Kisah Kapten Gerrard

Sepak bola itu memang bukan lahan yang segalanya harus ideal atau ajang untuk mencari dalih.

Sepenggal kisah nyata pesepak bola bernama Stevan Gerrad mungkin menggambarkan demikian. Kita patut belajar banyak hal dari sang kapten legendaris yang sangat dicintai Liverpudlian-suporter fanatik The Reds. 

Kapten The Kopp sudah mempersembahkan dua gelar Piala FA, tiga Piala Liga, satu Liga Champions, satu Piala UEFA, dan satu Piala Super UEFA.

Namun ia belum pernah merebut trofi Liga Primer Inggris selama 17 musim berkarier pada kompetisi sepak bola tertinggi negeri Ratu Elizabeth itu. Dia bisa jadi pemain terhebat yang belum pernah sukses juara Liga Primer Inggris. 

Gerrard bergabung dengan akademi Liverpool ketika masih berusia 9 tahun. Sejak melakoni debut bersama Liverpool senior melawan Blackburn Rovers pada 29 November 1998, ia telah bermain mendekati 504 pertandingan EPL dengan 120 gol. 

Pada musim 2014, gelar EPL itu sudah sangat dekat. Liverpool memimpin klasemen hingga 3 laga tersisa. Namun kekalahan 0-2 dari Chlesea di match-36 dan disusul ditahan Crystal Palace dengan skor 3-3 , membuat ambisi itu terempas hanya dalam waktu 7 hari. The Kopp, tersalip oleh rivalnya, Manchester City di akhir musim.

Di pentas internasional bersama Inggris, karirnya lebih buruk lagi, jika tak bisa dikatakan tragis. Sejak berkostum Tiga Singa, perjalanan Inggris di setiap turnamen tak pernah memuaskan. Gerrard bermain di 3 Piala dunia dan 2 Piala Eropa. Hasilnya jeblok, paling jauh Inggris hanya sampai ke perempat final. Terakhir mereka terpukul di Brasil 2014 secara nelangsa. 

Gerrard mengaku sangat tertekan dengan kegagalan memalukan itu. Apalagi di pertandingan kedua yang sangat menentukan melawan Uruguay, Gerrard merasa bersalah pada momen dia menghalau bola dengan sundulan yang justru memberikan peluang bersih yang dikonversi gol kemenangan Uruguay oleh Luiz Suarez, di menit 85. Gol emas itu mengubur impian Inggris untuk bertahan lebih jauh di turnamen.

Sama persis ketika dia merasa terpeleset jatuh yang membuatnya kalah dari Chelsea di pertandingan yang sangat penting. Tak lama kemudian, Stevie Gerrard dengan berat hati memutuskan berhenti untuk memperkuat Inggris lagi. Tapi hatinya diyakini masih bersama Liverpool untuk seumur hidup.

Hidup adalah tentang perjuangan dan perubahan. Setiap manusia harus selalu berusaha hingga takdirnya terungkap. Dan Tuhan selalu memberikan keajaiban bagi orang yang terus berusaha. Itu keniscayaan.

Salam sepak bola.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja