Memahami Alam Semesta dari Stephen Hawking


Stephen Hawking membuat pandangan tentang alam semesta telah banyak berubah dalam lima puluh tahun.

Apakah alam semesta memiliki permulaan? Stephen Hawking menyimpulkan alam semesta kita pasti telah dimulai dalam suatu bentuk keadaan tunggal, kira-kira sepuluh miliar tahun yang lalu. Ada tiga bahan yang kita butuhkan untuk membuat alam semesta? Materi yang memiliki massa; energi; dan ruang. Dari mana ketiganya? Jawabannya diketahui dari seorang ilmuwan Albert Einstein. Ruang dan energi secara spontan tercipta dalam suatu peristiwa yang sekarang kita sebut big bang.

Artinya kita hidup di alam semesta yang diatur oleh hukum rasional yang, melalui sains, kita dapat menyingkap dan memahaminya. Kita semua adalah penjelas waktu, melakukan perjalanan bersama masa depan. Penasaran, berani, miliki rasa ingin tahu, dan bertekad.

Salah satu pertanyaan besar yang dijawab tanpa ragu oleh Stephen Hawking, dalam buku terakhirnya, Brief Answer to the Big Questions. Buku yang menjawab sepuluh pertanyaan besar para ilmuwan, pengusaha teknologi, pebisnis, pemimpin politik, dan masyarakat umum.

Enam jawaban pertanyaan sangat berakar dalam ilmunya. Sedangkan jawaban terhadap empat pertanyaan besar lainnya, mungkin tidak berakar kuat dari keilmuan, namun jawaban-jawaban yang ia kemukakan mencerminkan kearifan dan kreativitas yang mendalam.

Sebelum buku ini diterbitkan, Stephen Hawking selalu menjawab singkat pertanyaan besar dan penting, dalam bentuk ceramah atau kuliah, wawancara, dan esai. Misalnya, bagaimana kita akan memberi makan populasi yang terus bertambah? Menyediakan air bersih, menghasilkan energi terbarukan, mencegah dan menyembuhkan penyakit dan memperlambat perubahan iklim global?

Stephen Hawking menulis bahwa kita telah mempersembahkan kepada planet bumi kita suatu 'hadiah' bencana perubahan iklim, meningkatnya suhu, berkurangnya es di kutub, penggundulan hutan, penyakit, perang, kelaparan, dan kekurangan air.

Pemanasan global, contoh paling bagus, disebabkan oleh kita semua. Kita ingin mobil, ingin liburan, ingin standar hidup lebih baik. Namun ia yakin sebenarnya bencana-bencana tersebut dapat dipecahkan, tapi sejauh ini belum terpecahkan. Kita perlu melampaui Protokol Kyoto, perjanjian internasional. Kita memiliki teknologi. Kita hanya membutuhkan kehendak politik dari pemimpin.

Membaca Brief Answer to the Big Questions tak jauh berbeda dengan proyeksi Yuval Noah Harari di buku Homo Deus. Bahkan lebih ekstrem karena menurut Stepen Hawking, kelak dimungkinkan manusia akan meninggalkan planet bumi dan tinggal di ruang angkasa planet-planet alternatif.

Manusia perlu meningkatkan kualitas mental dan fisiknya jika ingin menghadapi dunia yang semakin kompleks. Komputer kuantum yang menciptakan inteligiensi artifisial dengan kecepatan eksponensial akan mengubah segalanya, bahkan biologi manusia. Jadi kita sekarang memasuki fase baru dari apa yang disebut evolusi swa-desain (self-designed evolution), di mana kita akan dapat mengubah dan memperbaiki DNA kita sendiri.

Stephen Hawking menggambarkan masa depan kita adalah perombaaan antara kekuatan teknologi kita yang semakin besar dan kebijaksanaan yang kita gunakan. Stepehen kemudian menantang kita untuk memastikan kebijaksanaan itu menang.

****

Kita semua tahu Stephen wafat dengan damai pada 14 Maret 2018 di rumahnya di usia 76 tahun.

Perjalanan hidupnya difilmkan dengan judul The Theory of Everything (2014), dan diperankan baik Eddie Redmayne. Stephen memiliki tiga anak, dari perkawinan pertamanya dengan Jane Wilde. Sebagai ayah, ia selalu menanamkan pentingnya mengajukan pertanyaan. Tidak takut untuk mengajukan ide atau hipotesis. Stephen mengaku sebagai astronom, dan meminta dipanggil Stephen dan bukan profesor.

Stephen memiliki minat besar tentang waktu. Bukunya A Brief History of Time paling laris. Begitu berharganya waktu. Bagi Stephen setiap hari menjadi bonus, dan menghargai semua yang kita miliki. Ketika ada kehidupan di situ ada harapan, begitu ia mengawali setiap hari di satu pagi.

Hasrat yang personal tentang waktu timbul karena pada 1963 ia diagnosa mengidap Amytrophic Lateral Sclerosis (ALS), sejenis penyakit neuron motorik. Saat itu usianya baru 21, diberitahu dokternya bahwa ia hanya memiliki lima tahun untuk hidup, dan kemudian menjadi 76 tahun, atau setengah abad lebih panjang.

Sejak diagnosis itu ia berkomunikasi dengan cara suara yang terkomputerisasi. Stephen secara fisik sangat rentan tapi memiliki kekuatan luar biasa. Tak pernah menyerah, tak pernah lari dari pertarungan. Ia menderita tapi ia bertahan, terus-menerus beradaptasi untuk mengendalikan gerakan, berbicara, makan dan akhirnya bernapas.

Stephen ilmuwan ikonik, Alberth Einsten di zaman modern. Selain kisahnya yang difilmkan, Stephen memiliki selera humor yang unik. Ia pernah tampil sebagai bintang tamu di serial the Simpsons, episode berjudul “The Saved Lisa’s Brain” pada 1999. Dalam adegan tersebut, Stephen bersama Lisa Simpsons terbang dengan helikopter-kursi rodanya yang berbaling-baling, kemudian ia merenungkan teori Homer tentang alam semesta berbentuk donat. 

Saya pun baru mengetahui dari buku ini, Stephen merasa begitu terhormat saat didapuk membuka Paralympic Games Londo 2012. Setelah saya memutar di saluran Youtube, saya merinding menyimak pidatonya yang memberi inspirasi atlet-atlet difabel dari seluruh dunia. "However difficult life may seem, there is always something you can do and succeed at."

Stephen mungkin sudah wafat, tapi kecemerlangannya akan terus hidup.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja