Piano Steinway & Sons

Tahukah Anda barang klasik paling diburu para kolektor? Bukan mobil. Bukan pula benda pusaka. Tidak juga perhiasan, melainkan seperangkat alat musik piano bermerk Steinway & Sons. Saat ini Steinway & Sons diproduksi sangat terbatas. Semakin klasik, Steinway & Sons makin bernilai. 

Saya selalu terpukau dan kagum melihat orang main piano. Piano memang bukan instrumen musik biasa. Secara fisik saja, alat ini elok, dingin, berkilau, dan tampak elegan. Tak sembarang orang dapat memainkannya dengan benar. Dan Steinway & Sons adalah yang terbaik di kolong langit, seperti yang pernah diucapkan oleh John Lennon, pianis The Beatles

Tak terhitung lagi mahakarya komponis-komponis tercipta dari dentingan tuts-tuts dan pedal piano yang dibuat pertama kali Henry Engelhard Steinway pada 1836. Steinway & Sons adalah standar kelas satu yang menjadi acuan bagi rumah-rumah konser orkestra dan sekolah-sekolah musik yang ada di Eropa dan AS. Pianis klasik dunia, seperti Sergei Rachmaninoff, Arthur Rubinstein, dan Vladimir Horowitz, hanya menggunakan piano Steinway & Sons dalam konser-konser mereka. 

Memasuki era musik modern, sejumlah komposer ternama juga menggunakan piano Steinway & Sons, mulai John Lennon, Billy Joel, Elton John, sampai Diana Krall. Di Indonesia sendiri, dari liputan sebuah majalah, barang ini termasuk sangat langka, diyakini tak lebih dari 30 unit. Pemiliknya didominasi diplomat yang membeli punya ekspatriat yang telah purna tugas dan hendak pulang. 

Andi Rianto, komposer jenius, tak memiliki Steinway & Sons yang diakuinya the best piano in the world karena suaranya yang enak dan presisi. 

Steinway & Sons bukan lagi sekadar alat musik, sudah jadi simbol prestise sekaligus investasi. Majalah Forbes pernah menaksir piano Steinway & Sons buatan tahun 1929 hingga 1958 saat ini berharga enam kali lipat dari harga aslinya. Sedangkan buatan tahun sesudah itu sampai 1978 berharga tiga kali lipat.

Kenapa mahal? Menurut situs resminya, setiap piano grand Steinway & Sons terdiri lebih dari 12.000 panel. Tiga elemen utamanya: kayu cemara, rangka besi yang bermutu tinggi, dan tuts yang terbuat dari gading. Dibutuhkan 450 orang untuk merakit dalam waktu berbulan-bulan. 

Demikian legenda Steinway & Sons.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja