Peradaban Manusia Luwu


Ketahui sejarahnya, maka kamu akan menembus ruang dan waktu.
Luwu dalam revolusi menggambarkan sekeping sejarah dari Indonesia yang mempunyai hubungan-hubungan penting dengan kerajaan lain di Indonesia. Sejarah Luwu dimulai dari zaman asal mula hingga masa revolusi kemerdekaan yang lalu. Berdasarkan hikayat lama, diperkirakan pada periode abad ke 10 hingga abad ke 14, Luwu merupakan kerajaan yang terbesar dan masih terus berkembang.
Konon, Kerajaan Luwu telah berkembang selama 300 tahun sebelum berdirinya Kerajaan Gowa dan Bone. Itulah sebabnya dalam silsilah raja-raja di Sulsel, selalu mencantumkan sumber asal muasal keturunannya dari Luwu.
Bersadarkan pengalaman dan peristiwa sejarah di masa kerajaan Sulsel, Luwu selalu menjadi patokan dan tempat bertanya para raja. Christian Pelras dalam bukunya Manusia Bugis, menulis, bahwa Islam lebih awal masuk ke Luwu dibanding di Gowa. Datu Luwu diislamkan pada 1603 sementara Raja Gowa Tallo tiga tahun kemudian. Penyebaran siar Islam di Sulsel dilakukan setelah mendapat restu dan nasihat dari Datu Luwu.
La Galigo, konon, epos epik terpanjang di dunia adalah warisan sastra kerajaan Luwu yang menampilkan Sawerigading sebagai tokoh utamanya. Digambarkan dalam siklus sebagai figur sejarah yang karismatik, bahkan ada kelompok aliran kebatinan mengkultuskannya sebagai sosok nabi dan juru selamat.
Dalam siklus tersebut Sariwegading menjelajahi belahan dunia dengan kekuatan bahteranya, menemui dan menikahi We Cudai, seorang gadis akan raja Cina, kemudian memiliki seorang anak yang diberi nama La Galigo,yang pada akhirnya diangkat menjadi raja Luwu.
Luwu merupakan satu kawasan aset berharga Sulawesi Selatan. Tidak hanya hegemoni kisah sejarahnya yang luhur dan melegenda hingga Eropa, namun dianugerahi tanah daerah nan subur, kaya sumber alam, baik di atas permukaan seperti hutan rimba yang penuh dengan kekayaan devisen, maupun harta bendawi yang masih terpendam dalam perut bumi seperti emas, nikel, tembaga, dan sebagainya. Oleh karena kandungan di perut bumi Luwu tersebut, maka peradaban Luwu tak pernah terpisahkan dari logam.
Pandai besi sudah mengakar. Kerajaan Luwu memang dikenal sebagai penghasil besi berkualitas tinggi untuk produksi peralatan perang tradisional. Kerajaan Majapahit mengakuinya, pamor Luwu sudah kesohor di kalangan pecinta keris dari dulu hingga sekarang.
Selain tertua, Luwu juga memiliki wilayah terluas di Sulsel. Sebagi satu kawasan, Luwu mengambil 30 persen dari total luas provinsi Sulsel. Cakupan wilayahnya meliputi wilayah Sulawesi bagian tengah dan tenggara. Kawasan Luwu Raya memang sudah terpisah dalam empat kabupaten/kota. Namun pemekaran itu hanya dimaknai sebagai pemisahan administrasi pelayanan, bukan pemekaran latar belakang perpecahan horizontal.
Wija To Luwu mempersatukan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja