Gengster Squad, Kisah Polisi Memerangi Mafia

Film cukup lawas yang rilis pada 2013 yang saya tonton kembali di platform Netflix.

“Kamu akan dibunuh oleh Mickey!” 

“Mickey Mouse?“

Mungkin percakapan di atas satu-satunya adegan film yang dapat membuat seisi penonton di bioskop tertawa.

Selebihnya, kita akan dibombardir dengan tindak kejahatan gengster yang begitu digdaya di kota Los Angeles, sekitar tahun 1940-1950-an.

Gengster pimpinan itu ada pada sosok Mickey Cohen, bukan Mickey Mouse. Cohen (diperankan Sean Penn) adalah bos maha kuasa di kota hiburan LA pada masa itu. Kepala institusi-instusi tak punya wewenang melebihi Cohen. Polisi, politisi, hakim, pejabat kota selalu dapat didikte Cohen dengan suap.

Cohen, laki-laki Yahudi ambisius. Mengendalikan bisnis narkotika, prostitusi, hiburan dan sebagainya dengan cara paling kejam yang mungkin bisa dilakukan seorang penjahat. Benar-benar menggunakan kebengisan seorang kelompok bandit. 

Anah buah yang gagal melaksanakan perintahnya, tak akan pernah mendapat ampunan, meski sudah memohon dan bersumpah berlutut. Cohen adalah manusia dengan tanpa sisi manusiawi, tidak memberi ampun. Anak buahnya dieksekusi dengan sadis yang tak pernah terbayang, membuat darah saya membeku.

Kota LA tidak bisa dibiarkan tumbuh di bawah kendali Cohen. Harus segera dijatuhkan untuk peradaban yang lebih baik. Dan kita harus paham, bahwa tak pernah kita dibenarkan men-judge menggeneralisir profesi tertentu hanya karena mayoritas manusia di dalamnya sudah berada pada titik nol secara moral.

Untuk menumpas Cohen, membutuhkan segelintir polisi yang cukup waras. Pada masa itu tergambar pada sosok Parker, kepala polisi LA, menugaskan polisi jujur sederhana Jhon O’Mara (Josh Brolin) untuk membentuk tim khusus. 

O’Mara sempat ditentang keras istrinya yang khawatir mengandung anak pertamanya untuk tidak mengambil risiko yang dapat membuat anaknya nanti tak akan melihat ayahnya. O’ Mara meyakinkan Connie, istrinya, akan membawanya ke kehidupan yang damai setelah misi besar ini tertunaikan.

Connie sendiri yang membantu mencari awak tim khusus O’Mara. Hasil seleksi akhirnya memilih lima manusia berani mati. Tim disiapkan dengan mempertimbangkan karakter, fisik, dan keterampilan yang variatif. 

Max Kennar lihai melepaskan peluru dari pistolnya; Coleman Harris jago melempar pisau kepada musuhnya; Keeway Keeler yang ahli media informasi; Namirez polisi keturunan meksiko; polisi Jerry yang flamboyan dengan wajah tampanya dipasang untuk insider diplomation.

Jadilah film gengster yang mendebarkan dengan aksi-aksi pertarungan yang mesti menonjolkan kekejaman sebagai unsur tontonan yang menghibur. Sutradara muda Ruben Fleisher dengan tepat mengeksekusi dan mengemas inspirasi nyata ini ke dalam film berdurasi 113 menit dan bernuansa klasik ini.

Mungkin lebih dari itu, perfroma kedua bintang, Josh Brolin dan Sean Penn. Tak bisa terbayang seperti apa film Gengster Squad tanpa kehadiran dua aktor senior ini. Terutama Sean Penn, sangat berhasil dan meyakinkan mewujudkan kembali sosok Mickey Cohen. Wajahnya bengis, sedikit narsis, ucapan licik tapi sadis seorang gembong menjadi suguhan akting brillian dari Sean Penn.

Bravo Sean Penn. Saya tunggu lagi akting selanjutmu.

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja