Memahami Autisme



Banyak orang tua bingung dan resah mereka sebelumnya tidak pernah punya anak-anak dengan autisme, dan sekarang mereka harus mengatasinya.

Pertanyaan sederhana adalah apa yang perlu dan bagaimana kita tahu semua itu terjadi?

Saya kemudian tertarik mencari lebih paham mengenai autisme dari beberapa sumber dan literatur, dan catatan ini mungkin intisari yang bisa saya bagi kepada teman-teman semua.

Autisme pertama kali dijelaskan pada 1943 oleh psikiater Johns Hopkins Leo Kanner, dan sekali lagi pada 1944 oleh dokter anak Austria Hans Asperger. Kanner mendefinisikan istilah tersebut untuk anak-anak yang secara sosial sibuk dengan rutinitas namun sering memiliki bakat intelektual yang mengesampingkan diagnosis keterbelakangan mental.

Lalu Asperger menerapkan istilah untuk anak-anak yang secara sosial punya obsesi aneh untuk dikembangkan. Anak autis telah ditunjukkan untuk menggunakan otak mereka dengan cara yang tidak biasa. Lebih dari 60 tahun setelah autisme pertama kali dijelaskan oleh psikiater Amerika Leo Kanner, masih banyak pertanyaan daripada jawaban tentang gangguan kompleks autisme. Penyebabnya masih belum pasti, namun perlahan, banyak juga mitos tentang autisme yang telah terpatahkan.

Sebagian ilmuwan mendapatkan gambaran yang lebih baik dari apa yang terjadi di dalam tubuh dan otak penderita autisme bahwa autisme muncul dari kombinasi kerentanan genetik dan lingkungan pemicu. Ilmu ilmiah pastinya telah menunjukkan bahwa manusia tidak terlahir dengan autisme, cenderung normal. Lalu orang autis didiagnosis sering menderita yang membingungkan, terserang gangguan sensorik, alergi makanan, masalah pencernaan, depresi, obsesif compulsiveness, epilepsi subklinis, penyimpangan hiperaktif .

Banyak skpetis muncul ke permukaan timbulnya autisme karena peran orang tua sendiri yang tak proporsional. Karena itu, peneliti menambahkan untuk mengatasi persolan autisme disarankan secepat mungkin, terutama buat perempuan saat mulai masa kehamilan, persalinan, dan periode pertumbuhan anak. Menerapkan gaya hidup sehat selalu menjadi parameter kita sejauh mana kita bisa mengatasi penyakit medis. Dan tentu saja penyakit sosial yang bersekutu.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja