Ideologi Indonesia adalah Pancasila

(dok. pri)

Dalam kehidupan kita sehari-hari, segala lapisan masyarakat banyak telah melupakan lima asas dasar negara kita Pancasila, kalaupun ada yang masih mengingatnya, relatif memahami Pancasila hanya aspek sejarah dan sisi luarnya saja, padahal masih banyak yang dapat digali lebih dalam dari nilai-nilai Pancasila.

Kita juga pola pikir keliru dalam mengimplementasikan Pancasila. Banyak yang menilai Pancasila sebagai ideologi bangsa hendaknya disakralkan bahkan dikeramatkan, padahal esensinya ideologi tersebut diperbincangkan dan diaktualisasikan secara terus menerus sebagai ideologi yang berproses. 

Hal itu terjadi karena Pancasila bagi sebagian masyarakat baru sebatas hal yang mempengaruhi pola perasaan (pattern of feeling) dan pola pikir (pattern of thinking), tapi belum sampai kepada perilaku keseharian atau pola perilaku (pattern of action).

Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa dan negara Indonesia merupakan landasan bagi seluruh aspek yang ada dalam gerak kehidupan kita sehari-hari. Pancasila dengan nilai-nilai universal dimana terkandung nilai spiritualitas, humanisme, kebersamaan, demokrasi, dan keadilan merupakan nilai paling berharga yang kita miliki.

Namun, kita mungkin lupa dan tidak menyadari bahwa nilai-nilai dasar tersebut semakin lama semakin terpinggirkan oleh ideologi asing dengan nilai-nilai modern yang terkadang tidak sesuai dengan semangat ke Indonesiaan, sehingga dengan mudahnya melupakan nilai-nilai jati diri bangsanya.

Bahkan lebih gawat lagi, cenderung ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi negara oleh kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan sempit. Padahal Pancasila tidak pernah memandang ideologi lain sebagai lawan yang harus disingkirkan, tapi bagaimana mengakomodasikan hal-hal positif supaya bermanfaat bagi bangsa.

Dampak arus globalisasi dimana era informasi dan komunikasi berlangsung sangat terbuka mungkin yang menciptakan fenomena ini. Pancasila sudah tidak dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan, terutama kebijakan ekonomi yang kerap bersifat liberalisme. Semangat kebebasan liberalisme telah disembah banyak orang yang seolah memberi harapan akan kemajuan dan kemakmuran. Ideologi liberalisme telah berkembang pesat dan cenderung menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan.

Oleh karena itu pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus menjadi pihak paling depan untuk kembali menghidupkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Orang-orang di pemerintahan harus memberikan teladan kepada masyarakat. Terasa naif jika mengharapkan implementasi Pancasila dalam segala bidang dilakukan oleh masyarakat jika pemerintah sendiri menyimpanginnya.

Bukankah kemajuan suatu negara pada dasarnya terletak pada kualitas sumber daya manusia yang tidak bisa dilepaskan dari nila-nilai tradisionalnya, dengan terus menggali kekayaan lokal dan memanfatkan potensinya. Lantas, kenapa kita malah meninggalkan keluhuran bangsa sendiri, yakni Pancasila.

Oleh karena itu pada momen hari lahir Pancasila hari ini, 1 Juni, mari kita gali dan aktualkan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Bukan untuk siapa-siapa, namun buat kita semua yang bangga terhadap bangsa dan negara sendiri. Negara Indonesia.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naik Kereta Api Surabaya ke Jogja

Mencermati Teori Werner Menski: Triangular Concept of Legal Pluralism

Perjalanan Seru dari Makassar ke Jogja