Pengalaman Menulis Surat Pembaca Surat Kabar

Sebagai pembaca (Kompas) saya pernah menulis opini surat pembaca kepada redaksi surat kabar yang telah berusia 55 tahun ini sekitar dua tahun silam. Meskipun surat saya ini tidak bisa dimuat karena beberapa pertimbangan redaksi, saya cukup senang dan untuk selalu mengingatnya saya ingin mempublishnya di blog pribadi. 

Saya menuliskan kembali surat pembaca tersebut secara otentik. 

Tanggapan dan Klarifikasi Artikel "Mawar Merah di Hilir Sarmiento"

Sangat menarik  dan menginspirasi menyimak perjalanan dan kiprah Jusuf Kalla sebagai wakil presiden dua kali dengan presiden yang berbeda (SBY dan Jokowi), dalam artikel Kompas yang berjudul Mawar Merah di Hilir Sarmiento, pada Minggu 2 Desember 2018, pada halaman 2.

Kompas menulis mengenai tautan dua peristiwa Jusuf Kalla di tahun terakhir periode pertama dan kedua saat beliau menjabat wakil presiden. Yakni, pada 2 Desember 20018 saat JK berlayar di Sungai Tiegre-Sarmiento, Buenos Aires, Argentina. Kemudian dihubungkan dengan peristiwa 10 tahun sebelumnya, saat JK meresmikan Museum Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di Jakarta, 3 Desember 2008.

Pada 2008, JK merupakan Wapres SBY, dan ditulis JK dan SBY sama-sama tahu akan saling berhadapan pada pemilihan presiden pada 8 Juli 2009. Karena seperti yang lanjut ditulis Kompas, "Pada 5 Mei 2008, KPU telah mengumumkan tiga pasangan calon yang akan bertarung. JK berpasangan dengan Wiranto; SBY berpasangan dengan Boediono; Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Dalam paragraf ini ada yang keliru, karena sepengetahuan dan seingat saya, pemilu Legislatif dan pilpres 2009, dilaksanakan secara terpisah. Pemilihan legislatif pada 5 April 2009 sedangkan Pilpres pada 8 Juli 2009.

Kita semua tahu untuk bisa bertarung di pilpres, partai politik dan gabungan parpol wajib mencapai ambang batas pencalonan berdasarkan hasil Pileg (April 2009), jadi secara logika waktu, penetapan pasangan calon pilpres 2009 baru bisa ditetapkan pada bulan Mei 2009. Bukan 5 Mei 2008, seperti yang ditulis dalam artikel.

Kemudian jika memang terjadi kesalahan pengetikan, yang dimaksud Kompas adalah pada 5 Mei 2009, maka  dengan otomatis, juga akan memengaruhi alur narasi dalam artikel ini, karena sebelumnya ditulis dalam situasi kebatinan yang tidak mudah (pada 3 Desember 2008) JK mendampingi SBY, telah ia dampingi selama 4,5 tahun sekaligus petahana yang tak akan menggandengnya lagi pada kontestasi Pilpres 2009. Padahal pada 3 Desember 2008 saat itu, belum ada penetapan pasangan calon pilpres, bahkan pileg 2009 pun masih empat bulan lagi dilaksanakan.

Demikian tanggapan saya terima kasih sebelumnya.

****

Berikut konfirmasi balasan dari redaksi Kompas atas surat saya.

Yth. Sdr Muhammad Zulfadli,

di tempat.

Disertai salam dan hormat, Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 11 Desember 2018 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Tanggapan Dan Klarifikasi Mawar Merah Di Hilir Sarmiento". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas. Setelah membaca dan mempelajari substansi yang diuraikan di dalamnya, akhirnya kami menilai ARTIKEL tersebut tidak dapat dimuat di harian Kompas. Pertimbangan kami,

√ kesulitan mendapatkan tempat

Harapan kami, Anda masih bersedia menulis lagi untuk melayani masyarakat melalui Kompas, dengan topik atau tema tulisan yang aktual dan relevan dengan persoalan dalam masyarakat, disajikan secara lebih menarik.

Untuk kelengkapan administrasi, bila mengirimkan tulisan mohon disertakan pas foto (Abaikan bila sudah pernah kirim). Terima kasih.

Jakarta, 20 Februari 2019

Hormat kami,

Desk Opini Kompas


 C A T A T A N :

Kriteria umum untuk ARTIKEL Kompas :

  1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain .
  2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk Blog, dan juga tidak dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain.
  3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang actual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat.
  4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komuninas tertentu, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah vak atau jurnal dari disiplin tertentu.
  5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.
  6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena.
  7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.
  8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.
  9. Menyertakan data diri/daftar riwayat hidup singkat (termasuk nomor telepon / HP), nama Bank dan nomor rekening (abaikan bila sudah pernah kirim).
  10. Alamat e-mail opini@kompas.co.id



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja