduduk baru di sekitarnya. Jujur saja sebenarnya saya senang saja, karena meskipun pindah rumah, saya tetap tidak "kehilangan" masa kecil yang penuh nostalgia. Saya tetap menetap di kawasan yang sama tanpa proses adaptasi lagi; saya tetap bertetangga dengan orang-orang yang sama; saya dapat tiap saat datang ke tanah lapang yang merupakan salah satu ruang bersosialisasi para penghuni kompleks. Tanah lapang itu yang dulu begitu luas ketika masa kanak-kanak bermain dan berlari, kini menjadi begitu sempit dan terbatas. Tanah lapang itu pula menjadi saksi sejarah peradaban wa

Lebaran di Tengah Pandemi Korona

Gambar
(dok. pri)  Siti Almirah, anak saya berusia 7 tahun, pada 24 April lalu yang bertepatan dengan 1 Ramadan 1441 H, merasakan keberhasilan besar dalam satu awal perjalanan hidupnya. Untuk pertama kalinya ia bisa bertahan menunaikan ibadah puasa sampai azan Maghrib, bahkan ia membantu Mamanya menyiapkan menu sajian berbuka puasa kami. Kepuasan dan kebahagiaan mendalam ia alami. Saya bisa merasakan, menyentuh kalbu akan momen spiritual demikian. “ Sebentar, Papa. Saya lagi menikmati es buah ini dulu”  kata Siti, saat saya menyuruhnya mengambil air wudhu untuk menunaikan salat Magrib berjamaah. Berbuka puasa adalah satu kenikmatan terbaik bagi umat manusia.  Kebahagiaan Siti makin lengkap hari ini karena ia bisa menyelesaikan puasa 30 hari dengan rangkaian ibadah tarawih dan tadarussan sebulan penuh. Syukur Alhamdulillah. Bagi dia, puasa dan lebaran kali ini punya dua sisi. Pertama, ya itu tadi yang disebutkan di atas. Kedua, Ramadan kali berbeda yang pernah ia rasakan sebelu