Memahami Asuransi


Kata orang bijak, hidup memang penuh risiko. Dan sejak dulu pula, masyarakat kita telah bersikap bijak menyikapinya, seperti ungkapan "sedia payung sebelum hujan".

Bencana, nasib buruk, yang menimpa diri kita dan harta benda kita, tentulah bukan sesuatu yang kita harapkan terjadi. Meski demikian, bencana atau peristiwa yang menimbulkan kerugian selalu tidak dapat kita tolak. Akan datang kapan saja, di mana saja, dan menimpa siapa saja. Karena kesadaran bersama bahwa kehidupan ini bersifat tidak pasti.

Sebelum musibah datang, untuk itulah asuransi hadir di tengah kehidupan modern peradaban hidup manusia dewasa ini. Memproteksi diri dalam menghadapi risiko tentu merupakan langkah yang penting.

Prinsip asuransi adalah bagaimana mengalihkan, atau pun mengurangi, dan membagi risiko yang terjadi pada diri kita dan harta benda yang kita miliki kepada pihak lain. Konsep sederhananya adalah manajemen risiko.

Risiko itu berupa antara lain kerugian akibat kerusakan atau musnahnya harta benda, terganggunya aktifitas bisnis, terganggunya kesehatan, hingga risiko kerugian akibat dari kehilangan nyawa.

Contoh paling sederhana adalah ketika mengalami kecelakaan lalu lintas, ada dua kemungkinan kerugian yang menimpa. Kesatu, kerugian akibat rusaknya kendaraan. Kedua, adanya biaya pengobatan atas diri kita. Dengan menjadi peserta asuransi, kerugian tersebut beralih kepada perusahaan asuransi. Dapat seluruhnya ataupun sebagian, semua bergantung pada perjanjian yang diteken hitam di atas putih.

Asuransi kini bukan lagi produk asing bagi masyarakat awam, terlebih di manusia urban yang kompleks. Kesadaran akan pentingnya proteksi meningkat dalam masyarakat, namun kesadaran ini kurang diiringi dengan pengetahuan tentang aneka produk yang ditawarkan perusahaan asuransi. 

Banyak yang menilai untuk menjadi peserta asuransi terlalu ribet dan merepotkan. Harus kita akui pengetahuan kita tentang konsep asuransi masih sangat terbatas plus masih kurang penjelasan agen yang dapat meyakinkan masyarakat.

Beberapa orang yang saya tanya bahkan tidak mengerti produk asuransi apa yang dibelinya, apalagi paham dengan teknis proses klaim nilai pertanggungannya. Mereka hanya membayar rutin premi, menyimpan polis, dan ketika hendak mengajukan klaim, baru tersadar jika asuransi yang dibelinya tidak sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan interview dengan praktisi asuransi, paling tidak ada empat langkah dalam membeli produk asuransi. 

Kesatu, memilih jenis perlindungan yang kita butuhkan yakni asuransi jenis macam apa yang ingin dibeli, apakah asuransi jiwa, asuransi kendaraan atau yang lain.

Kedua, teliti prosedur dan persyaratan klaim, jangan pernah ragu bertanya sedetail mungkin agar segala kepentingan Anda terlindungi dalam klausul perjanjian, karena biasanya point-point dalam klausul pengajuan klaim sangat multi tafsir.

Ketiga sesuaikan dengan kemampuan kita membayar premi, jangan sampai kita membayar premi namun kebutuhan lain yang juga penting terabaikan.

Keempat, selektif memilih produk dan perusahaan asuransi, kita perlu memastikan perusahaan asuransi merupakan terpercaya dan beroperasi dengan baik dan sehat.

Cerdas dan cermatlah berasuransi teman-teman !

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja